Friday, May 31, 2013

jalan-jalan men!

Udah pernah denger Video Seri Travel Indonesia yang namanya "JALAN-JALAN MEN!" ?
Kalau belum pernah, nah, di postingan ini, gue pengen banget kalian tau soal video itu! Kenapa? Soalnya ya beroooh, itu video kocak-kocak abis dan nunjukkin tempat-tempat indah di Indonesia, negara kita tercinta ini! (ABIS NONTON PASTI LANGSUNG MUPENG!)

Dulu sih, awalnya gue tau tentang video-video ini dari beberapa orang teman. Pas kita lagi ngumpul gitu, ada yang nyanyi gini (kurang lebih):

vacationlah dulu,
ikut gue jalan-jalan ke tempat asik,
kita mau kemana kata orang bertanya,
kita mau, JALAN JALAN MEN
ye-eeeehhhh,
jalan-jalan, ye-eeehhh,
jalan-jalan, jalan, jalan, jalan, jalan, jalan, jalan
JALAN JALAN MEN

dengan nada yang asik-asik gitu. Hehe, akhirnya karena gue penasaran, gue mintalah file-file videonya ke temen gue itu. Pertama kali sih, video itu menampilkan penjelajahan mereka ke JOGJAKARTA, broooh. Keren banget sih. Video travel ke Jogja ini dikemas dalam 4 episode, dan jadinya malah bikin tempat-tempat yang belum gue kenal di Jogja jadi dikenal! Seru, kan?

HOST video ini juga adalah salah satu hal yang bikin video ini lebih lucu dan enak buat ditonton. Namanya JEBRAW sama NAYA. Karena mereka masih muda dan asik banget gitu bawaannya, jadi nggak bosen nonton video ini. Terus, di video ini juga ditampilkan beberapa destinasi seru di Jogja, sehingga pas gue bervakansi ke Jogja bulan Januari lalu, isi video ini jadi salah satu bahan referensi tempat seru di Jogja. Uhuy! 

Selain itu, dalam video ini juga kuping kita nggak disuguhi celotehan-celotehannya Jebraw doang, tapi ada juga backsound yang catchy abis. Kenapa? Soalnya, beberapa lagunya kayak diciptain langsung gitu sama si Jebraw, dan dimainin sama dia pake ukulele gitu. Seru banget nonton (dan denger) nya. Ehehe.

Lama nggak muncul seri video travel yang baru-baru, akhirnya penantian panjang berakhir juga tertanggal 24 Mei 2013 kemaren. Akhirnya, video seri travel Indonesia Episode 1 keluar juga! Gue pikir-pikir sih ya, kayaknya, mereka menggarap proyek ini lebih serius gitu sepertinya. Dan kelihatannya, akan ada episode-episode seru lainnya yang menampilkan sudut-sudut indah kota-kota di Indonesia. Wohoo!

Sayangnya, video penjelajahan setiap kota hanya dikemas dalam durasi 16-18 menit sajaaa, jadi nggak kayak video pas ke Jogja dulu yang sampe ada 4 episode berturut-turut tentang Jogja. Tapi, biar gimanapun juga, video-video ini bisa banget bikin iri banget loh pake bangeeeettt dan bikin gue pengen cepet-cepet bisa merealisasikan mimpi gue buat keliling Indonesia! Waaah, ayo bisalah ya bisa. Harus bisa jalan-jalan dan liat langsung tempat bagus di Indonesia. Woyooo! :D

Pembuatan video ini juga bekerjasama dengan Malesbanget.com, dan kalo lo berkunjung ke account YouTube-nya Malesbanget.com, lo akan ketemu juga dengan video-video lain yang nggak kalah seru. Mari di-visit. :)

Ini gue kasih beberapa link videonya ya, selamat menonton! Nggak akan nyesel deh, gokil!

Thursday, May 30, 2013

elegi para pedagang stasiun.

Kini,
tak kulihat lagi penjual siomay khas kota kembang,
tak kulihat lagi bapak-bapak penjual mie ayam jamur,
tak kulihat lagi sepasang suami istri yang menjadi pengusaha rumah makan Cendrawasih,
tak kulihat lagi uda-uni di kios fotocopy & print murah,
tak kulihat lagi penjaja pisang coklat, juga
tak kulihat lagi kios-kios yang berjejer itu lagi.

Hari ini semua sudah kosong. Sudah rata. Hanya tinggal reruntuhan dan di atasnyalah kini aku berjalan. Beberapa hari lagi, mungkin sudah bukan peron itu lagi yang jadi ruteku menuju kampus. Semua akan berubah. Berbeda dari biasa.

