Sunday, July 21, 2013

2nd article on KoranSINDO ;)

Postingan terakhir untuk hari ini. Hehe. Udah beberapa hari nggak nulis blog, sekalinya nulis, bikin 3 tulisan yang kesannya curhat semua. Ya, semoga nggak pada bosen aja bacanya. (HARUS BANYAK YANG BACA, EUY!) Hehehe.

Kali ini, gue mau numpahin rasa seneng gue lagi, karena, tulisan kedua gue terbit di KoranSINDO, rubrik GenSINDO! Yeay :):):).

Isinya tentang ajakkan gue buat para muda mudi jaman sekarang, supaya mereka enggak memilih untuk GolPut di pemilu 2014 mendatang. Banyak banget orang-orang di sekitar gue yang terkesan acuh tak acuh dengan kehidupan politik gitu, nah makanya, atas keinginan sendiri dan atas usul koordinator GenSINDO, akhirnya, gue bikin deh tulisan tentang Politik bagi Kaum Muda. Tujuannya, ngajak muda-mudi biar nggak apatis dan apolitis.


Semoga, di pemilu 2014 nanti, kita nggak apolitis ya terhadap kehidupan politik bangsa Indonesia! Amin :)

PS: Buat teman-teman yang ingin menulis juga, ayo terus kirimkan tulisan kalian ke koran-koran (biasanya, kalo tulisan kalian seru, pasti dimuat!), atau daftar jadi volunteer GENSINDO juga boleh, hehe.
@GenSINDO
;)

FILM: PACIFIC RIM.

SINOPSIS

Sejumlah monster, dikenal sebagai Kaiju muncul dari dasar laut. Dimulainya perang yang merenggut jutaan nyawa dan merebut sumber daya yang ada. Untuk melawan raksasa tersebut, sebuah senjata khusus dipersiapkan: sejumlah robot dengan sebutan Jaegers yang dikendalikan oleh dua pilot. Namun Jaegers tak berdaya melawan Kaiju.

Di ambang kekalahan, pasukan manusia tidak memiliki pilihan selain mengambil alih melawan Kaiju. Seorang mantan pilot (Charlie Hunnam) dan pilot yang belum teruji (Rinko Kikuchi), keduanya adalah harapan terakhir manusia menyelamatkan bumi.


sumber: http://21cineplex.com


Film ini gue tonton minggu lalu, hari Selasa, tanggal 16 Juli 2013. Berawal dari keisengan belaka, karena tanpa rencana. Tapi, yasudahlah. Hehe.
Gue udah pernah liat trailer film ini sebelumnya, dan waktu itu gue tertarik. Mirip-mirip sedikit sih sama film Transformers gitu, tapi ternyata beda. Mungkin emang sama-sama robot-robotan juga, tapi jelas berbeda lah ya robotnya. ;) 

Ceritanya sendiri sedikit rumit dan agak sulit diterima oleh logika. Cuma, lagi-lagi, kan namanya film yah? Jadi, se-nggak masuk akal apapun ceritanya, tetep harus disadari kalau itu hanya fiktif belaka, dan harus bisa dinikmati. Hehe.
Selama film ini berlangsung, gue cuma mikir, kenapa ya itu raksasa dari bawah lautnya gede banget (ya iyalah, namanya aja udah raksasa, gimana sih ente?). 

Film ini bener-bener bikin geregetan. Gue kesel sama Kaiju yang nggak abis-abis keluar dari laut. Tapi, kekesalan gue terobati karena melihat tampang Charlie Hunnam (as Raleigh Becket) yang ganteng banget. Hehe. Dia jagoan banget soalnya di film ini. Terus, yang bikin menganga sih nggak lain dan nggak bukan adalah efeknya. Dan kepintaran film ini. Robot yang gede banget gitu, bisa dikendaliin hanya oleh dua manusia, yang berada cuma di kepala si robotnya. Terus, kedua pikiran pilot bisa disinergikan, sehingga bisa saling baca pikiran gitu. Enak juga sih ya, kalau di dunia nyata, orang yang satu dengan orang yang lain bisa tukeran pikiran gitu, bisa disatuin pikirannya. Haha.

Keseluruhan film ini gue bilang oke dan menarik banget. Menjelang akhir-akhir cerita, ada bagian yang bikin gue terharu banget. Soalnya ada jagoan lain, yang rela mengorbankan dirinya untuk menyelamatkan orang lain. Untung nggak nangis sih, kalo nangis ya cengeng banget dong yakan yadong. Hehehe.

Naah, untuk pesan yang gue dapet dari film ini, ya mungkin hampir sama dengan beberapa film yang gue tonton sebelumnya. Menurut gue, film ini mengajak kita untuk sama-sama lebih sayang dan lebih peduli dengan planet ini. Nggak mau kan, ada makhluk-makhluk lain kayak Kaiju yang berusaha sekuat mungkin merebut planet ini dari kita? Untuk itu, sebelum planet kita direbut, kita harus bisa jaga. Gimana cara ngejaganya? Ya dengan banyak cara! Film ini mengajak kita juga untuk berani bertindak dan berani melindungi negara serta planet yang kita diami. Buat apa juga kalau sekedar duduk dan melihat kejadian-kejadian sekitar, tanpa berbuat 'sesuatu', iya enggak? Selain itu, film ini juga menunjukkan, betapa manusia bisa menciptakan sebuah ide yang brilian, meskipun sebenarnya sulit untuk diterima oleh akal sehat. Hihihi, manusia mah emang hebat kok ya?

