Tuesday, June 24, 2014

Bakmi Jogja Dharmawangsa: Bakmi Goreng yang Juara!

Bakmi Jogja Dharmawangsa mengingatkan gue sama Bakmi Jogja yang pernah gue icip di daerah Depok. Waktu itu hanya mencicip karena waktu sudah malam dan gue enggak mau makan. Nggak mau makan berarti gue nggak tau-tau banget gimana rasa si Bakmi Jogja yang di Depok itu. That's why, gue sangat amat excited ketika atasan gue di kantor ngajak gue sama seorang teman yang lain buat makan di Bakmi Jogja Dharmawangsa ini pas kita lagi nyiap-nyiapin acara di The Dharmawangsa Hotel. Yippie! It was June 10th.

Bakmi Jogja Dharmawangsa ini katanya sih sudah cukup terkenal seantero Jakarta Selatan. Wedang Ronde-nya juara. Belum malam pasti udah habis. Terbukti, waktu gue berkunjung ke sana jam 8 malam, Wedang Ronde yang diharapkan udah ludes des des tak tersisa (dan ternyata, untung masih berpihak sama gue. Tantenya temen gue udah beli 2 bungkus buat gue sama temen gue ini. Gue kan nginep tuh ceritanya. Asik banget masih kebagian nyobain Wedang Ronde-nya).

Suasana tempat makannya sih lumayan seru buat nongkrong. Tapi letak bangku-bangkunya deket-deket banget, jadi sedikit terlihat pengap. Udaranya nggak panas dan nggak dingin. Ya, atmosfernya pas buat makan dan ngobrol begitu.

Karena gue cuma makan bertiga, kita cuma pesen tiga menu buat kita masing-masing aja. Nggak lebih. Gue pesen Bakmi Goreng isi Jeroan Sapi (ini enak ba.nget!), temen gue pesen Bakmi Rebus, dan atasan gue pesen Tahu Campur.

Daftar menu makanannya bisa dilihat di bawah ini (ups bocorin dikit nggak apa-apa lah yaaa)...


Ini dia, menu makanannya!
Bakmi goreng isi jeroan sapi yang gue pesen sebenernya nggak tercatat di menu ini. Adanya nasi goreng + jeroan sapi doang. Tapi, emang dasar gue iseng, jadi gue nanya aja kalau-kalau bakmi goreng isi jeroan sapi itu ada juga *logikanya sih bisa dibuat lah ya*. Eh, ternyata bener ada. Jadilah gue pesen itu aja. 

Bakmi goreng di sini rasanya enak. Beneran deh, gue nggak ngelebih-lebihin. Kecapnya pas, jadi manisnya ikutan pas. Nggak kemanisan. Bumbunya juga pas dan rasa asinnya sesuai selera. Biar menambah rasa pedas, kita bisa tambahin saus sambal yang disediakan di sana. Nagih deh. Jeroan sapinya juga lengkap. Ada babat-nya, ada usus/iso-nya, ada paru-nya, dan ada limpa-nya. Isi perut sapi yang jadi favorit gue kalau makan di rumah makan Padang, ada semua di bakmi goreng ini. Juara deh emang...

Setelah kunjungan gue bersama rekan kantor gue ini, gue sempet berkunjung sekali lagi ke sini cuma buat beli bakmi goreng isi jeroan sapi karena lagi pengen banget. Rindu Wedang Ronde-nya juga, tapi ya emang nasib nggak kebagian. 

Bakmi Rebus dan Tahu Campur yang dipesan dua orang lainnya cuma sempet gue icipin doang. Yang bisa gue komentarin hanyalah rasa kuah bakmi rebusnya yang lumayan pas sama lidah gue (apalagi dinikmati selagi hangat, syududu~) dan rasa saus kacang di tahu campurnya yang cukup enak. Lebih juara kalau bisa cobain dua-duanya di lain kesempatan yaaa.

WEDANG RONDE dari Bakmi Jogja Dharmawangsa yang dibeliin tantenya temen gue ini rasanya super syahdu~ Emang sih, rasa wedang ronde mungkin sama aja dimana-mana. Tapi, waktu itu, kegiatan makan ronde yang ditemenin kuah-kuah hangat beraroma (dan juga berasa) jahe itu jadi menenangkan banget. Badan lagi capek, kedinginan eh disuguhinnya Wedang Ronde. Syedaaapppp~ 

Mungkin oh mungkin juga, ada sesuatu yang membuat Wedang Ronde di sini berbeda dari yang lainnya. Entah rondenya yang beda, atau rasa wedangnya yang beda. Tapi yang jelas, Wedang Rondenya enak selagi hangat dan pasti habis sebelum gelap. :D

VOILA, LES PHOTOS! :
Bakmi rebus...
Tahu campurr...
Bakmi goreng isi jeroan sapi :9
Bakmi Jogja Dharmawangsa
Jalan Darmawangsa Raya No. 10 C
Kebayoran Baru - Jakarta Selatan

Monday, June 23, 2014

Awal Mula. Air Laut. Pantai. Ombak.

Awal mula. Dua kata yang biasa bersama. Tapi ternyata katanya berbeda.
Tak soal bagi saya mana yang paling utama. Awal atau mula? Atau bahkan sepasang awal dan mula? Apa malah jangan-jangan mula dahulu baru awal, sehingga menjadi mula awal?