Kemarinlah hari eksekusinya. Sejak pagi, pengeksekusian itu sudah ramai diperbincangkan di beragam media sosial. Aku sendiri hanya dapat menyaksikan perkembangannya lewat linimasa twitter tanpa begitu tahu duduk soalnya. Yang aku tahu hanyalah kios-kios penghias stasiun itu sedang berada dalam proses penghancuran. Aku juga tahu bahwa hal ini pasti ditentang oleh para mahasiswa. Pagi kemarin, hanya mahasiswa yang mau, yang berorasi. Mereka mahasiswa-mahasiswa yang merupakan perwakilan, dari kampus yang ternyata kebetulan dekat dengan stasiun itu. Sebenarnya, pastilah banyak juga pihak di luar sana yang menentang. Tapi, tak dipungkiri, mereka yang setuju-setuju saja pun pasti ada.

Di linimasa itu, aku lihat beberapa temanku menggerutu karena terjebak kemacetan yang begitu menyebalkan. Bagaimana bisa? Ya bisa, jelas hal itu pasti punya kaitan dengan proses pengeksekusian. Mereka yang menggerutu butuh waktu berkali-kali lipat lebih lama untuk masuk ke kampus. Alhasil, beragam UAS, giliran presentasi, jadwal kelas pun terabaikan karena mereka terlambat datang.
Lantas, di mata mereka, siapa yang dianggap biang keladi kemacetan ini? Ya, tentu tudingan jatuh pada mahasiswa-mahasiswa dari kampus mereka sendiri yang sedang berjuang menggagalkan penghancuran.
Bagi yang menggerutu, mahasiswa-mahasiswa pejuang itu seharusnya bertindak sejak kemarin dari kemarin, kemarinnya lagi, kemarin dari kemarinnya lagi, bahkan kemarin dari kemarin dari kemarinnya lagi. Bukan kemarin.
Bagi mereka yang menggerutu, sungguh, hari kemarin sangatlah menyebalkan karena telah membuat aktivitas mereka kacau balau.
Bagi yang menggerutu, orasi dan demo di stasiun itu telah merugikan pihak lain yang sebenarnya, tak jauh-jauh juga adalah "rakyat" yang butuh kenyamanan.
Haha, aku sendiri juga menggerutu. Tapi, jujur, aku tak berani menggerutu lebih jauh, karena menurutku mahasiswa-mahasiswa pejuang itu pasti punya alasan mengapa mereka begitu berjuang. Alasan itulah yang lantas ingin aku ketahui lebih dalam. Kemudian, kuputuskan untuk melemparkan kicauan demi kicauan.

Salah satu dari yang menggerutu ada yang merespon kicauanku. Ada juga yang mencoba memberitahuku perihal sengketa apa yang sesungguhnya ada dibalik pengruntuhan kios-kios itu. Ada juga yang hanya menyentilku dengan berkata "baru sekarang ya pedulinya?". Ya, berbagai macam hal muncul di kolom mention twitterku.

Tadinya kupikir, memang hak KAI-lah untuk mengambil kios-kios itu, karena ya mungkin kontraknya sudah habis atau apalah. Seharusnya juga, ada persiapan diri dari pedagang-pedagang itu sebelumnya, karena kupikir juga, mereka mendapatkan kesediaan posisi relokasi ataupun dana kompensasi. Nyatanya, berdasarkan info yang kuperoleh, hal-hal demikian tidak diberikan sama sekali. Informasi yang kuterima lantas bertambah dan membuatku iba. KAI memang berhak, tapi tidak seperti itu cara penyampaiannya. Bukan seperti itu cara yang layak.

Aku yang memang tidak rela kehilangan pedagang-pedagang itu (bagiku, mereka penyelamat!) mencoba untuk semakin bersimpati bahkan berempati. Kubaca ini dan itu untuk lebih lagi tau. Dan memang, nasib pedagang-pedagang itu benar pilu.

Masih penasaran lagi, aku mulai ajak berbincang seorang teman, lantas diskusipun mengalir ringan. Ya, membuat pikiranku semakin terbuka tentang apa yang baru terjadi di depan mata. Tak hanya stasiun dekat kampusku saja, tetapi di seluruh stasiunpun ternyata telah terjadi hal yang sama. Benar tak kusangka, ternyata dalam waktu berbulan-bulan sudah kulewatkan banyak berita.

Pagi tadi, kulewati rute biasa perjalananku ke kampus. 2 hari yang lalu masih kulihat kios-kios pemberi nafkah para pedagang itu masih berdiri dengan sempurna. Hari ini, hanya puing-puing reruntuhan yang tersisa. Entah kemana para pedagang itu berpindah. Entah bagaimana kehidupan mereka setelahnya?

Ada kulihat, salah satu warung yang biasa berjaga di peron (yang kiosnya hari ini sudah dihancurkan), tampak pindah ke kios di belakang stasiun yang tak kena penggusuran.  Ia masih bernafas. Ia masih terus melanjutkan. Tapi, hanya satu ini yang kutau pindahnya kemana. Lantas yang lainnya? 