Film ini sama sekali enggak mengecewakan, so, ya tonton aja. Kalau nggak sempet ke bioskop, ya cari cara lain buat nonton, #eh. Hehe.

Selamat menonton :)

selangkah ke seberang (ala gue).

Kalau kata White Shoes and The Couples Company itu,:

Selangkah ke seberang. Arah ciptaku kini.

Tapi, kalau kata gue,

Selangkah ke seberang, arah menulisku kini.

Wah, kenapa tuh?
Hehe, jadi begini gengs, gue mau berbagi kebahagiaan nih. Ya, kalau mau dibilang sombong dikit juga gue nggak mau ngelak deh, hehe.

Ceritanya, sebelum bulan Ramadhan kemarin, di linimasa twitter gue, munculah suatu info bahwa sedang diadakannya proyek menulis dari @nulisbuku. Proyek ini mengajak muda-mudi berbagai kalangan untuk menulis sebuah cerpen yang bertemakan 'Kejutan Sebelum Ramadhan'. Uniknya, proyek menulis ini dibagi ke dalam dua kategori. Pertama, ada kategori kolaborasi, dan kategori perseorangan. Kategori kolaborasi di sini maksudnya, kita akan mengerjakan sebuah cerpen bersama-sama dengan seorang atau lebih rekan lainnya. Nyari rekannya itu bisa milih sendiri, tapi bisa juga random, melalui promosi diri di twitter, nanti di retweet sama @nulisbuku, terus nanti kalau ada yang tertarik, kita ditweet deh sama orang itu. Boleh juga kan tuh idenya? Akhirnya, banyak juga loh yang berpartner dengan orang-orang yang emang belum mereka kenal sebelumnya.

Nah, tapi, berhubung gue memilih untuk menunjuk rekan sendiri, akhirnya gue ngajak temen gue waktu di PERSINK dulu, bernama Sisca Utami. Dia mau. Langsung deh, setelah itu kita komunikasi by email untuk tuker-tukeran ide, dan segera menggarap! Nah, karena ternyata @nulisbuku memperbolehkan satu nama untuk ikutan di dua kategori yang disediakan, akhirnya gue ikutan juga di kategori perseorangan. 

Kesulitan mengikuti proyek ini adalah, halaman dan kata yang dibatasi. Yakni maksimal 4 halaman A4 dengan paling banyak 1000 kata. Huft.
Gue akhirnya harus jeli-jeli mengatur dan memilih kata sehingga akhirnya cerpen gue yang perseorangan itu hanya menghabiskan 999 kata. Nyaris!

Periode lomba ini hanya dibuka dari tanggal 1-5 Juli 2013 lalu, jadi emang singkat banget. Pengumumannya diadakan tanggal 13 Juli 2013 a.k.a hari Sabtu minggu lalu di fX, Senayan.

Selama masa-masa menunggu pengumuman, gue sering tuh ngepoin twitter @nulisbuku, dan ternyata, udah banyak banget yang ikutan proyek ini. Mendekati angka 800 karya yang masuk! Busyeeet. Dari segitu banyak, hanya akan dipilih 17 karya terbaik dari masing-masing kategori. Tapi, selain itu, juga akan dipilih 200 karya yang akan turut dibukukan. Karya tersebut adalah karya-karya yang berhasil lolos seleksi juri. Gue emang mengkhayal-khayal gitu kan, mana tau aja, gue bisa masuk 17 besar. Hihi. Tapi, kalaupun nggak masuk, gue cuma berharap masuk lah di antara 200 karya yang akan dibukukan itu.

Pas pengumuman pemenang di fX, dodolnya gue malah lagi di salon sebelah panggung acara. Sambil rambut gue digunting dan diemek-emek sama tuh tukang salon, gue berusaha pasang kuping buat denger pengumumannya. Pas di kategori kolaborasi, karya gue sama Sisca nggak masuk. Pas di kategori perseorangan juga nggak masuk. Sedih, sih. Tapi, ini baru kali pertama gue ikutan lomba cerpen begini, jadi yaudah, sok atuh harus dicoba lagi dan lagi kan ya!

Nah, setelah selesai nyalon kemudian dilanjutkan dengan foto bareng para hadirin yang dateng ke awarding night itu, gue pulang dengan membawa dua buah buku dari @nulisbuku. Satu buku berisi 17 cerpen terbaik dari kategori kolaborasi, dan satu buku lagi, berisi 23 cerpen terbaik (akhirnya ada tambahan 6 karya terbaik) dari kategori perseorangan.

Malamnya, gue buka nulisbuku.com buat liat pengumuman 200 karya yang berhasil dibukukan. Daaaaan, jengjengjengjeng, nggak kebayang senengnya ketika kedua karya gue dari kedua kategori berhasil dibukukan! Yeay! Yang kategori perseorangan, terbit di buku #2 perseorangan, dengan judul cerpen Bintang Sebelas Malam. Yang kategori kolaborasi, terbit di buku #2 kolaborasi, dengan judul cerpen Keripik Pisang (with Sisca Utami).