Cerita ini berkaitan dengan awal dan mula dalam hidup saya. Saya suka pantai. Tapi itu bukan awal maupun mula. Saya suka laut dan air laut. Tapi itu bukan awal maupun mula. Saya suka ombak. Tapi, lagi-lagi itu bukan awal maupun mula. Itu semua hanya akibat dari apa yang saya alami sebagai sebab. Sebab yang mungkin bisa jadi awal atau mula.

Bagaimana awal mula saya mencintai pantai, air laut, dan ombaknya?

Saya tidak dilahirkan di pesisir pantai. Saya tidak pula dibesarkan di atas kapal nelayan. Saya hanya tumbuh di keluarga yang sempat menjejalkan saya pemandangan pantai sejak saya duduk di kelas 6 SD. Awalnya, saya diajak ikut ke pantai Ancol. Tak lama, kami berganti hobi menjadi pengunjung setia Anyer dan Carita. Hampir satu dua kali dalam satu sampai dua bulan, saya diajak orang tua saya ke pantai. Pantai Ancol berlanjut ke Pantai Anyer dan tetangganya, Carita menjadi kunjungan favorit kami. Pernah juga ke Pantai Parang Tritis ketika saya berada di level yang sama. Kelas 6 SD. Semua dijalankan bersama keluarga. Senang rasanya.

Beranjak kuliah, sudah bisa bebas kemana-mana. Saya mulai pergi bersama teman-teman sebaya. Rencana yang tak begitu matang tapi untungnya terlaksana. Saya lihat pantai lagi. Saya lihat laut lagi. Saya dengar ombak lagi. Saya pergi ke pulau Tidung. Pulau yang paling terkenal dan dikagumi semua orang kala itu. Banyak orang berbondong-bondong dan berlomba-lomba main ke Pulau Tidung. Tak heran, airnya memang masih bersih. Bisa bebas snorkeling sampai tangan keriput.


Tidung!
Dalam perjalanan ini, saya berangkat berlima saat libur semester tiga. Kami memutuskan untuk memakai jasa travel di Jakarta karena memang tidak tau apa-apa. Puas hati ketika kami berhasil tiba di sana. Merasakan pasir pulau Tidung yang tadinya hanya kami lihat di mesin pencari Google.

Meskipun hanya dua hari satu malam kami tinggal di sana, rasanya puas tak terkira. Makan hidangan laut (seafood), tinggal di rumah warga lengkap dengan pendingin udara, disuguhkan pemandangan pulaunya yang indah, bisa snorkeling sebebas-bebasnya dan main sepeda sepuasnya. Sedap!


Selesai dari Pulau Tidung, saya coba menjelajah pantai lagi ketika naik semester enam. Kali itu ke pantai Indrayanti bersama teman-teman yang berbeda. Kebetulan kami sedang merencanakan perjalanan ke Jogjakarta satu minggu lamanya. Pantai Indrayanti-pun jadi tujuan yang tak bisa dibilang tujuan utama. Ke sana tak sengaja. Bertemu pantai yang indah luar biasa. Pasirnya putih, airnya jernih. Hampir dua jam saya bermain di sana. Memang tak berenang dan tak mengambang di atas laut itu, tetapi aktivitas bermain pasir dan air laut, merenung menunggu matahari terbenam, sambil berbicara dan tertawa dengan teman-teman bahkan sahabat, adalah sebuah harta yang tak akan mampu saya beli dimanapun juga. Meskipun semua pantai rasanya sama dan air lautnya serupa, saya tetap akan membagi cinta saya pada pantai yang berbeda-beda. Saya sudah menjadi manusia yang sangat suka mengunjungi pantai-pantai baru yang tak biasa. Apakah ini masih di tataran awal saya menyukai pantai, air laut, dan ombak? Atau sudah masuk tataran mula? Atau bahkan sudah lewat masa awal mula-nya?


Di Pantai Indrayanti
Setelah pantai Indrayanti, beberapa kali saya mengunjungi pantai Anyer-Carita lagi. Beragam teman yang menemani. Pergi sama keluarga juga masih. Tentu, kalian tak boleh heran. Duo pantai Anyer-Carita memang pantai yang paling dekat untuk disambangi. Sayang, airnya sudah tak sejernih dulu lagi ketika saya masih kecil sekali.

Puncak saya mencintai pantai, air laut, dan ombak adalah perjalanan saya yang paling terakhir sebelum saya menulis celotehan ini. Pulau Harapan di Kepulauan Seribu. Meskipun tak ada pantai di sana, saya benar-benar jatuh cinta pada pandangan pertama dengan keindahan lautnya. Sungguh! Jernihnya aduhai di mata. Mata saya dapat melihat apa yang ada di bawah lapisan air laut tersebut. Ketika saya menggunakan perangkat pintar saya untuk mengabadikan gambar lautnya, saya terkagum-kagum sendiri dengan hasilnya. Bukan, bukan karena saya profesional dalam menyalin pemandangan itu ke layar telepon genggam saya, tapi justru keindahan itu yang ingin sekali rasanya mengabadikan diri ke dalam kehidupan saya. Setiap saya melihat jernihnya air laut di Pulau Harapan, saya rindu sekali ingin ke sana lagi.