Dialog dengan KAI yang diharapkan pedagang dan mahasiswa nyatanya tak pernah ada, dan kini penghancuran dilakukan sudah. Lalu, kita bisa apa? Mungkin, yang terkecilnya adalah berdoa. Doa agar mereka para pedagang masih bisa tertawa. Agar mereka menemukan lahan baru untuk usaha. Biar tak hanya warung pinggir peron itu yang mampu bertahan, melainkan semua pedagang bagaimanapun juga masih harus bisa makan. Mereka harus mampu melanjutkan perjuangan.
Iya, marilah kita doakan. 

*aku tunggu alamat baru kalian. cc: siomay bandung, mi ayam jamur, Cendrawasih, fotocopy & print murah, pisang coklat, dan kios-kios mantan penghias stasiun kesayangan.*

Sunday, May 26, 2013

GENERASI MUDA BANGSA: GENERASI KUNCI PELESTARI ALAM.



2013. Iya, sekarang sudah tahun 2013. Lalu ada apa? 

Tentu saja, banyak jawaban yang dapat dilontarkan untuk menanggapi pertanyaan tersebut. Sudah tahun 2013, perubahan apakah yang dialami oleh bangsa kita? Tentu saja, banyak. Namun, perubahan ke arah lebih baik atau ke arah lebih burukkah? Itu yang semestinya direfleksikan dalam benak setiap individu yang mengaku tergolong ke dalam generasi muda bangsa.

Sekiranya tidak perlu dahulu jauh-jauh menatap ke hal politik ataupun korupsi yang merajalela, tapi coba curahkan lebih dulu sedikit perhatian pada lingkungan di sekitar. Pada alam Indonesia dan segala makhluk penghuninya. Pada kekayaan Indonesia yang apakah masih benar kaya? Pada kehijauan nusantara yang apakah masih benar hijau?

Bertahun-tahun lalu, ketika muda-mudi sekarang masih duduk manis di bangku Sekolah Dasar ataupun Sekolah Menengah Pertama, mungkin mereka menaruh kekaguman begitu besar pada tanah air ini. Pada sumber daya alam yang oleh para guru dan buku geografi dikatakan berlimpah ruah. Pada kesejukkan yang (katanya) ditawarkan oleh rimbunnya pepohonan di daratan Indonesia. Pada ratusan ribu fauna yang meramaikan kehidupan manusia di Indonesia. Ketika saat ini, muda-mudi cilik itu telah menjejakkan kaki pada apa yang dinamakan kedewasaan, apakah mereka masih mengagumi hal yang sama? Kekaguman pada sumber daya alam yang ternyata tidak lagi berlimpah ruah. Pada rimbunnya pohon yang semakin hari semakin berkurang. Pada ratusan ribu fauna yang perlahan-lahan habis masa hidupnya. Kekaguman itu apakah masih ada? Nampaknya berlebihan, tapi itulah kenyataan.

Sumber daya alam di Indonesia bukanlah hal yang tidak istimewa. Kita punya banyak. Sangat banyak. Tapi sekarang perlahan-lahan, sumber daya alam kita terkuras karena tak dapat dengan baik dikelola. Semua dihabiskan sambil berebut kepentingan. Keuntungan yang dimiliki Indonesia pada akhirnya hanya menjadi kebuntungan yang mencengangkan.

Bicara mengenai rasa syukur, rasanya tidak mungkin jika penduduk bangsa yang benar-benar cinta akan Indonesia tidak pernah bersyukur. Bagaimana tidak, dari segi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang tinggi sehingga banyak tumbuhan dapat hidup dan tumbuh dengan cepat. Dari segi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik, sehingga banyak terdapat pegunungan yang mengandung banyak mineral. Terlebih lagi, Indonesia memiliki daerah perairan yang luas serta kaya akan sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut. Boleh dikatakan, Indonesia adalah negara yang serba berkecukupan. Keindahan yang ada sangat memanjakan. Tapi, harus diakui bahwa sorot-sorot mata yang memandangnya kagum, sekarang telah berganti menjadi sorot-sorot mata yang rakus. Semua kekayaan Indonesia diambil, dirampas, hanya karena sebuah kepentingan. Pohon-pohon ditebang untuk kemudian dikonversi menjadi uang. Pengelolaan hanya berdasarkan kepentingan dan melulu kepentingan. Lantas masih adakah orang yang memikirkan nasib generasi di masa depan?

Berkurangnya luas hutan tentu mengambil peran penting dalam fenomena menurunnya populasi satwa Indonesia, karena hutan menjadi habitat utama bagi mereka, terutama satwa liar. Percaya atau tidak, 84% dari daratan Indonesia (sekitar 162 juta ha) pada tahun 1950-an masih berupa hutan, namun kini pemerintah menyebutkan bahwa luasan hutan Indonesia sekitar 138 juta hektar. Berbagai pihak menyebutkan data yang berbeda bahwa luasan hutan Indonesia kini tidak lebih dari 120 juta hektar. Selama kurang lebih 50 tahun, pembalakan liar, pembukaan lahan untuk industri sawit, kertas dan bubur kertas bukanlah hal yang langka di telinga dan tangan manusia. Betapa banyak lahan yang dikorbankan. Betapa banyak akibat yang ditimbulkan.

