Tuesday, December 23, 2014

Hi! I am Jeanett. Jeanett Verica. Thank you (DMJ)...

Sampailah saya pada penghujung pekerjaan pertama saya yang telah berhasil mengambil kebebasan saya berleha-leha setelah dinyatakan lulus kuliah (bahkan sebelum merasakan wisuda, ngg...). Pekerjaan pertama yang mengharuskan saya cepat beradaptasi dari kehidupan perkuliahan (yang telat aja nggak papa, yang setelah kelas masih bisa leha-leha, yang bisa seenaknya menjadikan gedung bioskop sebagai pelarian untuk menghibur diri) menjadi rutinitas kehidupan yang memiliki jam kerja dan jam istirahat sama setiap harinya, yang memaksa saya melewati rute yang sama dan mewajibkan saya menerapkan kebiasaan untuk disiplin dalam setiap menit yang saya lalui (nggak ada lagi, deh masuk jam 8 baru berangkat jam 8).

Dimuluskan sejak lulus hingga mendapat pekerjaan, lantas tidak membuat saya menjadi manusia paling beruntung seperti yang dipikirkan kebanyakan orang. Banyak hal yang tertunda untuk saya lakukan ketika fokus saya teralih di tempat kerja. Namun, saya tidak menyesal. Kenapa? Ya tentu saja karena saya mampu mendapatkan hal-hal lain yang menyenangkan. Saya mendapat penghasilan per bulan yang jelas. Kemudian, saya akan memiliki pengalaman kerja. Saya bisa belajar banyak dan juga bisa mendapatkan hal-hal unik di divisi yang saya tempati. Yang paling penting, saya bertemu tim sumapyang yang kegilaannya melebihi batas kewajaran. Dan. Saya. Suka. 

11 bulan sudah saya lewati di tempat ini dan kini akhirnya harus saya sudahkan. 

Anggaplah tulisan ini adalah cerita. Cerita saya yang memuat rasa terima kasih saya. Terima kasih saya pada PT Dunia Makmur Jaya yang telah memberikan kesempatan kerja. Juga pada tim Marketing (tim sumapyang) yang telah mewarnai hari-hari saya *tsaelah.

Terima kasih untuk MM,  atasan saya plus senior Prancis bertahun-tahun di atas saya. Terima kasih sudah menunjukkan saya bagaimana cara mengatur sesuatu agar semua berjalan baik, sudah mengajarkan saya untuk menggunakan excel secara lebih expert (count if dekaka), memberitahu saya cara kerja lebih efisien, tertata, teratur, namun tetap simpel. Walaupun tidak bisa dipungkiri, terkadang geregetan juga dengan kerjaan yang tiba-tiba datang berentet, kemudian dengan miskomunikasi yang satu dua kali terjadi, tapi saya sadar itu bagian dari pekerjaan yang harus dijalankan. Dan ada kelegaan tersendiri ketika pekerjaan itu dapat diselesaikan kemudian diserahkan. Terima kasih juga untuk kesediaannya berbagi sayuran tanpa micin, berbagi buah dan berbagi kentang serta makanan nggak halal. Terima kasih untuk kebersamaannya (makan di Sushi Tei, ke St. Moritz, dll dll). Terima kasih kado natalnya! Semoga Mba sukses selalu di tempat kerja baru nantinya. Dan semoga keinginannya punya momongan cepat dikabulkan. Amin. 

Terima kasih untuk mba cabe NM. Badan langsingmu menginspirasi saya untuk tetap nggak makan nasi sampai waktu yang entah kapan. Tapi Mba jangan keseringan puasa ya, nanti gampang terbang ✌. Hehe. Terima kasih untuk tebengannya sampai IPEKA atau Pasar Puri. Terima kasih untuk kebersamaan, keceriaan, dan kegilaannya ketika berselancar di PIK bersama si patung unyu. Semoga Mba cepat diberikan momongan juga dan bahagia bersama keluarga kecilnya. Sukses terus di pekerjaannya dan tetap semangat ya.

Terima kasih juga untuk bu DP. Meskipun baru hampir sebulan seruangan, tapi ibu rame dan asik gitu orangnya. Makasih telah mencerahkan hari-hari kami di Marketing tiap ngeliat senyum Ibu yang aduhai indahnya *ihiy ncikiwir*. Makasih untuk kebersamaannya ya Bu. Good luck dan sukses selalu buat Ibu. *btw, suara Ibu bagus, loh kalau nyanyi :)

Terima kasih juga untuk mba kakak HH. Terima kasih untuk jalan kaki sore-sore menuju gerbang IPEKA. Untuk musik-musik yang senantiasa diputar biar nggak sepi. Untuk lagu tahu sumedang, lagu lawas, lagu zumba, lagu hardcore sampai lagu dari grup musik tak berlabel terkenal (ceritanya anak indie). Untuk video dan instagram si yellow yang selalu kita kepoin buat hiburan sore-sore. Terus juga untuk film yang sering ditonton bareng-bareng. Untuk dukungan penuhnya ketika saya mau membeli Asus Zenfone 5. Untuk video-video kocak yang mewarnai jam-jam makan siang. Dan untuk untuk yang lain. Terima kasih untuk kemandirian dirimu yang secara nggak sengaja ngajarin saya buat nggak manja. Sukses terus di DMJ ataupun di tempat baru nantinya ya Mba. Amin.