Pulau Harapan
Perjalanan saya ke Pulau Harapan merupakan perjalanan saya yang agak ’nekat’. Tak menggunakan jasa travel seperti dulu ke Pulau Tidung. Tak memesan penginapan apapun. Bahkan baru memutuskan untuk berangkat adalah dihitung mundur 3 jam dari jadwal keberangkatan kapal di Muara Angke. Saya tak memikirkan sama sekali akan tidur di mana. Yang jelas adalah, saat itu saya benar-benar menginginkan pemandangan pantai, air laut, dan ombak. Saya ingin istirahat sejenak sambil melepaskan beban yang melekat. Rasanya, lega.

Kenekatan saya tak berbuah kemalangan, untungnya. Di kapal, saya bertemu tiga orang yang sudah hafal denah Kepulauan Seribu. Saya dan teman saya waktu itu diajak bermalam bersama dan berlibur bersama. Jumlah kami dari berdua berubah menjadi lima. Saya di ajak melihat keindahan Pulau Dolphin yang tak kalah cantiknya ketika kami melakukan perjalanan bersama. Kami turut melihat matahari terbenam di Pulau Bulat yang tak kalah eloknya.

Pulau Dolphin
Semenjak ini, saya jadi yakin, saya tak lagi di tataran awal dan mula. Saya tak lagi di tataran awal mula. Saya tak lagi di tataran awal atau mula. Saya sudah bermetamorfosis menjadi saya yang menjadi pengagum air laut, pantai, dan ombak. Semua ternyata bermula dari perjalanan pertama saya melihat pantai yang saya lupa kapan persis tepatnya. Saya sudah menjadi orang yang bertekad untuk bisa mengelilingi pulau sebanyak yang saya mampu. Saya ingin sekali menjadi makhluk Tuhan yang beruntung dapat melihat air laut, pantai, dan ombak di berbagai daerah di dunia. Saya ingin memanjakan indra perasa saya ketika saya merendamkan tangan saya di air laut. Saya ingin memandang pantai yang lebih luas dan lebih mengagumkan lagi dengan indra penglihatan yang saya punya. Saya ingin meningkatkan sensitivitas indra pendengaran saya ketika saya menikmati deru suara ombak. Ah, tak banyak yang saya inginkan, bukan? Hanya air laut, pantai, dan ombak. Sudah.

Hari-hari esok ini, saya hanya harus mampu menjadi berani melangkahkan kaki saya demi melihat eloknya pantai, air laut, dan ombak yang dimiliki dunia, terutama di tanah Indonesia. Saya yakin saya bisa. Ya, kita semua bisa.

Jadi, mana bagian Awal Mula – Awal dan Mula – Awal atau Mula saya?


Jawabannya sederhana. Rangkaian cerita singkat ini nyatanya merupakan sang Mula yang membuat saya akhirnya menjadi pengagum sosok pantai. Di kalimat penutup ini, saya menyadari kalau Mula dan Awal akan selalu menjadi Awal dan Mula. Awalnya, saya diajak oleh keluarga saya...dan kemudian cerita berulang dari awal. Mula ini yang akan membawa saya menjadi pengagum setia air laut, pantai, dan ombak. Ya, demikian.

Monday, June 16, 2014

Jakarta Culinary Pass-Time Across The Foodniverse : Heaven for FOODIES.

Yeay! Punya teman buat jalan-jalan kulineran itu asyik banget, terlebih kalau kulinerannya ke acara beginian. Beginian? Emang acara apa? Yap! An event called Jakarta Culinary Passport was bringing me and Fanya to an exploration of food industry in Jakarta! Happy!

Me and Fanya!
Acara yang diadakan di Grand Indonesia Shopping Town, Exhibition Mall West Mall 5th Floor ini dihelat mulai tanggal 5 hingga 8 Juni 2014. Diikuti oleh 57 tenants, event ini mengambil tema Time Across The Foodniverse.

Area event dibagi ke dalam 4 area. Ada area 20's - 50's yang diisi oleh makanan-makanan berat semacam nasi campur manado, makanan khas solo, rendang, sushi dengan isi makanan padang, bakso, dan lain-lain. Kemudian, kita dapat menemukan makanan-makanan berat tapi khas luar Indonesia di area 60's - 80's. Maksud gue dengan makanan-makanan berat khas luar Indonesia ini adalah taco, quesadilla, dll. Dua area terakhir adalah area 90's - 00's (pastry, churros, french cuisine, dll) dan area future yang diisi oleh dessert, pastry, and drinks.

Tadinya, gue sama Fanya mau pergi ke acara ini pas hari pertama, yaitu hari Kamis tanggal 5 Juni 2014, tapi berhubung kita berhalangan, akhirnya kita pergi pas hari ketiga, yaitu hari Sabtu tanggal 7 Juni 2014. We started from Depok at 12.30 pm and arrived at TransJakarta -TOSARI Station at 1.45 pm. Turun dari TransJakarta, kita langsung semangat berjalan kaki ke dalam Grand Indonesia. Maklum, perut udah nggak tahan euy, laper!

Sampai di Jakarta Culinary Passport, kita harus beli tiket masuk dulu (IDR 10). Tangan dicap dulu biar kece dan setelah semuanya selesai, kita siap menjelajah segala jenis makanan dari masa ke masa!!!


Ini tangan pegangan sama Fanya bukan sama...*lupakan...
Ramainya Jakarta Culinary Passport!
Let's check the review!!!