Dari sekedar lahan yang berkurang, sepetak demi sepetak, hilanglah juga populasi hewan sejenis demi sejenis. Habitat mereka dirampas oleh (lagi-lagi) manusia. Ketiadaan tempat berlindung tentu saja menjadi sesuatu yang mengancam kelangsungan hidup mereka. Dan ujung-ujungnya, mereka harus berebut tempat hidup dengan manusia. Ketika manusia merasa dipaksa untuk berbagi hidup dengan satwa yang tidak lagi memiliki tempat berlindung, merekapun menolaknya dengan cara memusnahkan satwa tersebut. Hal ini nyata terjadi. Pemusnahan massal pada orangutan yang justru merupakan mamalia paling mirip dengan manusia pada beberapa waktu lalu. Dalam kurun waktu bulan april 2008 hingga september 2009, dilansir ada 750 orangutan yang telah tewas akibat dibunuh. Banyak alasan yang melatarbelakangi kejadian tersebut. Orangutan dianggap sebagai salah satu hama tanaman sawah, padahal mereka hanyalah makhluk yang ingin mempertahankan kehidupan selayaknya manusia, tapi (lagi-lagi) manusia yang membuat mereka sulit menjalani kehidupan.

Dari kualitas hutan Indonesia yang terus-menerus menurun, tak ada lagi resapan air hujan yang memadai. Iya, setelahnya Indonesia dilanda pula oleh krisis air bersih. Dari hutan Indonesia yang terus-menerus disulap menjadi tulang punggung industri, tak ada lagi pepohonan hijau yang menghisap gas-gas karbon dioksida, sehingga munculah apa itu pemanasan global. Lahan hijau telah berubah wujud menjadi gedung-gedung pencakar langit yang megah. Herannya, manusia justru mengeluh tentang suhu udara yang terus-terusan memanas. Lantas, apakah manusia mencari tahu juga salah siapakah semua ini?

Hal yang juga tak kalah miris, ketika terciptalah juga apa yang dinamakan polusi, serta pencemaran yang membuat ngeri. Tingkat polusi dan pencemaran udara yang diukur dari partikel dalam udara, bisa kita sebut dengan PM10. Batas maksimal PM10 yang disarankan WHO adalah kurang dari 20 mikrogram/m3. Data WHO kemudian menunjukkan bahwa kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Medan telah terjangkit penyakit polusi yang parah. Kadar PM10 Medan adalah yang terbesar yakni 111 mikrogram/m3, Surabaya sebesar 69 mikrogram/m3, Bandung dan Jakarta sebesar 43 mikrogram/m3.

Belum lagi, tak dapat dipungkiri pula adanya kejahilan-kejahilan tangan manusia yang tak jarang menjadikan setiap sudut Indonesia sebagai tempat pembuangan. Menurut data dari Bank Dunia, Indonesia mampu memproduksi sampah padat secara nasional sebanyak 151.921 ton per hari. Dari data tersebut pula, dikatakan bahwa hanya 80% sampah yang berhasil dikumpulkan. Sisanya? Berserak mencemari lingkungan.

Satu mata rantai rusak, maka jangan harap rantai keseluruhan akan berjalan baik-baik saja. Jika hutan dirusak, pepohonan dan hewan-hewan dimusnahkan, maka siapa yang dirugikan? Tidak mungkin bukan manusia. Namun, jika ditanya kembali siapa yang merugikan? Apakah ada yang berani menjawab bukan manusia?

Tulisan ini tidak dibuat untuk mendakwa ataupun menghakimi, melainkan ingin menyadarkan semua mata, hati, dan telinga yang dirasa mampu merasakan. Lingkungan hidup bukanlah isu yang mampu dianggap remeh, melainkan isu pokok kelangsungan hidup semua makhluk hidup yang tinggal dan hidup berdampingan, termasuk makhluk yang dinamakan manusia.

Indonesia masih kaya jika semangat kebangsaan semua individunya masih berjaya. Indonesia masih punya kesempatan. Sebagai generasi muda bangsa, mungkin kita semua masih mampu untuk lebih peka akan hal-hal memilukan yang terjadi pada lingkungan hidup di sekitar. Pengelolaan alam tanpa peduli nasib Indonesia di masa depan hendaknya tak usah dilanjutkan. Yang kita butuhkan hanyalah kesadaran sebagai manusia. Sebagai makhluk yang diberi keistimewaan menjaga alam. Kesempatan mengubah kondisi ada di genggaman kesepuluh jari kita. Tak perlu kita tampilkan melalui perkataan melainkan kita lakukan dengan perbuatan. Dari hal sederhana yang nantinya akan menjadi bermakna. Mulai dari kepedulian, gerakan, serta tindakan, mari kita benahi lingkungan. Dengan semangat kebangsaan, rasanya tak sulit kita ciptakan Indonesia yang nantinya indah jika diwariskan bagi generasi masa depan. Seperti apa yang dilantunkan Naif, Dia... Adalah pusaka sejuta umat manusia yang ada di seluruh dunia, untuk itu, mari kita jaga pusaka kita bersama.