Terima kasih juga untuk mba kakak cabe KP. Terima kasih sudah menjadi teman nge-Rejeki, teman nge-Honey Lemonshot, teman no-Rice, teman jalan kaki dari Pasar Puri, teman OCDan yang akhirnya nggak tahan buat lama-lama nggak makan, teman makan seaweed, teman makan cemilan, teman makan gorengan, teman makan bakwan malang dan juga teman makan mi ayam (tenang, bukan teman makan teman kok). Terima kasih untuk wajah ekspresif yang selalu berhasil bikin saya ketawa akut. Mayan, saya nggak perlu nonton Stand Up Comedy lagi kalau lagi bete. Oiya, terima kasih juga untuk kesabaran dan ketegarannya ketika saya bonceng pakai motor pinjaman yang kalau mau ngerem harus pakai kaki dulu. Terima kasih untuk agenda Eiffelnya yang jadi saksi kerjaan-kerjaan saya. Pokoknya, terima kasih untuk kebersamaannya! Semoga bisa jadi Graphic Designer yang sukses, jadi founder kamikawin yang berhasil, serta jadi mempelai wanita yang cantik dalam waktu yang nggak usah lama-lama lagi. OIYA, YANG PALING PENTING JANGAN KELAMAAN JADI BOCAH GET RICH, tapi kudu GET RICH beneran. Akhir kata, semoga di posisi yang baru nanti, suara kakak KP bisa makin seksi dan menawan karena sering nelfon customer. Sekian.

Terima kasih untuk mba cabe HR yang dengan motor jambrongnya suka nebengin saya sampai Depok dan suka boncengin saya juga kalau kebetulan lagi makan siang bareng. Salut banget sama emak-emak kayak Mba. Pergi pagi pulang sore bawa motor keliling Jakarta, Tangerang, Bogor sampai kadang-kadang ke Bekasi yang...begitulah. Terima kasih udah jadi teman dan partner survey yang sekaligus jadi teman berkeluh kesah. Sukses selalu ya Mba HR semoga tetap jadi ibu dan istri serta cabe yang santun. Amin.

Terima kasih untuk koko AR yang jadi satu-satunya laki-laki di Marketing. Terima kasih udah suka nebengin saya ke stasiun Juanda, terus ke Puri Indah Mal, ke stasiun jin buang anak, sampai ke Cengkareng. Pernah juga ke GI sama GKJ. Semoga kebaikan hatinya berbalas dengan harta berlimpah di Line Get Rich maupun di kehidupan nyata. Jangan keseringan hangover sama main dota apalagi terlena obsesi jadi brand ambassador indomie (haha), biar umurnya panjang badannya sehat. Terima kasih juga udah sering baik hati bagi-bagiin jajanan dan mau kalau dititipin makanan. Berkat melimpahlah pokoknya. Sukses terus koko! Amin.

Terima kasih juga untuk ibu RS yang keibuan dan sangat baik, untuk kakak WY tebengan setia ke kali deres (jeanett anak nebeng abis), maupun mamas AO (yang biarpun selalu menggodegodekan bangku saya tetapi saya yakin orangnya baik karena suka nebengin saya sampai Living World) yang meskipun udah memisahkan diri duluan, tetapi menyisakan ceritanya sendiri-sendiri. Sukses untuk kalian semua.

Akhir kata, terima kasih (lagi) untuk kebersamaan yang magnifique selama 11 bulan ini di DMJ. Terima kasih untuk tawa tiwi canda tim sumapyang yang suka berujung pembullyan but it's awkay. Sukses untuk kalian semua!


See you when I see you!
Bisous ☺

Tuesday, December 16, 2014

The Power of A Good Family: 7 Hari 24 Jam

The Foundation of Everything is A Good Family.

Sepenggal kalimat itulah yang dapat saya temukan dalam serangkaian film 7 Hari 24 Jam, sebuah film bertemakan kehidupan keluarga pasca pernikahan.

Nasib beruntung telah membawa saya pada sebuah tiket gratis yang akhirnya dapat saya boyong ke Metropole XXI. Selembar tiket dari Mba Esty, yang akhirnya dapat saya gunakan untuk menyaksikan aksi adu akting Dian Sastrowardoyo dan Lukman Sardi. Meskipun harus menonton sendiri karena tiket hanya diberikan satu, pun rasanya tidak menjadi persoalan berarti.

Film 7 Hari 24 Jam ini bercerita tentang  kehidupan rumah tangga seorang sutradara sukses yang tengah memproduksi sebuah film dengan seorang wanita karier yang cukup sibuk dan menjadi pekerja andalan oleh atasannya. Mereka adalah Tyo (Lukman Sardi) dan Tania (Dian Sastro). Pernikahan yang sudah diarungi selama lima tahun ini telah menghasilkan seorang anak perempuan bernama Ayla. Ya, lima tahun, satu tahap usia pernikahan yang sering disebut-sebutkan sebagai usia rawan dalam sebuah hubungan.