1. Belle et Petite

Macarons berlabel Belle et Petite ini sudah cukup terkenal sebenarnya di Instagram. Why did I say that? Karena, followersnya sudah mencapai 10 ribu lebih. Foto-foto yang ditampilkan di Instagram mereka memang menggoda dan lovely banget sih. Jadi mupeng banget kalau abis liat foto-fotonya. 

Jejeran macarons yang seolah berkata, "eat me, eat me more!" :)
Booth Belle et Petite
Gue sendiri udah lama follow Instagram mereka dan hanya bisa menikmati gambar-gambarnya aja tanpa pernah nyicipin rasa macarons-nya. Entah, gue emang agak nggak biasa aja untuk delivery kue-kue cantik begitu. Soalnya, berat di delivery charge-nya cyiiin. Hehe.

Bersyukur banget ketika tahu Belle et Petite mau buka di event Jakarta Culinary Passport ini. Akhirnya bisa nyobain macarons warna-warni ini tanpa perlu menunggu-nunggu untuk diantarkan ke rumah! Hmm, tinggal pilih warna dan rasanya, bungkus, makan, terus kenyang deh!

Harga macarons ini IDR 12/pc. Kalau beli 6 pcs jadi IDR 70, dan kalau beli 12 pcs jadi IDR 130. Kalau beli dikit rugi, beli kebanyakan sayang nggak ada yang makan. Akhirnya gue memutuskan untuk beli yang 6pcs aja. Berbagai rasa yang gue pilih adalah Burger, Cookies and Cream, Ovomaltine, Red Velvet, Nutella, and Green Tea. Sebelum milih-milih, gue nyoba tester-nya juga loh! Gue nyobain Milo yang akhirnya nggak masuk daftar pilihan.


Cookies and Cream, Green Tea, OvoMaltine, Rose, Nutella, Burger
Soal rasa, gue bahas satu-satu ya:

1. Burger
Macarons rasa ini enak. Manis. Dan ada keju di dalamnya, jadi gue nggak bisa bilang ini nggak enak. Selama ada keju, everything will be good for me. Haha.
Yang gue suka dari macarons Belle et Petite ini adalah teksturnya yang padat dan kalau dipegang pun akan terasa sedikit berat (untuk ukuran macarons yaaa). Nggak kayak macarons kebanyakan yang biasanya berasa super ringan gitu tengahnya. 

2. Cookies and Cream
Cookies and cream
Yang ini manis bangeeeett euy. Untungnya, karena gue makannya bagi dua sama Fanya, jadi nggak sempet ngerasa enek sama manisnya macarons ini. Gue nggak begitu cinta rasa manis, sih, jadi takutnya bakalan enek kalau harus makan macarons ini sebiji penuh. Rasa macarons yang ini cocok sekali buat yang suka makanan manis. Luarnya manis, dalamnya manis, dan krimnya pun manis! Soooo sweet!

3. Ovomaltine
Karena pada dasarnya Ovomaltine aja udah enak, macarons berwarna oranye terang ini jadinya ikutan enak di mulut. Coklatnya terasa daaannnn I can't say no more. Just keep biting and eating. This macarons was just too sweet! Hehe. Kalau makan yang ini, nggak akan enek meskipun manis. Karena sukaaa....

4. Red Velvet
This kind of macarons was also sweet. Gue suka macarons, tapi gue nggak suka kalau terlalu manis. Aneh ya? Haha, makanya harus ada unsur keju di dalamnya, baru deh gue nggak akan enek-enek. Di dalam Red Velvet ini gue nggak terlalu merasakan unsur kejunya. Entahlah, emang krim kejunya ada atau malah enggak ada. But, for me, it doesn't matter. Buktinya, satu biji habis aja masuk ke perut. Hahaha.
*Lupakan kebencian terhadap makanan terlalu manis sejenak.*

5. Nutella
Macarons + Nutella : Perfect Combination!
Nutella itu emang diapain aja enak. I never buy a jar of this Nutella jam but, every kind of dessert that is made with Nutella is just tooooo good to be bitten! Gue nggak akan pernah benci dan nggak suka sama Nutella. Chocolate mix with taste of Nut is a perfect match... I love this macarons so much!

6. Green Tea
Kalau Green Tea ini (lagi-lagi) terlalu manis buat gue. Sensasi Green Tea-nya memang terasa banget and Fanya loves that! Ini macarons yang dia suka baik pas nyoba di tester maupun pas bagi dua sama gue. Warna hijaunya mentereng asik gitu dan pas digigit rasanya manis kayak makan permen green tea.


Setiap macarons memang punya rasa manis dan ciri manisnya tersendiri. Tapi, yang paling recommended dari Belle et Petite, menurut gue memang adalah Nutella-nya dan menurut Fanya adalah Green Tea-nya.

Belle et Petite juga menyediakan rasa lain seperti Rose, Lemon, Blueberry, Milo, and many more. So, if you want to have this pleasurable experience, just give a contact to them.

Here they are the contacts!
Belle et Petite
Phone : 0878 7694 0331
Instagram : @belleetpetite
Email : belleetpetite@hotmail.com

2. Creamy Comfort

Sama kasusnya seperti Belle et Petite, akun Instagram Creamy Comfort juga udah lama banget gue follow. Tapi, sedihnya gue, nggak ada satupun produk Creamy Comfort yang gue coba atau cicipi *kode minta gratisan* hehe. Semua produknya cuma gue liat dari foto-fotonya yang bagus, yang well-captured, and,,,tempting.