REFERENSI
http://matoa.org/polusi-di-indonesia-dan-efeknya/ (diakses pada tanggal 19 Mei 2013)


Tulisan ini dilombakan dalam acara BANGSAL PMKAJ US tanggal 24 Mei 2013 lalu.

Saturday, May 25, 2013

Mei: Bulan Nyeni di FIB

Bulan Mei, jaman-jamannya mau UAS kan ya sebenernya, tapi nggak disangka-sangka, justru di bulan ini, FIB banyak banget acaranya. Berderet-deret. (Biasa juga banyak sih, tapi ini berderet-deret banget gitu, huahaha).

Jadi, langsung aja, di postingan ini gue mau nyeritain tentang beberapa acara di FIB yang gue tonton. (niatnya sih ya, menjelang UAS mau fokus belajar, eh malah begini jadinya, haha).

Langsung aja deh ya, gue mau cuap-cuap tentang beberapa acara oke kece yang gw tonton itu:
1. Pementasan Teater "Waktunya Lelaki" by Teater Agora.

sumber: http://majalahcobra.com/wp-content/uploads/2013/05/poster-grainin.jpg
Pementasan ini sebenarnya salah satu bagian juga dari acaranya anak FILSAFAT (PhilosoFair) pas tanggal 14-15 Mei 2013 kemaren. Ya bisa dibilang, pementasannya untuk closing gitu. Sebenernya, di acara ini, ada 1 seminar yang pengen banget gue ikutin, soalnya tema seminarnya seputar LGBT gitu. Tapiiiii, karna ada urusan lain, akhirnya nggak jd ikut seminar itu dan cuma berkesempatan nonton pementasan teaternya aja.

Selain ini merupakan tugas dari kelas Paradigma Feminisme yang gue ikutin, keputusan buat nonton teater ini juga datang dari kesadaran diri gue yang sebagai anak FIB jarang banget nonton teater. Masa iya udah mahasiswa nontonnya FTV melulu *eh, nonton tipi aja jarang sebenernya. Haha. Nggak cukup kesadaran aja, tapi judul dari teater ini juga bikin penasaran. Sehinggaaaaa, gue memutuskan, "oke, gue harus nonton pementasan ini." dan langsung beli tiket presale seharga 10.000 rupiah saja sodara-sodara!

Penampilan dari teater Agora ini dipentaskan di Auditorium Gedung IX FIB UI, hari Rabu, 15 Mei 2013 pada pukul 16.00. Gue nonton sama Sekar, Melyssa, dan Caya. Kita milih duduk di bagian audit di sayap sebelah kanan, soalnya nggak kebagian di tengah. Penuh banget gitu yang nonton.

Pertunjukkan kurang lebih berlangsung 2,5 jam. Plot ceritanya menarik. Sebagai orang yang nggak pernah berkecimpung di dunia perteateran, gue menganggap pementasan ini ditujukan untuk mengangkat problematika kehidupan antara perempuan dan laki-laki. Iya, antara dua gender itu (entah bener atau salah). Hehe. Kenapa gitu? Soalnya dari 4 kisah yang dihadirkan dalam pementasan ini, semua membahas dan mengangkat mengenai kehidupan antara laki-laki dan perempuan, baik dalam hubungan suami-istri, hubungan pacaran, hubungan ibu-anak laki-laki maupun hubungan ayah-anak perempuan.

Dalam pementasan teater ini, gue ngeliat kalo ternyata, sebenarnya nggak cuma perempuan yang sering merasa dirugikan atau menderita, tapi laki-laki juga bisa menderita, bisa memiliki problem, bahkan juga bisa merasa sangat rendah. Pelik sih emang, kalau udah bicara isu-isu begini. Hehe. Tapi ya, setidaknya pertunjukkan 2,5 jam ini nggak ngebosenin dan gue nggak ngablu-ngablu banget gitu nontonnya. Hehe. 

Dibahas di kelas Paradigma Feminisme pas hari Jumat, akhirnya sedikit banyak gue ngerti inti dari cerita Waktunya Lelaki ini. Dibahas dari kisah per kisah, sebenernya semua kisah ini mengangkat problem kebertubuhan, seksualitas, dan yaaa, lagi-lagi kalo mau dibahas, ya jadi panjang banget pasti. 