Pada suatu kali, Tyo yang terlampau sibuk syuting film dari malam hingga pagi terus-menerus selama beberapa hari harus masuk rumah sakit. Di tengah proses syuting, ia tak sadarkan diri. Satu pasang dokter (dokter tua --diperankan Hengky Solaiman-- dan dokter muda --diperankan Verdi Solaiman--) yang ada di rumah sakit menengarai penyakit Tyo sebagai penyakit Hepatitis A.

Berselang beberapa hari semenjak Tyo masuk rumah sakit, Tania juga ikut masuk rumah sakit. Gejala tifus mendera Tania setelah beberapa hari menjadi wanita super. Super karena di waktu yang bersamaan, Tania harus siaga sebagai istri dari Tyo yang sakit, sebagai ibu dari Ayla yang masih kecil, dan sebagai wanita yang sedang menuju puncak karier di pekerjaannya.

Hal tersebut membuat Tyo dan Tania harus beristirahat selama 7 hari di kamar rumah sakit. Cerita selama 7 hari inilah yang membuat saya dapat berkesimpulan, film ini bagus dan layak untuk ditonton. Apalagi untuk mereka yang sudah berkeluarga dan sedang menapaki tahun kelima mereka.

Baiklah, mengapa saya katakan bagus?
Di film ini, saya melihat cerminan sebagian besar wanita jaman sekarang. Wanita yang tidak lagi 'hanya' berperan sebagai ibu rumah tangga yang mengurus anak dan suami, melainkan juga berperan sebagai pengejar karier yang tak bisa diremehkan.

Kemudian, apakah ada salah satu yang harus dikorbankan untuk mencapai salah satu yang lainnya? Bagi film ini, dan saya setuju, jawabannya adalah tidak. Keduanya bisa dijalankan bersamaan asalkan ada dukungan. Dukungan yang terpenting memang dari diri sendiri, tapi ada kalanya, kita tidak bisa menampik bahwa kita juga membutuhkan dukungan dari orang lain. Apalagi, ketika kita sedang berada di posisi yang tidak lagi mampu menyemangati diri sendiri.

Sosok Tania buat saya sudah cukup merepresentasikan gambaran wanita karier yang nyaris sukses membina rumah tangga. Dengan karier yang menuntut banyak waktunya, anak yang harus diurus dan dibacakan dongeng setiap harinya, serta suami yang butuh dukungan dan perhatian, Tania berhasil mengatasi semua itu meskipun sempat diuji dengan beberapa masalah. Bohong saja jika tidak ada satupun masalah yang pernah mampir di kehidupan pernikahan seseorang. Ayah ibu kalian juga pasti pernah mengalami masa-masa itu, kan? Sama, saya juga. Tapi, pesan mendasar yang saya dapatkan adalah, jangan terlalu lemah menghadapi masalah yang ada.

Ada lagi hal lain yang menarik, sosok Ibunda dari Tania digambarkan sebagai seorang wanita yang begitu mengejar karier hingga rela meninggalkan suaminya. Hal ini jelas berbeda dengan Tania yang pada akhirnya bertahan. Namun, kehidupannya juga pasti berbeda signifikan. Ibunda Tania harus hidup sendiri, sementara Tania, bisa mempertahankan kehidupan keluarga kecilnya.

Menurut saya, film ini ingin menampilkan persoalan-persoalan yang begitu lazim dan sering muncul di dalam kehidupan membina rumah tangga. Masalah waktu yang seolah tak cukup mengurus ini itu, masalah karier, juga masalah cemburu-mencemburu. Akan tetapi, masalah ini tidak menjadi persoalan yang berujung perceraian, justru menjadi celah yang dapat dimanfaatkan untuk kembali mengingat komitmen pribadi ketika saling tukar cincin. That's it. Dan di film ini, Tyo maupun Tania menunjukkan bahwa karir akan tetap dapat dicapai, tetap dapat dikejar, selama mereka saling mendukung dan saling memberikan support. Selama mereka mampu membiarkan satu sama lain tetap menjadi diri sendiri dan tidak memaksakan diri untuk menjadi orang lain.

Pada akhirnya, film yang dipenuhi unsur komedi di berbagai adegan ini bagi saya ingin mengirimkan pesan bahwa dukungan dan support masih jadi yang terpenting dalam kehidupan suami istri. Meskipun memang harus dilengkapi dengan bumbu-bumbu lainnya, seperti kepercayaan satu sama lain, kesadaran untuk tetap menjadikan keluarga sebagai prioritas, rasa mengerti dan memahami pasangan, serta kesabaran untuk menghadapi masalah-masalah yang akan terus muncul. Dan semua ini adalah hal mendasar yang harus diraih demi pencapaian lainnya. Kembali lagi seperti sepenggal kalimat di awal, The Foundation of Everything is A Good Family.

Source: http://www.mncpictures.com/images/slide/large/slide_1414139704_665px_large.jpg
So, just be good!...

PS: Film ini bagus banget buat ditonton, apalagi aktor-aktrisnya kece-kece daaaan dijamin ngakak terus di setiap adegannya! Konyol, kocak, tapi bermakna. :)

Teater Koma, Republik Cangik - Komedi Satir Membahas Negeri

Kalian setuju nggak, kalau saya bilang pementasan Teater Koma memang sulit dan sayang untuk dilewatkan?