Booth Creamy Comfort!
Sama bersyukurnya kayak liat Belle et Petite, gue juga akhirnya bersyukur bisa berkesempatan mampir ke booth Creamy Comfort, even this creamy-mousse-seller udah sering buka booth dimana-mana.

Kemarin ada sekitar 8 rasa yang ditawarkan oleh Creamy Comfort dan setelah dijelaskan secara singkat oleh staff-nya, gue dengan cepat memilih Strawberry Champagne karena gue suka strawberry dan strawberry juga suka gue. Jadi kita jodoh. Hehe. Nggak deng. Gue penasaran aja, kata staffnya, Strawberry Champagne ini adalah produk terbaru dan boleh banget buat gue coba (beli ya tapi beli, satuannya IDR 30...:p)

This Strawberry Champagne is the greatest & sweetest romance. This dessert is inspired from the simple but delicious cocktail. Fantastic sweet and tangy strawberry notes with a refreshing delightful champagne finish (paragraph was taken from its catalogue).

Jadi, di bagian paling atas dessert ini, ada creamy-mousse yang ditemani oleh potongan buah strawberry cantik, kemudian ada cairan sedikit (mungkin gue makannya setelah 3 jam tidak masuk kulkas, makanya ada yang encer). Bagian lapisan mousse-nya sendiri itu (kalau boleh dibilang) super lembut, creamy, dan enak. Sayang aja ukurannya kecil, jadinya nggak puas nikmatin mousse-nya, padahal enak gitu. Bagian paling bawah kita bisa menemukan lapisan brownies/serpihan kue coklat yang pas banget rasa coklatnya. Nggak manis. Nggak pahit. Yummy! *cara nikmatin ini yang paling pas: sendok sampai lapisan paling bawah biar semua campuran lapisannya bisa masuk mulut dan perpaduannya bisa dirasakan dengan baik.


Strawberry Champagne!
Aku mau lagi dong makan Creamy Comfort. Nggak ada yang mau beliin banget? *minta* 

Selain Strawberry Champagne, gue juga agak ngiler kalau lihat rasa lain yang terpampang di katalog Creamy Comfort, seperti Banoffee (Tasty, buttery digestive biscuit crust, stogged full of lucious toffee and sliced bananas, slathered with a rich topping of lightly sweetened double cream), kemudian ada Cookies and Cream (A creamy-mousse-like-pie filled with loads of oreo cookies and cream. Especially made for oreo lovers and those who wished for a black russian pie without all the alcohol), dan terakhir adalah yang ini --> Mudslide (Frosty Baileys-induced-mousse like pie on a nutty graham cracker crust. Perfect for those with a craving for irish creme).

*RASA-RASA YANG GUE SEBUTIN pengen gue cobain suatu saat nanti* :'')

Kalau mau pesan regular, bukan di bazaar-bazaar kayak gini, mereka menyediakan beberapa pilihan:


The Comfort Box (6 pcs for IDR 165 and 12 pcs for IDR 300) 
The Comfort Jar (12 pcs for IDR 420)
The Comfort Basket (16 pcs for IDR 560 and 30 pcs for IDR 900)

Kalau yang box, Creamy-Mousse (I have no idea how to call this kind of dessert)-nya diletakkan di dalam cup plastik gitu.

Kalau yang jar, ya di dalam jar (toples kaca gitu). Banyaknya juga beda, lebih banyak yang wadahnya menggunakan jar.
Ada juga pilihan untuk menikmati creamy-mousse-nya dari dalam gelas kaca gitu tapi lebih mini-mini ukurannya. Hmm, hmm...

Wanna order some? Contact them!


Phone/ WhatsApp : 0816 186 8060 // 021 582 7659
Email : creamycomfort@gmail.com

Wanna kepo? Check this account!


Twitter : @creamycomfort
Instagram : @creamycomfort

Delivery charges : IDR 40 - 80

3. Elevate Juicery


100% Cold Pressed
Raw & Mostly Organic

Lewatin booth ini sih rasanya seger banget. Gimana nggak, mereka menawarkan minuman-minuman segar yang terbuat dari buah dan sayuran. Warna-warnanya sih menarik gitu, fresh liatnya.

Elevate Juicery serves 100% cold pressed juice with no additional sugar, water, or preservatives and they are unpasteurized. Mereka juga sediain kue-kue yang dibuat tanpa telur dan susu. Egg and dairy free! Just for VEGAN nih menu-menunya.



Elevate Juicery
Ada beberapa varian minuman yang ditawarkan oleh Elevate Juicery dan di booth ini kita bebas buat nyobain dulu rasa dari masing-masing minuman. I tried the Green One and Green Two, but Fanya decided to have the Green Two. Gue sih minta nyobain aja dari si Fanya, hehe.

Rasanya itu kalau yang Green One katanya kuat banget. Gue sih pas nyobain, biasa aja. Emang sih, rasanya beda banget sama jus-jus buah kebanyakan. Maksudnya kuat mungkin karena "sayuran" banget kali ya rasanya. Tapi emang iya sih, sayuran banget. Nggak terlalu manis juga rasanya. Cuma, karena dinikmati selagi dingin, jadi bawaannya nggak begitu aneh, soalnya seger-seger aja. Selain Green One, rasa varian lain katanya lebih smooth, karena ada campuran-campuran bahan lain yang (mungkin) lebih bersahabat juga rasanya.