Intinya adalah, gue nggak nyesel nonton pementasan ini, soalnya dipenuhi humor juga, jadi nggak garing pementasannya! Kerenlah! :)

2. Kilau Nusantaraku by Komunitas Tari FIB UI Nartana Buddhaya. 

sumber: http://depokita.com/wp-content/uploads/2013/05/Kilau-Nusantaraku-FIB-UI-Mei-2013.jpg
Pagelaran Tari dari Nartana Buddhaya ini diadakan hari Jumat, 17 Mei 2013. Berbekal tiket gratis dari RTC UI FM (gretongan banget yee!), gue cuss nonton acara ini. Mata terpuaskan banget! Pagelaran ini menampilkan 9 repertoar tari dan satu repertoar musik yang menurut gue berkualitas. 

Baca dari buku acaranya sih, dalam Kilau Nusantaraku ini, dilibatkan 44 penari, 15 pemusik, dan banyak lagi di tim produksinya. Acara yang luar biasa!

Jujur aja, ini baru pertama kali gue nonton pagelaran tari. Dan, gue langsung disuguhkan dengan pagelaran yang benar-benar berkualitas. Terlebih lagi, penutupnya adalah tari Saman, salah satu tarian yang emang menurut gue sulit dan butuh latihan ekstra. Beberapa temen gue juga ngakuin sih, mereka latihan sampe malem-malem banget, bahkan lewat tengah malem.

Perjuangan mereka dan persiapannya akhirnya berbuah manis. Auditorium Gedung IX penuh akan penonton yang bertepuk tangan dan menatap kagum. Waaaah, selamat ya Nartana Buddhaya! :)

3. Bulan Bujur Sangkar by TEATER PAGUPON.

sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAJmVDtzDmNXcmE-FNXOMkWidCNeVNh2CW5VuWjBy-egP4qxBeZ5xK6L4wu14ncIe3K5v2mbU2cfUASMoWJleZJ6iHmjCyckazIJFJ3FjdNddd8Zw4qcskgJkFl7jEIrs1eQ0xIhMLLkj_/s1600/BKZTbW9CQAEKFDO.jpg+large.jpg
Nah, ini nih! Teater ini dipentaskan pada hari Senin, 20 Mei 2013 kemarin, dan untuk nonton ini gue cabut kelas Italia. (Bandel, ye!). Hehe, sekali-sekali doang aja nggak papa lah yaaa. 

Pementasan ini dimulai pukul 16.30 setelah sebelumnya ada penampilan dari SASINA. Pementasan ini juga merupakan rangkaian dari acara Indonesia Tebar Pesona, yang merupakan peringatan hari ulang tahun IKSI. Gue nonton sama anak-anak TERAS 531 (Jantrio, Gaby, Maria, Lukas), kak Jenny, daaan sama Caya juga Tia.

Durasi Bulan Bujur Sangkar nggak terlalu lama, cuma sekitar 1,5 jam-an. Tapiiii, makin lama makin gue coba memahami jalannya cerita, gue makin nggak paham (nah loh!). Iya, abis kata beberapa teman, sebenarnya kekuatan cerita karya Iwan Simatupang ini ada pada dialognya, sedangkan dialog-dialognya aja beberapa ada yang hilang karena ketutupan sama musik. Dan, akhirnya, di tengah-tengah cerita, gue banyak yang miss akan dialognya, terus kadang-kadang pikirannya jalan-jalan dulu kemana, akhirnya nggak paham-paham banget ceritanya. Yang gue pahamin adalah, kurang lebih ceritanya berputar pada kematian. Tapi, beberapa dialog yang gue denger, ada juga yang bahas tentang kemunculan ilmu-ilmu, sosiologi, ekonomi, matematika, dan lain-lain, sehingga gue juga agak susah nyambung-nyambungin ceritanya. Hehe.

Dari segi pemainnya sih, oke-oke. Cuma mungkin vokalnya ada yang dikalahin sama musik, sehingga mungkin harus berusaha lebih lagi biar tetap kuat vokalnya. Musiknya juga bagus, ya udah terkenal lah yaaa kalo musiknya oke. :)

Namanya teater, setiap orang punya interpretasi masing-masing terhadap apa yang mereka nonton dan saksikan. Nah, kalo buat gue, gimana mau interpretasi, kalo seandainya, dialog-dialognya aja ada yang gue nggak dengerin. Dan, gue juga nggak begitu ngerti. Hehe.

Pas nanya ke Caya sama Tia, kita juga sama-sama nggak ngerti (dasar!) haha.
Tapi, yaudahlah yaaa, nggak ada salahnya kan mencoba tahu meskipun ujung-ujungnya sulit untuk tahu. :)

4. RAJAM on SULAP SASTRA.
 
sumber: http://majalahouch.com/newversion/wp-content/uploads/2013/05/Event.jpg

Judul teaternya RAJAM. Judul acaranya SULAP SASTRA. Yang ngadain adalah English Art Lab dan IKMI FIB UI. Diadakan tanggal 22-23 Mei 2013. (Ini gue nulis atau jawab isian titik-titik sih ya?).