Contohnya saja hari Kamis berminggu-minggu yang lalu (20/11). Rasa-rasanya tidak ada alasan bagi saya untuk tidak menyaksikan pementasan ke- 136 Teater Koma. Sama seperti biasa, menonton hasil produksi Teater Koma adalah hiburan yang sanggup membuat mood saya berubah 180 derajat. Murung  di wajah bisa berganti menjadi puas sekali tertawa. Gimana saya nggak senang ketika pulang?

Source: http://teaterkoma.org/images/wbgallery/m/2014_10/141336229787573.jpeg
Dengan ditemani seorang Maria Tarisa aka bos maltal ke pertunjukkan tersebut, saya akhirnya mantap untuk menyaksikan pertunjukan menarik dari Teater Koma ini. Untungnya, secepat bos maltal konfirmasi akan ikut, secepat itu pula saya memesan tiket dari satu minggu sebelumnya. Banyak teman saya yang tidak berhasil mendapatkan tiket menonton. Sayang.

Menonton aksi panggung berjudul 'Republik Cangik' ini seakan menyaksikan drama di negeri sendiri. Ceritanya menurut saya terpusat pada seorang tokoh atau sosok yang dianggap layak jadi pemimpin negeri Suranesia, sebuah negeri yang baru saja kehilangan raja terbaiknya dan juga negeri yang menjadi latar belakang tempat dalam pementasan ini. Tokoh atau sosok ini mengingatkan saya pada sosok presiden kita yang ke-7, Bapak Ir. Joko Widodo. Suranesia pun mengingatkan saya pada negeri kita, Indonesia. Ceritanya serupa.

Mengapa saya sebut tokoh itu layak menjadi pemimpin Suranesia? Karena ternyata, dia menggunakan dan membawa pedoman atau ilmu Hasta Brata ketika berkampanye. Setelah saya cari-cari tentang Hasta Brata lebih dalam lagi di internet, saya kemudian mengetahui bahwa Hasta Brata berasal dari kata Hasta yang artinya 'delapan' dan Brata yang artinya 'perilaku atau tindakan'. Delapan perilaku tersebut mewakili delapan sifat alam yang turut mewakili simbol kearifan dan kebesaran Sang Pencipta, yakni sifat Bumi, sifat Matahari, sifat Bulan, sifat Samudra, sifat Bintang, sifat Angin, sifat Api, dan sifat Air. Sifat-sifat yang diyakini harus dimiliki calon pemimpin ini ada pada tokoh Jaka Wisesa, seorang tokoh yang dianggap berkompeten oleh Cangik untuk menjadi pemimpin Suranesia menggantikan Maharaja. Cangik sendiri adalah seorang tokoh yang mengadakan acara pemilihan raja Suranesia yang baru ini. Cangik memiliki seorang anak bernama Limbuk yang juga menjadi tokoh terlucu sepanjang pementasan. Dengan tubuhnya yang gempal dan dialognya yang spontan, sontak penonton mampu dibuatnya tertawa. Termasuk juga saya.

Limbuk dan Jaka Wisesa


Jaka Wisesa bagi saya sangat dimirip-miripkan dengan Bapak Joko Widodo. Termasuk tokoh-tokoh lain di 'Republik Cangik' juga seperti mewakili tokoh yang benar-benar nyata, sehingga, tidak hanya cerita yang menggelitik yang saya dapat, melainkan juga cerminan drama pemilihan presiden Indonesia 2014 kemarin. Tentu, digabungkan dengan berbagai ide segar khas Teater Koma. Secara keseluruhan, saya mendapatkan kesan komedi-satirik dalam pementasan tersebut. Semuanya tentu mengacu pada kenyataan yang sebenarnya, namun diberikan bumbu-bumbu lain penambah cita rasa. Beberapa cerita dan kejadian nyata di Indonesia seolah ditampilkan kembali di pementasan kemarin dengan gaya yang lebih lucu. Suranesia tak ubahnya menjadi Indonesia, begitu juga sebaliknya. Meskipun memang, tidak semua hal menjadi sama, ada beberapa improvisasi di Suranesia yang saya kira tidak serupa dengan Indonesia.

Tokoh Punakawan dan raja-raja juga dihadirkan dalam pementasan ini. Beberapa menurut saya cukup berhasil menjadi bumbu hiburan, namun yang lainnya bertugas sebagai pembawa pesan dan sentilan-sentilan tentang kehidupan.

Sangat tidak heran rasanya jika pementasan Teater Koma kali ini mampu membuat saya dan yang lain terhibur. Terlihat dari tawa yang pecah di antara penonton ketika menanggapi adegan lucu dan juga raut wajah sumringah setelah pertunjukkan usai. Semua penonton juga antusias berfoto dengan para pemain sesaat seketika pementasan berakhir. 