Inilah yang gue sebut langkah gue maju ke seberang. Dulu, gue cuma bisa bermimpi buat menulis cerpen dan jadi penulis terkenal. Sekarang, gue menemukan titik cerah gue. Meskipun sedikit-sedikit, toh lama-lama mungkin (dan harus bisa) jadi bukit, kan?! Hehehe. Mudah-mudahan, dari 200, bisa masuk ke 100, ke 50, ke 10 terbaik. Intinya, yang harus dilakukan adalah terus menulis, tuangkan ide, dan berani kirimin karya yang udah kita bikin!

Karya gue sih kalo dibaca, bukan karya-karya serupa sastrawan sastrawati yang membahas isu-isu yang serius. Karya gue membahas hubungan percintaan. Drama. Cuma, gue yakin, setiap penulis, punya cara menulisnya masing-masing. Jadi, meskipun temanya (lagi-lagi) percintaan, dengan cara menulis yang khas, kita bisa kok, bikin cerita yang 'beda'! Dan yang paling penting lagi, gue yakin, gue belom boleh puas cuma dengan ini! Gue harus coba lomba-lomba yang lain, ataupun ya gue harus terus menulis! Buat kalian pun yang berkenan baca postingan gue kali ini, gue mau bilang, ayo kita terus menulis! Kalo emang kita suka nulis, jangan pernah takut gagal dan gampang nyerah. Gue bukan mau sok bijak, tapi gue selalu inget kata-kata nyokap gue. Dia orang yang selalu ngeyakinin gue, kalo gue bisa. Dan, gue cuma mau nularin semangat itu ke kalian. Kalo kalian suka nulis, kalian bisa nulis, kalian bisa menghasilkan karya yang akan dibaca orang lain. Itu yang selalu gue inget. Dan gue yakini.

So, mari menulis! :)
Btw, pesan dan beli yaaaaa buku #2 kolaborasi dan buku #2 perseorangan -- PROMOSI DIKIT BOLEH DONG, HEHE. Check this link. --> Daftar Lengkap Buku #ProyekMenulis ‘Kejutan Sebelum Ramadhan’ + Cara Pesannya.

Thank you for reading ;)

Wednesday, July 17, 2013

TORICO: Japanese Noodle & Rice. fX Sudirman.


Pernah coba makanan Jepang yang super duper murah di tempat yang sedikit 'berkelas'?
Bagi gue, fX salah satu yang lumayan berkelas, loh.

Nah, jadi ceritanya, Sabtu yang lalu, tanggal 13 Juli 2013, gue ada urusan di fX. Pertama, gue mau menghadiri pengumuman pemenang lomba #ProyekMenulis dari @nulisbuku (cerita lebih lanjut mungkin di postingan selanjutnya ya ;)). Selain itu, kedua, gue juga ada acara team building Marcomm RTC di sana.
Hemm.

Nah, karena gue laper, jam setengah 4 sore itu gue sama nyokap (doi lagi mau nemenin) nyari tempat makan, dan tergiurlah kita dengan Torico si Japanese food ini.

Pas masuk, duduk, dan melihat menu, harganya standard banget. Gue pikir kan mahaaaaaal banget gitu kan. Yaudah, mesen lah gue seporsi sushi bernama Torico Roll, dan memesan Salmon juga Dory Yaki.

Pas dateng, kita pikir, porsinya kecil-kecil. Ternyata, ngenyangin banget tuh 3 jenis makanan, dengan kata lain, porsinya nggaj pelit! Haha, gue sama nyokap sampe heran, ini restoran salah ngasih harga atau nggak? Tapi, dengan penuh syukur yaaa, gue lahap abis juga itu makanannya. Tentunya, bagi dua sama nyokap. Minumnya juga cenderung manusiawi, air mineral diberi harga 5000, beda sama tempat-tempat lain yang biasa melabel air mineral 330 ml dengan harga 7000 sampai 10000. Haha.


Restoran ini rekomen banget deh! ;)

Dory Yaki
Torico Roll - Salmon

Sunday, July 7, 2013

HELATEATER Salihara: Cinta Phaedra (Saturday Acting Club).

Sinopsis
Ini lakon tentang silang-sengkarut cinta dan kematian. Adalah Phaedra, Sang Ratu, yang menikah dengan Theseus, tapi ia tidak melihat suaminya sejak malam pernikahannya. Dia memiliki seorang putri, Stropi, dan dia memiliki anak tiri, Hipolitus, seorang biseksual. Dia jatuh cinta dengan Hipolitus, dan dia berhasrat secara seksual dengan anak tirinya itu, tapi Hipolitus menolaknya. Stropi berusaha supaya ibunya melupakan Hipolitus. Phaedra putus asa dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Akhirnya, dia bunuh diri dan meninggalkan catatan bahwa seolah-olah Hipolitus telah memperkosanya dan membunuhnya. Atas tuduhan itu, Hipolitus dipenjara. Lantaran kematian istrinya itu, Theseus akhirnya membunuh Hipolitus. Stropi berusaha mengatakan kebenaran bahwa kakak tirinya tidak bersalah, tapi Theseus juga membunuh Stropi. Ia dianggap telah membela pembunuh dan pemerkosa ibunya. Theseus melihat mayat-mayat itu bergeletakan di tanah. Ia menggorok tenggorokannya sendiri.