Awalnya, belum tertarik untuk menonton pertunjukkan ini sampai seorang teman nawarin tiket yang dia jual. Tak kuasa menolak (ckck), akhirnya gue keluarin duit 10.000 rupiah untuk beli tiket pre-salenya.

Tanggal 23 Mei 2013, pukul 16.00, gue masuk ke ruang auditorium Gedung IX FIB UI (selalu ya disini), dan menyiapkan diri nonton RAJAM! 

Ceritanya jauh lebih eksplisit dan maknanya lebih mudah didapatkan. Kurang lebih, pementasan ini ditujukan untuk mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan yang kerap dilakukan, terutama perilaku perkosaan. Banyak perempuan yang diperkosa, namun tetap dipersalahkan. Yaaa, kejadian-kejadian yang kurang lebih membuat perempuan mengalami "sudah jatuh tertimpa tangga pula". 

Pemeran utamanya, menurut gue bagus banget! Dia hafal dialog yang supeeeeeeeeeeeer panjang, dan hampir tidak melakukan salah sama sekali. Keren, keren!

Pemeran lainnya juga nggak kalah oke. Sayang, durasinya terlalu sebentar. Hehe, berbeda dengan kata buku acara yang bilang kalo pertunjukkannya berlangsung selama 100 menit, ini kayaknya cuma satu jam-an gitu.

Nggak banyak yang mau gue katakan tentang pertunjukkan ini selain selamat untuk para pementas!

5. NGAMEN SASTRA 2013: ROCK CARNIVAL.
NO COMMENT. NGGAK NONTON! BETE.

Acaranya bertepatan banget sama BANGSAL PMKAJ US. Jadi, ya gitu deh. Haha. Yasudahlah yaaa.

Yaaa, kurang lebih begitulah acara-acara yang memenuhi gedung IX FIB UI dari minggu ke minggu di bulan Mei. Acara-acara yang membuat gue membuka mata terhadap adanya problematika laki-laki perempuan, terhadap tarian-tarian nasional yang nggak kalah bagus sama tarian modern, dan juga terhadap peristiwa pemerkosaan yang selalu memosisikan perempuan di posisi yang terpojok. Acara yang membuat gue bangga jadi anak FIB. 



FIB, FIGHTING IN BOLD! :)

BANGSAL 2013: Peringatan Hari Kebangkitan.

Satu lagi program kerja PMKAJ US terlaksana. Yeap! Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini tak diluputkan dari mata generasi muda PMKAJ US.

BANGSAL, begitu nama acaranya, muncul dari hasil diskusi mahasiswa-mahasiswi Katolik PMKAJ US  pada saat TEMU MAHASISWA se-KAJ 2012 kemarin. Mengingat semakin hari rasa nasionalisme pada generasi muda semakin memudar, maka acara ini akhirnya digagas dan segera direalisasikan pada tanggal 24 Mei 2013 kemarin.



Persiapan panitianya tak lebih dari satu setengah bulan. Berbagai rangkaian lomba turut diadakan untuk memeriahkan, mulai dari lomba puisi, lomba akustik, lomba esai, lomba menggambar, juga lomba fotografi. Partisipasi para mahasiswa, baik dari unit Selatan maupun dari unit PMKAJ lainnya terlihat sangat antusias, terbukti dari banyaknya mahasiswa yang ikut mengirimkan karya dan mengikuti lomba. Saya sendiri ikut berpartisipasi pada lomba esai dan puji Tuhan memperoleh juara 2 (ayo terus menulis!).

Acara BANGSAL dimulai dari pukul 16.00 di wisma SY, Depok dan berakhir pukul 21.00. Dimulai dengan registrasi, lomba pembacaan puisi dan juga akustik, lalu masuk ke acara puncak yakni  OMPOLOS (Omong-omong Politik Sosial) yang menghadirkan Christina M Rantetana SKM., MPH selaku pembicara (WOW!), ditutup dengan pengumuman pemenang dan penampilan dari juara 1 lomba akustik.  

BANGSAL, bagi saya adalah sebuah acara yang ingin membangkitkan lagi semangat nasionalisme anak muda, semangat berjuang, semangat membangun kembali bangsa Indonesia yang kondisinya semakin hari semakin membuat miris. Dan, bagi saya, ada baiknya jika tidak hanya generasi muda PMKAJ US yang merasakan esensi BANGSAL ini, melainkan semua anak muda di luar sana juga turut menumbuhkan lagi semangat nasionalismenya. BANGKITKAN, KOBARKAN, dan PERTAHANKAN SEMANGAT NASIONALISME!

Sunday, May 19, 2013

Aksi Sosial KMK UI 2013: PELANGI.


Tahun ini, akhirnya KMK UI kembali mengadakan Aksi Sosial bertajuk PELANGI. Yeaaay! *prokprokprok*. 