Republik Cangik yang dipentaskan selama 4 jam ini pada akhirnya membawa saya ke akhir yang tak disangka. Pemilihan raja baru Suranesia ternyata tak mendapatkan hasil. Putra Maharaja yang pertama datang dan menghentikan pemilihan tersebut. Pementasan ditutup dengan sebuah lagu yang dinyanyikan para pementas. Lagu yang berjudul 'Apa Yang Dibutuhkan Rakyat?' itu dilantunkan dengan penuh penghayatan. Pesannya hanya satu, yakni semua proses pemilihan raja baru itu pada akhirnya harus berujung pada penentu kehidupan yang utama, yakni rakyat yang akan dipimpin oleh raja tersebut. Kemerdekaan yang menyatukan dan merdeka adalah hal yang dibutuhkan rakyat, dan merekalah penentu kehidupan. Cukup menghibur dan sangat sarat akan pesan berkehidupan, saya rasa.



Para pemain

Friday, December 12, 2014

Banana Draw by Winda Yunnal: Pisang (yang dijamin jago) Menggambar.

Kehidupan dari seorang graphic designer rasanya susah ya untuk menemui jalan buntu. Dari gambar sketsa, ilustrasi, sampai replika wajah bisa saja dikerjakan oleh mereka. Tinggal kliennya  saja yang nanti terkagum-kagum melihat hasilnya.

Contohnya saja salah satu teman saya bernama Winda Yunnal. Dengan bakat gambar plus coret-coret kertas yang mumpuni, dia berhasil menghasilkan uang dari karya-karyanya. Nggak cuma coret-coret catatan pengeluaran saja seperti saya.

Banana Draw. Itulah brand atau merek dari hasil karya tangan dan coretan kakak Winda Yunnal ini. Gambar rupa wajah hasil coretan tangan kakak Winda punya ciri yang khas. Imut. Matanya kecil. Pipinya bulat. Kulitnya putih atau kuning langsat. Bikin gemas siapapun yang melihat. Bagaimanapun rupa wajah sebenarnya, ketika digambar oleh kakak Winda ini, pasti bisa serupa sama aslinya, meskipun gambarnya akan punya ciri khas Banana Draw.

Bermula dari iseng-iseng dan keinginan mengejar passion di bidang gambar-menggambar serta ilustrasi-mengilustrasi, Banana Draw ini mulai dirintis pada April 2014. Tepat di sekitar masa-masa menjelang kakak Winda resign dari pekerjaannya. Memang, umur Banana Draw ini masih lumayan terhitung baru. Tapi jangan salah, menurut hasil kekepoan saya, klien yang menggunakan jasanya sudah cukup banyak, lho. Gambar, desain, dan ilustrasi karya kakak Winda ini biasanya digunakan untuk ilustrasi buku anak, desain packaging, ataupun untuk logo. Selain itu, gambar dan ilustrasi teman saya ini bisa juga digunakan untuk desain kartu nama, untuk desain notebook (buku catatan), desain hardcase gadget, desain gantungan kunci, dan untuk benda-benda berbutuh desain  atau ilustrasi lainnya.

Saya sendiri pernah membuat hardcase untuk hp saya dengan desain dari si kakak Winda ini. Jadinya lucu. Gambarnya itu memperlihatkan saya yang sedang minum starbucks dan makan sushi. Asli ya, hedon banget. Hehe. Tapi serunya, ketika saya minta revisi, mau loh dikerjain sama kakak Winda. Akhirnya oh akhirnya, setelah satu atau dua kali revisi, hardcase saya pun jadi, dengan gambar lucu plus unik dan nggak ada yang nyamain. The Only One, syududududu~

Kotak-kotak karena saya suka pakai kemeja kotak-kotak ini.

Ini hasilnya setelah di-apply ke hardcase HP saya. Lucu kan?
Itu baru satu contoh. Contoh lainnya, bisa dilihat sendiri di galeri Banana Draw di Instagramnya atau dilihat sendiri di gambar-gambar berikut ini:

Ini wajah aslinya, ilustrasinya di bawah ini



















Contoh Clear Case - 1

Contoh Clear Case - 2

Contoh Clear Case - 3
Such a cute family picture, huh?







Contoh Pop - Up Card

Dikasih satu paket kayak gini, saya sih nggak akan nolak. Ehehehe.

Pop-up Card, lucu!




Ini juga satu paket dibikininnya.


For more info atau nggak sabaran minta dibikinin desain, langsung saja hubungi kakak a.k.a Miss Winda melalui beberapa cara berikut:

SMS/WhatsApp: +6281808742542
Line: wyunnaw
Instagram: @bananadraw & @windayunnal
Blog: www.bananadance.me

Nggak sabar kan punya barang dengan desain yang lain dari pada yang lain? Ada wajah sendiri dibikin lucu lagi! Asik pisan euy!

Tuesday, December 2, 2014

The Yummies from BreadLife Bakery.

Saya bukan pecinta roti yang setiap hari makan roti. Tapi, saya sekadar suka roti. Apalagi, jaman sekarang sudah banyak bermunculan toko roti yang roti-rotinya penuh variasi dan rasanya sungguh yummy! Nggak bakal gagal menggoda buat dibeli deh pasti.

Salah satu dari sekian banyak toko roti itu adalah BreadLife Bakery. Eits, bukan mau promosiin tempat kerja sendiri, nih. Tapi, memang sebelum bekerja di sini, saya sudah suka sama jenis-jenis roti di toko roti ini.