Pemain
Lita Pauh Indrajaya sebagai Phaedra
Jamal Abdul Nasir sebagai Hipolitus
Eka Nusa Pertiwi sebagai Stropi
Kedung Darma Romansha sebagai Dokter
Ucog Djunaedi Lubis sebagai Pendeta
Rukman Rosadi sebagai Theseus

Tim Produksi
Penyelia - Rukman Rosadi
Sutradara - Jamal Abdul Nasir
Penulis - Sarah Kane
Penerjemah - Yudi Aryani
Asisten Sutradara - Che Racerai
Pemimpin Produksi - Basundara Murba A.
Asisten - Muhammad Khan
Manajer Panggung - Fandicore
Penata Lampu - Pungkas Nugroho
Penata Musik - Bagus Masazupa
Penata Artistik - Dhani Brain & Pendi
Penata Kostum & Make Up - Intan Mond
Penata Rias - Dhani Brain
Dokumentasi - Satriaditya Laksono
Desainer Grafis - Amadeus Rembrandt & Robotjeruk Design Studio

Sepenggal opini
Rasanya belum lengkap, jika saya hanya pernah membaca Phèdre karya Jean Racine, tanpa pernah sekalipun melihat adaptasi ceritanya di panggung teater. Cerita yang terinspirasi dari Mitologi Yunani ini ditampilkan oleh Saturday Acting Club dengan begitu bertumpu pada dialognya. Apik.

Sayang, selama menonton pertunjukkan, saya harus berperang melawan rasa sakit yang bergejolak di bagian perut. Tak tahu juga apa sebabnya, yang pasti, mungkin karena saya sedikit kelelahan, ditambah lagi dengan angin-angin yang menumpuk di badan, sehingga kemungkinan besar, penyakit masuk angin sudi sekali mampir di raga. Hal ini membuat saya sedikit tidak dapat menikmati pertunjukkan. Dialog-dialognya banyak yang tertinggal oleh indera pendengaran saya. Penyesalan lalu hinggap belakangan. Sudahlah, mau diapakan lagi.

Untungnya, beberapa dialog yang tertangkap oleh telinga masih bisa otak saya olah dengan baik. Dialog-dialog jenaka yang dihadirkan oleh tokoh Hipolitus, menyiratkan ketakpeduliannya sebagai seorang anak raja, Theseus. Hobinya bermain seks. Tapi, ia sendiri mengaku bosan dengan hobinya tersebut. Ia mengaku bahwa ia melakukan segala sesuatu hanya untuk menghilangkan kebosanannya, tapi lama-lama segala sesuatu yang ia lakukan membuatnya bosan. 

Isu yang diangkat oleh cerita ini, jelas mengenai percintaan. Cinta terlarang antara ibu dan anak tirinya, permasalahan batin yang sulit untuk dielakkan mengingat Phaedra adalah istri seorang raja. Batin yang tersiksa inilah yang akhirnya menyebabkan Phaedra bunuh diri. Ia lebih baik mati daripada tersiksa oleh rasa cintanya sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa cinta bisa sebegitu sakitnya hingga mampu membunuh seseorang. Isu lainnya terkait dengan kehidupan negara. Bagaimana sebuah keluarga terpandang harus menjaga nama baiknya di depan orang banyak, meskipun harus menjadi munafik sekaligus.

Selama pertunjukkan, saya berpikiran bahwa tata panggungnya begitu sederhana, seperti kurang persiapan. Tapi, ternyata, setelah berkesempatan mewawancarai sang sutradara, ia mengaku bahwa semuanya dibuat sederhana karena kekuatan cerita ada pada dialog dan karakter yang dibawa oleh para tokohnya. Oleh karena itu, hal tersebut rasanya wajar. 

Andai saja, sakit ini tidak menyiksa, mungkin saya akan lebih menikmati penampilannya. Tapi, yasudahlah. 

Selamat untuk Saturday Acting Club untuk pementasannya! :)

Friday, July 5, 2013

Masih ada TITIK TERANG.


Berikan kami Titik Terang
Bukakan kami jalan benderang
Kekasih hati genggam tanganku
Tataplah mataku menembus pusat jantungku



Titik Terang-Sidang Rakyat Dimulai.
Karya Ratna Sarumpaet - Satu Merah Panggung.
Rabu, 3 Juli 2013. 20.00. Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.



Entah apa yang membawa pikiran saya ingin sekali menonton pertunjukan ini.
Bermula dari kicauan Rio Dewanto di twitter beberapa waktu lalu yang menampilkan poster pementasan Titik Terang, saya langsung tertarik dan mencari teman yang juga ingin menonton. Setelah mendapatkan kawan yang akan menemani saya menyaksikan perhelatan ini, saya akhirnya tinggal menunggu tanggal.


