Saturday, June 15, 2013

Serambi JAZZ: Monita Tahalea and The Nightingales




Goethe Institut, 13 Juni 2013.

Punya kesempatan menonton Monita Tahalea and The Nightingales di Goethe kemarin malam itu rasanya adalah sesuatu yang begitu menguntungkan pendengaran. Tak menyangka, tanpa membayar sedikitpun, telinga ini bisa mengaku begitu terpuaskan.

Sejujurnya, tak ada rencana menonton acara itu hingga H-1. Teman-teman yang katanya mau menemani, akhirnya membatalkan satu persatu hingga akhirnya hanya tersisa satu yang masih meluangkan waktu. Namun begitu, saya tak terlalu merasa terganggu.

Penampilan ini adalah penampilan mereka yang baru pertama kali saya lihat. Saya tak tahu banyak lagu-lagu dari Monita. The Nightingales juga baru saya dengar gaung namanya dari flyer acara ini. Hanya bermodalkan rasa ingin tahu, akhirnya saya putuskan untuk lebih tahu. Saya berangkat ke Goethe, meskipun baru disanalah saya bertemu dengan seorang teman yang menunggu (dalam arti, saya berangkat ke Goethe sendiri).

Sampai di sana dan menyaksikan dengan mata kepala, saya tak menyangka, ternyata mereka begitu mengagumkan. Monita tampak cantik. Suaranya ciamik. Begitupun dengan penampilan musisi-musisi pengiring yang tak kalah apik. Semisal Ricad Hutapea pada saxofon, Yoseph Sitompul pada piano, Chaka Priambudi pada bass, Gerald Situmorang pada gitar, dan Jessi Mates pada drum.

performing beberapa lagu pertama

Selama kurang lebih 2 jam, sedari pukul 19.30 hingga pukul 21.30, mereka membawakan lebih dari 10 lagu. Tidak jelas pastinya berapa, karena telinga dan mata terlalu terkesima. Seingat saya, diantaranya ada Senja, Over the Rainbow, juga Di Batas Mimpi yang tak luput mereka bawakan.

Di tengah pertunjukkan, para penonton diberi satu hal mengejutkan, yakni saat di mana Monita mengundang Indra Lesmana untuk naik ke atas area pentas. Semua bertepuk tangan riuh. Terlebih lagi,  saat mereka kemudian membawakan satu buah lagu, God Bless The Child. Teduh. Sungguh teduh.

Monita, The Nightingales, and Indra Lesmana singing Ingatlah.
Lagu-lagu lain yang dibawakan (selain yang telah disebutkan) tak pernah sanggup membuat mata, hati, dan telinga ini menutup untuk menatap penuh kagum. Dari semua lagu yang mereka suguhkan, salah satu lagu yang menurutku begitu membuat candu adalah yang berjudul Butir WaktuJust let you know, lagu ini merupakan ciptaan dari Chaka Priambudi, sang penakluk Bass.


Penampilan ini sungguh tak mampu membuat bibir berhenti menyunggingkan senyum. Paling tidak tunggu dulu empat hari, baru bisa lupa sedikit. Yang sangat disayangkan adalah, pertunjukkan itu tak lebih dari jam setengah sepuluh. Mereka menutup penampilan  malam itu dengan sebuah lagu berjudul Hope yang dibawakan Monita bersama iringan piano dari tangan lincah Yoseph Sitompul.


Malam itu yang saya putuskan hanya satu. Saya (yang belum pernah menyaksikan Monita secara live) langsung menetapkan diri sebagai pengagum suara manisnya.

--


No comments:

Post a Comment

Thanks for leaving a comment :)