PELANGI ini dilakukan pada hari Sabtu, 18 Mei 2013 di Museum Bank Mandiri, Kawasan Kota Tua Jakarta dan melibatkan 70 anak-anak dari kelas 1 sampai 6 SD. Di sana, gue, Dimas, Edith, Melvin, Kent, dan Agrika ikutan sebagai perwakilan Presidium KMK UI 2013.
Susunan acaranya sih, ada dua yang utama. Pertama, penyuluhan mengenai aturan cuci tangan gitu, dan yang kedua, himbauan untuk rajin sikat gigi.
Awalnya, panitia dan beberapa orang yang mau berangkat bareng dari Depok, kumpul bareng tuh jam 6 pagi di Wisma SY. Nah, gue sebagai orang yang susah bangun pagi, akhirnya baru bisa ke wisma SY jam 7 pagi. Hehehe.

Dengan rambut masih belum kering abis keramas, dan dengan perut yang baru diisi sedikiiiiit sekali makanan, akhirnya kita yang barengan dari Depok berangkat juga jam /8 lewatan dikit. Sampe di  Kota Tua sana sekitar pukul 8 atau /9 gitu. 

Di sana, panitia udah sibuk siap-siapin peralatan yang dibutuhin, makanan, daaaaaan lain-lainnya. Gue, Dimas, dan Edith lalu menggabut. Lama-lama bosen ngegabut, akhirnya gue iseng aja masuk ke dalam salah satu kelompok (jadi, 70an anak-anak itu dibagi ke dalam 9 kelompok) yang di-PJ-i oleh Anna. Di kelompok itu, gue kenal-kenalan ama anak-anaknya. Ada Nur, Renny, Silvia, Aulia, Dandi, Rudi, Ferri, Riqi, Devan, dan Niken. Ada 10 orang di kelompok gue. Yang paling lucu dan bawel itu si Nur. Dia megangin tangan gue terus, dan nggak mau jauh-jauh. Hihi, gemes banget!

Ini barengan anak-anak di kelompok gue, sebelah kiri gue itu Anna
me and Nur
Nur
Nur juga anaknya manis gitu, cakep. Dia punya adik, mirip banget sama dia. Sama-sama lucu juga. Suka banget kalo lagi ngobrol sama anak ini. Hehe. Ada juga anak cewek yang namanya Aulia. Ini anak pinter banget. Dan terlihat ramah terus rajin. Kelihatannya. Kalo ada kuis atau pertanyaan apa gitu, pasti Aulia tunjuk tangan buat jawab. Emeeessshhhh...

Terus, ada lagi yang namanya Dandi. Dia ngefans banget sama NOAH kayaknya sih. Dia bilang, dia pengen jadi penyanyi nanti kalo udah gede. Anaknya tinggi banget, tapi umurnya masih kecil ternyata. Haha, suka nyengir banget. 

Ini yang namanya Dandi
Suka banget ketika mereka itu antusias dengerin kakak-kakaknya yang ngajarin cuci tangan, sikat gigi. Terus kan buat cuci tangan, mereka diajarin pake lagu gitu, dan gue sendiri baru tau lagu itu pas aksos kemaren. Masa kecil gue kayaknya nggak ada lagu-lagu gitu deh. Haha, sedih ya agaknya.


Liat mereka belajar cuci tangan bersama, terus praktekkin cuci tangan bersama, itu lucu banget dan bikin senyum-senyum. Hehe, bahagia gitu.

Sebenarnya, peserta aksosnya ini terbagi ke dalam dua golongan gitu. Ada yang dari kelas 1 - 3 SD dan ada yang dari kelas 4 - 6 SD. Soalnya, cara penyuluhannya kan beda ya. Yang masih kecil-kecilnya dikasih penyuluhan lewat panggung boneka. Kalau yang udah gede-gede sih dikasih presentasi gitu. Nah, karena dari awal gue gabungnya sama yang kelompok anak-anak kelas 1 - 3 SD ini, jadilah gue akhirnya mainnya ya sama mereka-mereka aja terus. :)


Setelah makan siang, gue harus balik duluan dan cuma bisa main-main bentar sama mereka. Masih seru banget sama mereka tapi harus pulang. HIKS. Sempet sih liat penyuluhan sikat gigi dan foto-foto sebentar, abis itu gue pulang sekitar jam /1 an, soalnya Opa gue ulang tahun. Hehehe.  


Finally, terima kasih kepada Ganda Sitohang selaku PO Pelangi dan segenap tim panitia! Kalian hebat, acaranya sukses, dan menyenangkan. PROFICIAT dan semangat terus melayani yaaa. SO MUCH FUN di AKSI SOSIAL KEMARIN. :):)


Kita doakan juga yuk, semoga adik-adik kemarin punya masa depan yang cerah dan bisa menggapai cita-cita mereka. Ihiy, asik! 

Jajaran kakak-kakak yang gabut.

Terima Kasih PELANGI :)