Entah apa pula yang membawa saya pada suatu keberuntungan untuk hadir dalam jumpa Pers Titik Terang, Selasa, 25 Juni 2013 lalu. Rasanya, hasrat makin menggelora untuk menyaksikan pertunjukan yang akan digelar empat hari ini. Melalui jumpa Pers itu, saya mendapatkan gambaran mengenai apa isi cerita yang akan diceritakan. Ternyata, mengenai kehidupan suatu negeri yang begitu kaya akan hasil alam, namun rakyatnya masih mengalami kemiskinan. Ternyata, mengenai pemerintahan suatu negeri yang dirasa sudah carut marut, dan saatnya rakyat menampilkan kekuatannya untuk berontak.

Entah apa juga yang akhirnya membawa saya dan seorang teman sampai berhasil dan tak terhalang suatu apapun untuk menyaksikan TITIK TERANG pada hari pertama, Rabu 3 Juli 2013 kemarin. Sayangnya, karena kondisi saku yang harus disesuaikan, kami hanya dapat menyaksikan dari posisi kursi balkon. Namun tak apalah, toh penampilan selama kurang lebih dua jam itu masih bisa saya nikmati.

Titik Terang-Sidang Rakyat Dimulai adalah produksi pertama dari Satu Merah Panggung yang saya tonton. Sebelumnya ya, belum pernah.

Melalui Titik Terang ini, saya mulai mengagumi keberanian Umi Ratna dalam mengangkat dengan jujur dan apa adanya mengenai kondisi rakyat negeri tercinta. Kemiskinan, keterpurukan rakyat, korupsi, bahkan pelanggaran HAM yang menimpa para perempuan, TKI, dsb. Mengenai manipulasi politik, kebungkaman penguasa, dan berbagai kecurangan lainnya yang merugikan bangsa.

Saya merinding saat melihat tokoh Arma, putri seorang koruptor yang bahkan tak tahu kalau ayahnya koruptor. Saya termangu melihat keberanian tokoh Eddy yang membuat suatu pengakuan mengenai negaranya tercinta (yang kita tahu negara apakah itu). Saya melempar tawa saat melihat tokoh Ria, sang lonte yang cerdas menghadirkan kesaksiannya yang sarat akan isu. Saya tak berkedip menyaksikan jaksa muda pembela rakyat yang dihadirkan dalam sosok Arman, terlepas dari Rio Dewanto yang memerankannya. Saya terpukau melihat sesosok nenek tua yang yakin bahwa masih ada Titik Terang untuk negara ini.

Miris memang, ketika seseorang sadar bahwa satu-satunya jalan keluar mengakhiri penderitaan hanyalah kematian tanpa perlawanan. Sedangkan, pilihan untuk memperjuangkan hidup hanya membuat penderitaan semakin menyengsarakan. Lalu, apa yang harus dilakukan mereka yang tertekan bahkan tertindas? Ratna menjawabnya dengan sidang rakyat. Ya, bahwa kekuatan rakyat yang berdaulat dan kemudian bersatu melawan adalah kekuatan yang patut diwaspadai oleh mereka yang menganggap dirinya paling memegang kuasa.

"Berhati-hatilah pada amarah rakyat, karena ketika semua rakyat bersuara dan bertindak, habislah." adalah serangkaian kalimat yang dihasilkan oleh pikiran saya setelah menyaksikan pertunjukan ini.

Artistik yang apik, suara nyanyian anak-anak kecil yang begitu merdu, serta lagu yang mengiringi Titik Terang hanyalah bonus saja untuk saya sebagai penikmat. Namun, keberuntungan utama yang saya dapatkan terletak pada kesadaran yang kemudian muncul, serta mata yang mau membuka menyaksikan kondisi sebenarnya negeri ini. Kondisi-kondisi yang disalurkan Umi Ratna lewat dialog-dialog lugas para tokoh yang rasanya pasti membuat penonton menganga dan menganggukan kepala tanda setuju.

Akhir kata, saya, sebagai penonton yang menikmati karya Satu Merah Panggung 3 Juli kemarin, hanya ingin menyampaikan selamat. Selamat pada mereka semua yang bersama-sama, telah berhasil mencipta Sidang Rakyat ini. Selamat, selamat!

Tanya kenapa?

Ini tulisan random. Hati-hati.
Kenapa sih gue suka banget cerita di sini? Iya, di blog ini.

Suka ngereview tempat yang sebenarnya mungkin udah banyak yang ngereview?
Suka ngereview film yang mungkin (pasti) akan banyak juga yang nulis tentang itu, bahkan lebih mendalam ngupasnya?
Suka banget panjang-panjang ngetik di blog ini, padahal yang baca juga belum tentu banyak?
Suka banget promosiin link blog ini ke temen-temen, twitter, bahkan facebook?

Sebenarnya, jawabannya hanya satu: karena gue suka nulis dan bagi itu ke orang lain. Gue juga mau orang lain yang baca, bisa ikutan ngomentarin dan kasih masukkan. Sehingga tulisan ini akan bisa terus berkembang. Gue juga mau ngasih tau orang lain hal-hal unik dan seru apa aja yang pernah gue lakukan dan bisa juga kita semua coba lakukan.