Semua jus yang ditawarkan oleh Elevate berukuran 330 ml dengan harga IDR 50/each.


Colorful and Healthy!
If you're curious with the ingredients, here they are! Beberapa aja ya yang gue tampilkan di sini, kalau semuanya, banyak! Hehe


Green One (yang gue cobain dan yang Fanya pengen beli sebenarnya)
celery, spinach, romaine, lemon, apple
Green Two (yang Fanya akhirnya beli karena gue agak takut dengan rasa Green One, meskipun pas nyoba biasa aja)
bok choy, green beans, cucumber, lemon, apple
Root (kelihatannya lebih bersahabat rasanya)
beet, carrot, pineapple, lemon, ginger, pear
Pink Milk (kelihatannya paling enak dan segar)
root, almond milk, agave nectar


Menu and Price List and Green Two!
Selain minuman, tadi gue juga sempat singgung soal kue-kue Elevate. Kue-kue ini dibuat dan amat cocok untuk mereka yang vegetarian. Elevate Bakery are priced start from IDR 10 - IDR 150. Sempet nyobain tester banana breadnya dan agak gak sesuai rasanya sama gue. Gak cocok. Nggak manis dan terkesan hambar. Kue-kuenya lebih cocok buat yang diet dan yang menghindari gula, serta yang hidupnya mau selalu sehat. Kalau gue kaan...sehat mau, tapi makanannya nggak mau dijaga :(




Kalau penasaran dengan jusnya yang super sehat dan segar, bisa hubungi:


Twitter : @elevatejuicery
Instagram : @elevate juicery




Email : elevate.juicery@gmail.com

4. Burgreens

Looking for an healthy burger? Nah, this is what you want!

Sebenarnya, nama burgreens udah cukup lama terdengar di dunia kuliner lucu Jakarta. Gue kebetulan juga kenal sama salah satu orang di balik usaha Burgreens ini, jadi makin familiar deh.


Suasana BurGreens!
Gue udah sempat menemukan burgreens di Pop Up Market sama di Market & Museum, tapi belum pernah nyobain sama sekali. Akhirnya, gue memutuskan untuk nyobain ini di acara Jakarta Culinary Passport kemarin.

Burger di burgreens ini memiliki satu ciri khas: SEHAT. Dibuatnya dari bahan-bahan non-daging dan gue rasa (lagi-lagi) cocok untuk yang vegetarian atau mau hidup sehat.



How to make it...
Menu yang ditawarkan di sini nggak se-beragam kalau kita Dine-In langsung di outlet Burgreens, Rempoa. 

Salah satu yang ditawarkan dan yang gue pesen adalah Mini Trio (three mini burgreens --mereka menggunakan istilah burgreens untuk burger yang mereka buat-- which consist of Mighty Mushroom, Battle Beans, and Spinach Chickpeas).



Mini Trio Burgreens
Waduh, jenis apaan aja tuh?
Ini nih detil bahan-bahan baku di setiap jenis burgreens-nya:

Mighty Mushroom : Mushrooms, Oat, All-Natural Parmesan Cheese
Battle Beans : Red Beans, Black Beans, Chick Peas, All-Natural Parmesan Cheese
Spinach Chickpeas : Spinach, Chickpeas

Look!
Karena gue pesen Mini Trio, jadi gue bisa cobain semua rasa di atas. Masing-masing rasa di atas sebenarnya juga bisa dipesan satuan dengan ukuran lebih besar. Tapi, kalau seperti itu, kan jadinya nggak bisa nyobain semuanya. Hehe.

Dari ketiga rasa yang gue makan, menurut gue itu yang paling the best dan paling enak adalah yang ada Oat dan rasa keju-nya. Jadi, gue berasumsi kalau itu (mungkin) adalah jenis Mighty Mushroom.

Dua mini burgreens lainnya tak terdeteksi dengan pasti varian apa saja. Yang satu kurang cocok rasanya sama lidah gue (mungkin ini Spinach Chickpeas). Yang satu lagi cocok banget karena terasa kejunya (mungkin ini Battle Beans).





Kalau dine-in, customer dijamin akan kewalahan dalam mengambil keputusan menu apa yang akan dipesan. Menunya cukup banyak dan beragam. Ada salad, soup, steak, spaghetti. Semuanya dari bahan-bahan yang tidak mengandung daging. Selain itu, kalau burgreens alias burger sehat ini yang menjadi pesanan kita, kita bisa customize sendiri burgreens kita, mulai dari memilih Bun-nya (Whole Wheat, Burgreens Bun, Gluten-Free), sausnya (Light Garlic Sauce, Tofu Spread, Avocado), patty, etc.


Beberapa menu lain BURGREENS!
BURGREENS juga menyediakan smoothies, BreakFast, Healthy Spreads, and Frozen Food. Mudah-mudahan sehat terus deh kalau dekat-dekat BURGREENS. Sepertinyaaa. Hehe :D

Delivery
Tuesday - Sunday 9.30 - 20.30
08788 200 5070
Burgreens.com

Dine - In
Tuesday - Friday 10.30 - 21.30
Saturday - Sunday 10.30 - 22.30
At Songolas
Jl. Flamboyan No. 19, Rempoa
Jakarta Selatan

Instagram : BURGREENS
Facebook : BURGREENS
Twitter : @BURGREENS_

I taste so Naughty but am actually healthy
organic healthy eatery, delivery & health food store
(BURGREENS)

5. Rica Roa


Rica Roa ini menyediakan sambal-sambal khas Manado. Ada berbagai varian kepedasan yang disediakan, tapi semuanya dibuat dari Ikan Roa. 