Iseng-iseng beli patungan sama teman-teman kantor karena ada promo, jadilah di meja saya terdapat tiga roti BreadLife. Ada Pavarotti, Rugby, dan Tiger Roll. Mmm, *ngetik ini sambil nahan laper*.

Tiger Roll - Pavaroti - Rugby - YUMMY!
Selain ketiga roti yang saya sebutkan, ada banyak varian roti lain yang saya suka. Sebut saja Mayo Chickstix, Mamamia, The Ring, Crola, dan Cheese Croissant. Sssttt, di BreadLife juga ada Crocanut, lho! Pastinya, semua itu amat sangat heavenly delicious kalau lagi hangat-hangatnya. Bukan hangat karena dipanaskan, tetapi hangat karena baru matang. Syedap!

Di postingan ini, saya akan bahas beberapa roti yang saya suka dan yang juga kemarin saya beli dari BreadLife. Let's check it!

1. Rugby

RUGBY
Salah satu produk unggulan BreadLife ini tergolong ke dalam kategori roti yang memiliki citarasa manis. Dengan ukurannya yang tidak bisa dibilang kecil, Rugby sangat cocok dinikmati berdua sampai bertiga. Bentuknya sama seperti namanya, yakni mirip bola rugby. Lapisan luarnya agak keras, namun rapuh dan renyah ketika digigit, apalagi ya pas lagi hangat-hangatnya itu tadi. Di dalamnya, kita akan menemukan perpaduan krim coklat, mocca, dan vanilla. Bagian yang tidak terkena filling, rasanya sungguh sangat vanilla. Paling enak yaaaa bagian luarnya itu. Selain karena renyah, chocochip khas Belgianya juga bikin nggak bisa berhenti ngunyah, apalagi karena sifatnya yang cocok untuk dijadikan cemilan.

2. Tiger Roll
Tiger Roll bersebelahan dengan Pavaroti
Tiger Roll dapat dikategorikan sebagai roti asin. Roti ini digulung sama lapisan seperti telur, kemudian ada abon di kedua sisi kanan dan kirinya. Rasanya, hmm, super! Kalau yang ini, sih, dimakan satu juga habis dan mengenyangkan.

3. Mamamia
Mamamia ini juga bisa dikatakan produk unggulan BreadLife. Sangat cocok untuk pecinta keju. Cheddar-nya super yummy.
Usut punya usut, ternyata isi dalam Mamamia ini adalah keju lembaran yang di-bake bersama dengan adonan rotinya. Di atasnya ditaburi keju parmesan. Hmm. Makan satu, kurang. Makan dua, kebanyakan. Jadi? Beli tiga aja terus dibagi dua. Sip, kan?


Mamamia!
4. The Ring
Mirip-mirip sama Mamamia, The Ring ini juga didominasi keju. Tapi, bedanya di dalam roti The Ring, kita juga bisa menemukan potongan Smoked Beef. Setidaknya, nggak monoton rasa keju aja. Karena bentuknya yang unik, saya sendiri kalau makan The Ring suka dengan cara di'potek-potek' per bagian. Yang ini juga kalau lagi hangat, enak banget! Ckckck... Sepertinya dulu saya tidak cinta-cinta amat makan roti. Apalagi selain roti sosis. Haha.


5. Mayo Chickstix

Mayo Chickstix
Bisa bayangin rasa dari roti yang atasnya chicken nugget dipadu sama saus tomat dan mayonnaise? Enak dong pastinya?! Varian unik ini ditawarkan oleh BreadLife Bakery, loh. Sama seperti varian roti lainnya dan seperti prinsip awalnya, nikmatilah selagi hangat. Chicken nugget yang begitu terasa ayamnya akan pas banget kalau dikunyah sama roti plus mayonnaise. Yippieyummie!

6. Crola dan Cheese Croissant




Crola ini pada dasarnya sih croissant juga. Teksturnya sama dengan croissant yang polos ataupun yang cheese croissant. Cuma, ukuran Crola jauh lebih kecil dari ukuran lainnya. Yang bikin Crola ini istimewa adalah kandungan cokelat yang terdapat di dalamnya. It uses Valrhona chocolate. What a really tasty croissant Crola is!
Kalau Crola isinya cokelat, sudah jelas cheese croissant isinya keju. Keju lelehan pastinya, karena sebelum di-bake, kejunya sudah diselipkan di dalam adonan croissantnya.
Crola and cheese croissant are perfectly served while they're hot. I assure you! Endes banget brays!

7. Crocanut (Original, Cream, Almond)
Pernah dengar croissant dikawinkan dengan donat? Crocanut dari BreadLife ini adalah salah satu jawabannya. Iya, ada loh produk baru hasil persilangan donat dan croissant. Crocanut ini sudah cukup populer di bidang Bread & Pastry, sehingga nggak cuma BreadLife yang menyediakan varian ini. Toko-toko lain banyak juga yang jual, tapi di BreadLife, crocanutnya mantap. Ukurannya besar dan pasti mampu bikin kenyang. Lapisan per lapisan renyah. Bubuk kayu manisnya enak. Creamnya juga enak. Crocanut Almond-nya juga syuuurrrp, yummy! Kalau saja saya sedang tidak berusaha menurunkan berat badan dan menghemat jajan, Crocanut Almond pasti jadi menu rutin setiap minggu.