Dan yang terpenting, blog ini adalah 'tempat sampah' paling bersih dan paling awet. Semua tertuang di sini. Dan semua bisa dibaca sampai kapanpun juga (kecuali internet musnah dari peradaban). 

Jadi, jangan heran jika ada hal - hal (yang menurut kalian) kurang penting yang disajikan di sini. Yang utama, semua yang gue share di sini itu penting semua buat gue. Hal-hal yang terjadi selama langkah-langkah hidup gue. 

Jadi (lagi), silahkan nikmati dan bacalah post-post yang kalian pikir layak dan menarik untuk dibaca. :)

Bonne Journée!

Tuesday, July 2, 2013

Random 1 Juli 2013: Bubur Ayam IMBA!

Siap-siap dengar cerita random ya! *lagilagicurhat*.

Jam 3 sore, tiba-tiba Dimas nanya gue lagi di mana. Menjawablah gue kalo gue lagi di Depok. Langsung diajak merandom. Baiklah. Siap. Laksanakan.

Juliet Coffee jadi sarana ke-random-an gue sama Dimas dan juga Aan siang itu.
Itu kali kedua gue ke sana. Pesanan gue sama. Ice Chocolate + Hazelnut syrup. Menu yang sebenarnya nggak ada. Tapi sebodolah, pesen aja. Itungannya yaa, yang nggak ada, diada-adain aja. :D

Ternyata, di Juliet Coffee ada menu minuman baru. Yaitu Gauda Frappe: Cheese + Milk. Enak. *nyicippunyadimas*. 

Cerita demi cerita terus terlontar dari masing-masing kita. Seneng! Suka banget cerita-cerita gitu sama mereka. :) Kabar baik datang dari Aan. Ya, kalo dia baca postingan ini, gue doain deh lo lancar-lancar aja prosesnya *proses apa ya silahkan tafsirkan sendiri*.

Setelahnya, sekitar pukul 5 sore, kita pindah deh ke Bubur Ayam Sinar Garut Boga Sari 3. Ini nih inti dari segala inti yang mau diceritain. 

Jadi, di Sinar Garut itu, Bubur Ayamnya terkenal banget. Enak! PARAH sih kalo kata Dimas. Tempatnya ada di kawasan Soerabi Bandung (Soerabi Enhaii yang pernah gue post di sini juga), tapi agak di belakangnya. Di Jalan Margonda, Depok juga. Nah, udah lama sih sebenernya denger desas-desus kelezatan bubur ini. Tapi belum pernah nyoba dan  akhirnya, hari ini kesampean nyobain juga. Ayey!

Tadi, gue pesen Bubur Ayam + Telur + Kornet. Harganya 20.000. Dimas dan Aan juga mesen bubur yang sama, sedangkan Anne (dia nyusul pas kita udah 15 menitan di Sinar Garut) mesen Bubur Ayam + Kornet + Keju seharga 23.000.

Berikut tampilannya:

Bubur Ayam + Telur + Kornet
Bubur ayam + kornet + keju

Rasanya jangan ditanya. Enak banget sih! Di buburnya itu, telurnya mentah gitu ternyata. Jadi, sebelum makan, harus diaduk dulu sama buburnya, baru deh telurnya berasa. Yang nggak bisa lihat dan bahkan makan kuning telur yang masih mentah gitu, mendingan mesen yang tanpa telur aja. Di buburnya, kita dikasih cheese sticknya juga. Uenak beneran, euy!

Kemudian, sambil menikmati bubur IMBA itu, datanglah seorang Ginta, dan jadilah kami ada berlima. Haha. Cukup randomkah? Ckck.

Terus, terus tapi gue harus pulang ke kediaman tersayang di Tangerang 1 jam kemudian. Yasudah, mau tak mau gue meninggalkan kebersamaan itu. Gpp lah ya! Hehe sudah cukup senang kok :)

Terima kasih semuanya pengisi hari-hariku sore kemarin! :)

Sabtu 29 Juni 2013: temu ciwi-ciwi SMA.

Halo! Lama-lama berasa nulis blog kayak nulis buku harian ya? Haha.

Nggak apa-apa deh, toh nggak semua detilnya gue bagi di sini. :)

Intinya, kemarin Sabtu, gue berhasil bertemu dua teman SMA gue. Kangen berat! Haha. 

Setelah reschedule beberapa kali, akhirnya tanggal 29 itu diputuskan menjadi tanggal paling OK. Janjianlah kita di Summarecon Mal Serpong atau bekennya SMS. Agendanya bukan nonton ataupun karaokean. Tapi sekedar makan dan berbagi curhatan.