Waktu Fanya nyobain sambalnya plus nasi campur khas Manado yang dijual di booth ini (IDR 30), dia sampe hampir nangis dan meler-meler saking pedesnya. Katanya sih, sambalnya nampol abis. Gue sendiri cuma cobain sesendok nasi + sayur daun pepaya + ikan cakalang + sambal yang katanya pedas itu. Enak kok.


Paketan Nasi yang dipesan Fanya.
Mungkin karena gue dalam kondisi kelaperan juga kali ya, jadi nasinya yang anget ditambah lauknya yang berbumbu dan enak, serta sambalnya yang pedas berhasil bikin gue menilai makanan ini enak. Eits, tapi sebentar dulu, nasi + lauknya sih enak, tapi rasanya belum terlalu 'Manado' kalau menurut Fanya. Menurut gue sendiri -yang baru mencoba makanan Manado beberapa kali- makanan ini cukup mewakili citarasa Manado, tapi emang agak berbeda dengan yang pernah gue makan sih. Lebih asin sedikit, but I still love it!


Sambal roanya sih mantep! Makan pakai nasi hangat kayaknya seru. Sayang, kemaren gue nggak beli soalnya udah terlalu banyak jajannya. Nanti aja mungkin gue akan pesen online kalau emang lagi pengen. Buat kalian yang mau nyobain si sambal roa ini lebih dulu daripada gue, yuk silahkan:

Available at:
Pasar Organik Jakarta,
Jalan Sunda, Thamrin, Jakarta (Every Sunday)

Jestmart,
Jalan P. Batam No.68, Teuku Umar, Denpasar Barat, Bali

0857 1141 5134
Instagram : RICAROA_ID
Twitter : RICAROA_ID
BBM : 754A8992

6. INDUSTRIEID

Di INDUSTRIEID, gue cuma memesan seporsi Chicken Popcorn (IDR 30) karena kelihatannya enak. Dan bener enak ternyata. Chicken Popcorn ini didampingi sama mayonnaise dan irisan tipis kol merah (seems like that).


Chicken PopCorn!
Sebenarnya, selain si Chick Popcorn yang gue pesan ini, INDUSTRIEID juga menyediakan wonton, brownies, dan nasi loco. Terlepas dari rasanya, menurut gue tekstur dari Chicken Popcorn ini masih kurang lembut dan kurang crunchy. Bisa dimaklumi, mungkin karena pas gue beli, chicken popcornnya bukan yang baru digoreng. Tapi, gue nggak tau juga kalau Chicken Popcorn-nya bener-bener baru diangkat dari penggorengan, rasanya kayak gimana. 

Mungkin, next time, gue akan berkunjung ke gerainya langsung. Soalnya, pas gue buka webnya juga, ternyata menu INDUSTRIEID jauh lebih beragam dari yang dijualin di Jakarta Culinary Passport kemarin. Hmm, see yaaa!!!



Delivery : 021 - 2951 1772
Email : industrie.id@gmail.com
Kebayoran Arcade 2 Blok B3 No.58 Sektor 7
Bintaro, Tangerang Selatan, Indonesia
Twitter, Facebook, Instagram : @INDUSTRIEID


7. Churros La Fonda

La Fonda!
First time gue mengenal makanan asal Spanyol ini adalah ketika di kampus gue ada bazaar, terus salah satu pengisi stand-nya jualan Churros. Boleh dibilang, gue jatuh cinta pada gigitan pertama. Hehe.


How their booth looks.
Jadi Churros ini dikenal juga dengan istilah donat spanyol. Bentuknya bukan seperti donat yang bulat, tapi justru panjang dan menyerupai belimbing ramping gitu potongannya (lihat saja nanti di gambar ya) hehe.


Voila! Ini dia yang namanya Churros!
Kenapa gue bisa jatuh cinta sama churros ini, soalnya ini enak. Churros ini enak soalnya setelah digoreng, donat ini ditaburin gula. Biasanya pakai gula pasir, tapi ada juga yang pakai gula halus. Atau, selain gula bisa ditaburi juga bubuk cinnamon. Setelah ditaburi bubuk-bubuk ini, kita bisa mencelupkan churros ini ke berbagai pilihan rasa saus (dark chocolate, chocolate, white chocolate, blueberry, strawberry) tergantung dari tempat jualnya.

Nah, kalau di La Fonda sendiri, pilihan sausnya cukup banyak dan harganya terbilang ga terlalu mahal dibandingkan churros di tempat lain. Kita bisa menikmati 10 stick churros dengan taburan gula pasir dan kayu manis (IDR 25) dan kita bisa memilih satu dip (saus pendampingnya) dari berbagai rasa yang ditawarkan dengan menambahkan IDR 5.

Untuk rasa sausnya sendiri terbilang enak, waktu itu Fanya dan gue coba yang rasa blueberry. Ga terlalu asam dan ga terlalu manis. Tapi terasa blueberry.

