Mereka bilang dia perasa.
Bukan, bukan perasa makanan apalagi minuman.
Ini soal hatinya.
Begitu penuh rasa, namun sedikit logika.
Hadirkan begitu banyak prasangka.
Berkelibatan di kepala.
Padahal yang lain menganggap biasa.
Mereka bilang dia selalu merasa tersiksa.
Padahal tak ada yang menyiksa.
Memang tak ada.
Tapi mereka tidak tahu saja.
Mereka tidak peka saja.
Dia hanya ingin didengar.
Dia hanya ingin dimengerti.
Karena kembali lagi, dia makhluk penuh rasa.
No comments:
Post a Comment
Thanks for leaving a comment :)