Perhentian pertama akhirnya jatuh pada Old Town White Coffee. Gue pesen Rojak Mee, tentunya dengan Teh Tarik hangat, sebuah minuman yang jadi favorit gue akhir-akhir ini. Berikut penampakannya: 


Dan lalu beberapa fotopun dihadirkan di tempat ini, hihi.
Syududu~



Yang lain pada make-up, nah gue? Cukup bedak bayi aja. Haha. *padanyuruhdandan* 

Setelah perut kenyang, kita akhirnya ke downtown aja duduk-duduk manis yekaaan. Gue mesen Hazelnut Chocolate Milk Tea di ROPPAN (cinta sekali dengan Hazelnut Chocolate dan Teh Tarik) dan mereka berdua mesen minum di J.Co. Terus gosip demi gosip mengalir. Kepo-kepoin orang juga tuh. Haha. Yang terpenting sih, kita bisa berceloteh dengan bebas melepas rindu *syailah*. Tapi beneran kangen banget sama dua manusia itu. Kangen juga sama yang lain, tapi mereka enggak bisa ikut. Yasudahlah. Huft.

Setelah jam menunjukkan pukul setengah delapan, kami semua memutuskan pulang. Perjumpaan yang menyenangkan. :)

Merci, belles!

Monday, July 1, 2013

HELATEATER Salihara: ENDGAME (Teater Garasi)

Endgame adalah lakon satu babak tentang ketidakbahagiaan yang menggelikan, tentang permainan yang tak berkesudahan; 
Ketika hasrat mengakhiri permainan muncul di awal kisah dan di akhir sebuah kisah lain baru akan bermula. Tentang empat orang cacat dalam sebuah keluarga. Hamm buta dan tidak bisa berdiri; Clov, pembantu Hamm, tidak bisa duduk; Nagg dan Nell, ayah dan ibu Hamm, keduanya tidak berkaki dan tinggal di tong sampah. Karena keterbatasan itu mereka saling bergantung, bertarung di antara kekosongan dan kesepian, mencoba memberi nilai pada yang sia-sia.
Endgame adalah lakon yang tak menyuguhkan cerita, melainkan serangkaian peristiwa dan situasi. Peristiwa dan situasi itu dekat dengan kita, sementara kenyataan kerap tak terpahami dan menekan. Manusia mesti menciptakan dan memainkan kepercayaan, harapan, fiksi dan narasi lainnya, agar hidup masih bisa terus berlangsung dan dipertanggungjawabkan--seabsurd apapun ia.

Pemain
Yudi Ahmad Tajudin - Hamm
Whanny Darmawan - Clov
Kusworo Bayu Aji - Nagg
Erythrina Baskoro - Nell

Tim Produksi
Sutradara: Landung Simatupang
Co-Sutradara: Yudi Ahmad Tajudin
Penulis: Samuel Beckett
Penerjemah: Yudi Ahmad Tajudin & Jean Pascal Elbaz
Penata Ruang/Skenografi: Mohamad Marzuki alias Kill The D.J.
Penata Cahaya & Pengarah Teknik: Ignatius Sugiarto
Penata Kostum: Retno Ratih Damayanti
Penata Musik: M. Rizky Sasono
Manajer Panggung: Gading Paksi
Asisten Produksi: Arsita Iswardhani
Liaison Officer: Wati Gandarum
(sumber: buku HELATEATER Salihara)

Sepenggal opini:
Sebelum berceloteh, saya mau mengantisipasi kecewamu terlebih dahulu. Saya akan mengucap komentar yang saya lihat dari sudut pandang kaum awam. Bukan seniman teater. Bukan juga aktris panggung. Bukan kritikus. Apalagi pemikir kritis. Saya hanya penikmat. Seorang mahasiswi pecinta pertunjukan teater yang gemar menyaksikan berbagai pementasan.

Kadang, sulit mengerti aksi dan cerita para seniman teater itu di area pentas. Kadang ceritanya terlalu sulit dipahami. Salah, kadang otak saya yang sedikit sulit memahami. Namun, kadang pula, saya merasa terhibur dan makin suka menonton teater. Alasannya? Saya tak tahu juga. Mungkin, karena saya merasa tertantang untuk menggali kemampuan saya memahami 'pesan' yang mereka tawarkan. Karena saya ingin 'dipaksa' untuk berpikir kritis, tak hanya memandang sesuatu dari luar, tapi dari dalam, bahkan sampai inti terkecilnya.

Berangkat dari situ, maka, saya akhirnya menyeret diri saya hadir pada pementasan Endgame tanggal 30 Juni 2013 kemarin pukul 20.00 di Teater Salihara. Nyaris sendiri, karena teman saya membatalkan datang tepat pukul 19.00. Beruntunglah, saya bertemu dengan seorang senior yang datang bersama keluarganya (seru sekali keluarga mereka, weekend diisi dengan pertunjukan teater) sehingga hilanglah kecanggungan menonton seorang diri.

Mengantuk dan bosan. Hal yang sejujur-jujurnya saya rasakan beberapa kali dalam pementasan. Saya tak tahu, hal ini datang dari diri saya yang kurang tidur selama seminggu belakangan, atau datang dari dialog-dialog panjang yang sulit untuk pikiran saya terjemahkan. Tapi, ada hal lain selain dua kendala tersebut yang saya rasakan. Geli memancing tawa. Ya, beberapa dialog Clov yang dicetuskan dengan ekspresi datar mampu membuat saya tertawa mengikik. Ringan dan jujur. Terjadi di sekitar kita. Celetukan-celetukan datar, tanpa berpikir terlebih dahulu, yang seringkali membuat kita ditertawakan karena mereka menganggap kita bodoh.