*kabar terakhir: Crocanut yang cream sama almond sudah tidak ada lagi :'

Selain ketujuh varian di atas, masih ada juga varian lain yang nggak kalah lezatnya. Misalnya saja roti-roti dari kategori yang manis seperti Cocoa Fudge, Choco Melt, dan Banana Split. Atau dari kategori yang asin lagi, seperti Pavaroti, Magic Cheese Wand, atau Tuna Mantra. 

Each bread here is perfectly and freshly baked for you. Percaya, deh.

Friday, November 28, 2014

Santap Kuah di Boiling Pot Pesanggrahan

Bahagia itu sederhana. Sesederhana menikmati makanan di tempat makan dekat kantor, untuk  yang terakhir kalinya, bersama kolega tersayang.

Boiling Pot. Itulah nama tempat makan yang saya dan kedua orang teman kantor saya singgahi hari Rabu lalu. Dengan rencana yang dibuat 5 menit sebelum mengunci kantor, kami akhirnya memutuskan ke sana untuk memburu makanan berkuah yang nikmat selagi hangat. Maklum, musim hujan.

Tempatnya tidak terlalu besar, karena memang hanya mengambil satu lantai dari sebuah ruko di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Barat. Meskipun begitu, tempat duduk yang disediakan cukup banyak dan cukup nyaman untuk berlama-lama.




Menu yang disediakan tidak terlalu banyak. Untuk itu, jangan heran jika buku menunya tidak terlampau besar atau tebal. Eits, jangan kecewa dulu. Meskipun nggak banyak pilihan, tapi menu yang ada sudah cukup untuk membuat saya ngeces. Ya, nggak ngeces beneran sih akhirnya.

Berhubung sedari awal saya ingin mencicipi menu yang berkuah, pilihan saya akhirnya jatuh pada 'make your own soup' menu. Wah, apa tuh? Hmm jadi, di Boiling Pot ini, ada sebuah opsi di mana kita diijinkan untuk meracik makanan kita sendiri.

Pertama-tama, saya memilih rasa kuah-nya terlebih dahulu. Dari beberapa rasa (kaldu, miso, tom yum, dsb.), saya memutuskan untuk memilih kuah tom yum. Untuk pilihan kuah ini, kita dikenakan biaya IDR 5,000. Kemudian, saya lanjut memilih-milih isi dari soup saya. Isi yang ditawarkan cukup beragam. Ada bakso sapi, bakso ikan, fillet ayam, udang, beef enoki, sawi putih, berbagai macam jamur, ikan dory, dan masih ada sekitar belasan pilihan lainnya. Untuk isi, saya memilih ikan dory (IDR 12,000) lalu shitake stuffed chicken (IDR 12,000) dan fillet ayam (IDR 15,000). Sentuhan terakhir adalah tambahan makanan berkarbo-nya. Ada nasi, udon, dan ramen. Saya dan rekan saya selanjutnya menetapkan udon sebagai pilihan (IDR 8,000).

Mine!
Rasa dari menu hasil racikan saya ini cukup enak, gurih dan sedap. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan ciri khas Tom Yum, kuah ini nggak "Tom Yum-Tom Yum" banget. Asam dan pedasnya kurang terasa dan kurang membuat mata saya 'micing'. Jadi, hanya sekadar enak, tapi tidak terlalu Tom Yum, meskipun ada sedikit efek 'segar'nya.

Untuk isinya, jumlah ikan dory, fillet ayam, dan shitake stuffed chickennya cukup banyak.   Udonnya juga. Makan 1/2 porsi saja sudah membuat perut saya kekenyangan. Sepertinya Boiling Pot nggak pelit dan saya rasa cukup worth it.

Selain menu racikan sendiri, rekan saya juga memesan satu menu lainnya yang turut dibagi dua. Namanya 'Spicy Mala' (IDR 52,000), semangkuk szechuan traditional hotsoup consist of Sichuanese peppercorn and various traditional herbs. Isinya ada sapi potong, bakso ikan, crabstick, pangsit udang, sawi putih, pakcoy, tahu putih, soun, kembang tahu, enoki, simeji, tomat, telur ayam, dan green onion. Mmm, banyak ya isinya.
Yang ini juga sama, enak dan gurih kuahnya. Isinya lengkap dan enak juga. Tapi, kurang pedas kuahnya. Jadi, harus ditambahin bumbu-bumbu sendiri sesuai selera.






Untuk perbumbuan, kita diberikan tiga bumbu termasuk sambal, yakni sweet chili, hot chili, dan garlic soy. Bumbu-bumbu ini dapat ditambahkan sesuai selera.

FYI, yang biru itu spiritus gel.
Selain menu kuah-kuahan, di Boiling Pot ini juga ada appetizers yang berkisar dari IDR 19,000 - 28,000. Beberapa menu appetizers yang ditawarkan adalah jamur crispy, ayam crispy, labu crispy, dan lumpia sayur.