Tokoh-tokoh dalam Endgame, dengan semua kecacatannya, digambarkan masih membutuhkan satu sama lain. Isu teringan yang dapat saya lihat, mungkin mengenai ketergantungan manusia satu sama lain. Kadang, bosan menghampiri manusia-manusia ini, tapi tak bisa diingkari, manusia-manusia ini tak mau saling meninggalkan. Terbukti dari Hamm yang secara berulang kali bertanya pada Clov mengapa Clov belum juga meninggalkannya. Terbukti dari Clov, yang seringkali disuruh-suruh oleh Hamm, masih saja bertahan. Sebuah pertanyaan, yang tak dijawab dengan jawaban, tapi dengan adegan.

Hal lain yang ada dalam Endgame (ini saya simpulkan setelah membuka dan membaca 3 halaman persegi bolak-balik yang mengupas tentang Endgame) adalah representasi hidup manusia. Sadar atau tidak sadar. Manusia dengan segala kecacatannya seringkali sudah sadar bagaimana akhir hidupnya. Kematian. Ketiadaan. Tapi, ia menjalani hidupnya dengan segala kecacatannya itu. Ia mengulang terus menerus dan terus kebiasaan dan kegiatannya sehari-hari, meskipun ia tau ia sia-sia dan pada akhirnya ia hanya berjumpa dengan kematian.

Yang lucu adalah ketika Hamm bertanya pada Clov, mengapa Clov tidak menghabisi Hamm. Clov menjawab karena ia tak tau caranya membuka lemari makan. Hamm menawarkan bantuan untuk mengajari Clov cara membuka lemari makan. Tapi kemudian, Clov tak ingin menghabisi Hamm. Dialog-dialog yang terus berulang, bersahut-sahutan, terkesan ringan, tapi (pastilah) membawa 'sesuatu'.

Dialog lainnya, ketika Hamm mengancam tak akan memberi makan Clov. Lalu Clov dengan ringannya berkata "Maka kita akan mati", lalu Hamm tak ingin Clov mati, dan ia akan memberi makan Clov sangat sedikit. Clov menjawab "Maka kita tidak akan mati". Terkesan seperti sesuatu yang dilontarkan tanpa dipikirkan. Konyol. Tapi ini hadir di sekitar kita. Pernyataan-pernyataan konyol. Tak penting. Tak mudah dimengerti.

Satu hal yang menarik lagi, yang berkaitan dengan kehidupan adalah perkataan Nell. Saya tak ingat persis perkataannya. Maklum, memori jangka pendek. Tapi, ia mengatakan bahwa manusia seringkali mentertawakan hal yang sama berulang-ulang, dirasanya itu adalah kebahagiaannya. Lucu. Katanya lucu, tapi jika disajikan berulang-ulang dan terus-menerus, maka apakah masih sama lucu? Apakah tawa masih sama? Itulah yang kadang sulit dimengerti.

Saya, tak ingin terlalu jauh mengomentari ceritanya, karena saya belum berhasil mengupasnya hingga tuntas. Saya, yakin bahwa masih banyak yang belum saya tangkap dari dialog-dialognya. Bukan, bukan karena teaternya tak apik. Mereka sungguh menarik. Bagaimana tidak, kurang lebih 20 tahun sudah mereka berkarya. Hanya saja, butuh waktu banyak untuk saya lebih jauh terjun sebagai penikmat pementasan teater.

Dari segi settingnya, panggungnya sangat artistik. Melingkar dan dikelilingi kayu-kayu, menciptakan suasana kusam, karena dindingnya tampak tua. Tapi dengan tata cahaya yang begitu terang (dan kadang muram), dinding itu beberapa kali tak terlihat tua. Saya suka bangku dorong Hamm. Saya suka melihat dua jendela di dinding. Saya suka tata panggungnya.
 
Musik, ya. Alunan lagu KYRIE yang masih tak saya mengerti untuk apa sebenarnya. Mungkin karena padanannya adalah 'Tuhan, Kasihanilah Kami' ?.
 
Dari segi perannya, saya suka semuanya. Jelas, dari hasil perjalanan saya mencari info para tokoh di dunia Google, saya rasa mereka semua adalah para pemeran yang sudah punya jam terbang tinggi. Mereka dengan sukses 'membawa' perannya. Peran-peran tak mudah. Peran-peran yang jauh lebih banyak 'menyembunyikan' daripada 'menampilkan'. Peran-peran yang sesungguhnya ada dalam kehidupan manusia nyata. Kesia-siaan. Meskipun sia-sia tapi tetap dijalankan. Meskipun di ujung sana, yang menyambut hanyalah kematian.

Dua jam lebih beberapa menit kemarin malam, bagi saya adalah keberuntungan. Dengan segala kekurangan dalam penghayatan menyaksikan, saya cukup terpuaskan. Tak menyurutkan niat untuk terus menjadi penikmat teater.

Terakhir, saya ucapkan selamat kepada Teater Garasi atas empat kali pementasannya! Berkaryalah selalu dan senantiasa menampilkan sesuatu yang tak biasa! :)

sedikit gambar dari ENDGAME
sedikit gambar dari ENDGAME