Menu Ala Carte juga ada. Beberapa menu yang direkomendasikan terdiri atas Mongolian Chicken, Ayam Kung Pao, dan Udang Telur Asin. Menu sayuran yang diunggulkan adalah Daun Ubi Tumis Ebi dan Homemade Tofu.


Kalau tidak ingin makan nasi dengan lauk, kalian dapat memesan Mie Goreng Boiling Pot dan Nasi Goreng Spesial yang jadi juara di Boiling Pot (chef recommended).


Minuman yang kami pesan kemarin ada Honey Lemon Aloe (IDR 19,000), Green Mojito (IDR 24,000), dan Black Tea (IDR 8,000)

Green Mojito
Secara keseluruhan, makanan di Boiling Pot ini enak dan mengenyangkan. Hanya saja, bumbu yang diberikan kurang pas dengan nama menunya. Kurang asam dan kurang pedas untuk Tom Yum, serta kurang pedas untuk Spicy Mala. Kuahnya tidak terlalu berminyak, sehingga nggak membuat kita takut gendut. Asal jangan ditambah dengan menu gorengan ya...

Boiling Pot
Jalan Pesanggrahan Raya 168H, Kembangan - Jakarta Barat
Tel: 021 58303174
FB: Boiling Pot Restaurant
Instagram: @boilingpotid
www.boiling-pot.com

Tuesday, November 25, 2014

Super Tasty Pandan Chicken Found at Jittlada Thai Cuisine, Grand Indonesia

Thailand Cuisine adalah salah satu jenis makanan yang tidak dapat saya tolak sama sekali. Mencicipi tom yam dari setiap restoran  khas Thailand sebenarnya adalah salah satu kegiatan kuliner favorit saya, meskipun tidak sering dilakukan. Nah, berkaitan dengan kegiatan ini, saya akhirnya memutuskan untuk berlabuh pada Jittlada Thai Cuisine pada hari Sabtu dua minggu lalu. Jujur, ini bukan kali pertama saya menyapu pandangan di depan restoran ini. Mungkin, sudah kesekian kali. Tapi akhirnya baru kemarin saya memiliki keinginan untuk mencoba.

Malam itu, saya memutuskan memesan 3 menu makanan plus satu menu minuman. Saya pilih menu yang memang jadi andalan saja.

1. Thailand Traditional Spicy Soup (Tom Yum Kung) IDR 65.5
Famous Thai spicy and sour soup with prawn.



Tom Yum di Jittlada ini disajikan di sebuah mangkuk kecil dan hanya cukup untuk porsi satu orang. Untuk sharing bisa-bisa aja, sih. Tapi, pasti tidak puas. 
Dari segi isi, Tom Yum di Jittlada ini hanya berisi jamur dan seekor udang yang berukuran cukup besar. Nggak tahu juga nama udangnya apa, tapi ya cukup besar dan penuh isinya. 



Dari segi rasa, menurut saya Tom Yum ini cukup enak. Hanya saja, kurang terasa pedasnya. Rasa asam yang segar masih cukup mendominasi, terlebih ada tomatnya juga di mangkuk ini. 

Dari segi harga, saya rasa cukup mahal. Tapi, jika ingin mencoba sensasi Tom Yum yang berbeda, tidak ada salahnya mencoba. Mengingat Jittlada ini hanya dapat ditemukan di mal-mal besar di Jakarta. Kalau tidak salah, di Surabaya dan Medan juga ada. 

2. Pandan Chicken IDR 49.5
Marinated Chicken wrapped up in toey (Pandan) leaf

Ini ayam pandan yang zuper enak! Makanan yang saya duga jadi ciri khas Thailand ini disajikan dengan saus kecap manis dan butiran wijen. 




Satu porsi Pandan Chicken ini berisi 3 potong daging ayam tanpa tulang yang dibungkus daun pandan. Rasa asin dan bumbunya pas. Gurih. Teksturnya renyah dan garing ketika dikunyah. Super nagih.

3. Seafood Phuket-Style IDR 79.5
Mixed seafood sauteed with chili paste garlic and sweet basil


Campuran seafood (cumi, udang, ikan) dalam satu piring ini terasa kurang spesial. Bumbunya seperti bumbu lada hitam, namun tidak persis sama. Rasa manis dan pedas di sausnya cukup enak. Seafoodnya juga terasa segar. Jika ingin dibayangkan, rasa dari menu ini mirip dengan bumbu di chinese food 'Chicken Kungpaw'. Meskipun enak, tetapi saya tidak merasa menu ini unik. Itu saja. Selain seafood, di dalam piring menu ini juga terdapat bawang bombay, jamur, dan paprika.

4. Thai Ice Green Tea IDR 27.5


Rasanya tidak terlalu manis, sesuai dengan selera saya. Saya duga, rasa dari minuman ini sangat mirip dengan Teh Tarik, hanya saja ada aroma dan rasa green tea yang menjadi pembeda. Cukup segar dinikmati setelah mengkonsumsi makanan khas Thailand yang penuh rasa dan penuh bumbu itu.

Jittlada Grand Indonesia
Lt 3A #FD 1.
T/F : +62 21 2358 0573