Kalau untuk churrosnya, cukup garing. Jadi dimakan selagi hangat dan garing itu enak. Cuma kalau udah nggak hangat, jadi nggak enak dan nggak garing lagi. Kurangnya sih satu, ukurannya kecil, jadinya nggak terlalu terasa lembutnya bagian dalam churros, karena hampir satu stick itu garing. Tapi nggak segaring kerupuk sih. Hehe.

Sayangnya, gue belum menemukan contact maupun offline outlet mereka. Pas di sana minta brosur pun belum ada. Padahal churros ini punya harga terjangkau buat makan ramai-ramai dan pilihan dip-nya banyak. Pasti pada nyariin jugaaa, hehe.

Hmmm.. Next, gue gali-gali lagi kali ya infonyaaa...

I WANT CHURROS!
8. KELASI ID

Terakhir, KELASI. Kelasi ini singkatan dari Kelapa Isi. Kelasi ini menyuguhkan es krim kopyor/kelapa gitu di dalam batok kelapa yang udah diserut dan serutannya ada juga di dalam batok kelapanya. Intinya, menikmati es krim kelapa plus serutan daging buah kelapa asli :D. Selain serutan daging buah kelapanya aja, Kelasi juga MUTLAK hukunya ditemani oleh ketan hitam dan peanuts dalam penyajiannya.

Pertama kali gue makan kelasi itu pas di Pop Up Market (sayangnya, ga nulis reviewnya). Kemudian, ketemu lagi di acara ini dan gue rekomendasiin ke Fanya buat nyobain. Dia juga udah tertarik juga sih sebelum gue hasut-hasut. Jadi, dia langsung ngantri dan beli yang paket es krim Coco Cruise-Set (IDR 25). Ini merupakan gabungan dari Coco Boat Set (yang cuma ditemani peanuts and sticky rice, kemudian biasanya dijual senilai IDR 20) plus free additional topping sebanyak maksimal dua jenis (aslinya IDR 4/pc). 


Yeay! With Strawberry topping...
Boleh buat dicoba karena ini unik. Makan es krim kelapa di batok kelapa, kreatif. :D

enquiry.coconutice@gmail.com
Phone : 0815 1053 6036
Instagram : kelasi_id
Twitter : kelasi_id



Selain ke-8 booth di atas, masih banyak booth makanan kece yang bisa dijadikan alternatif jajanan! Ada Addict Tea, Coklat O Yeah, Spiky Smooth, The Lab, Mommilk, The Cluster Couple & Co., PASSIONNEE, Dapur Solo, Rendang Onde Monday, Sate Blasteran, Karokun Yakitori (one who had a super long queue), and many more!!!

Semuanya bisa ditemukan di media sosial maupun ada beberapa yang punya offline outlet-nya.

And for my last word,


BIG THANKS TO JAKARTA CULINARY PASSPORT :D


Friday, June 13, 2014

Sinou Kaffee Hausen: Find the Best Cordon Bleu in Town.

Minggu, 1 Juni 2014.

Oma bilang, di SINOU, Cordon Bleunya paling enak. So, hari Minggu kemarin kita LateLunch - EarlyDinner-nya di sini. Oma gue udah beberapa kali menyampaikan keinginannya itu ke gue, sehingga, pas waktunya lagi ada, ya gue sama mama bawa Oma Opa ke sana.

Jujur, kunjungan ini adalah kunjungan yang ketiga kalinya di Sinou Kaffee Hausen. Dua kali sebelumnya pas gue ke sini, ada aja kendalanya buat nyari bahan tulisan di blog (seperti misalnya, gue nggak bisa ambil foto karena hp mati dan lain-lain.)

Akhirnya, di kunjungan ketiga ini, gue bisa nulis juga apa yang ingin gue rekomendasikan.

Pertama kali tau Sinou Kaffee Hausen itu ketika awal-awal gue masuk kuliah, which is itu tahun 2010 atau tahun 2011. Saat itu, gue belum berkesempatan langsung ke Sinou sehingga harus menunggu beberapa lama untuk nyoba makan di sini. Pertama kali ke sini, itu pas gue lagi nggak sengaja nyasar ke daerah Panglima Polim. Tiba-tiba ketemu Sinou, yaudah kebetulan juga kan udah lama ingin mencoba.

Setiap gue berkunjung ke Sinou, suasanannya selalu sepi dan tidak banyak pengunjung. Mungkin karena gue biasanya mengunjungi Sinou sekitar pukul dua atau tiga siang, jadi sudah bukan lagi jam makan siang.

Sinou Kaffee ini memiliki desain interior yang menarik. Gue sulit menebak konsep apa yang ingin dibawa. Retro klasik mungkin. Di depan pintu masuk Sinou Kaffee ini, kita bisa melihat vespa antik warna kuning. Kemudian, ornamen-ornamen di dalam Sinou Kaffee Hausen ini juga lebih ke barang-barang antik atau kuno-kuno klasik begitu. Pencahayaannya tidak begitu terang, melainkan cukup redup. Cukup nyaman, namun lagi-lagi untuk foto agak kesulitan karena terkesan remang-remang.


Vespa kuning Eye Catching
Karena kemarin gue mengunjungi tempat ini sama Oma Opa dan Mama, akhirnya kita memesan 1 Appetizer, 3 Main Course, dan 4 Drinks.
Here they are, the reviews!


1. Chicken Cordon Bleu (IDR 53)
Cordon Bleu -seperti yang sempat gue jelaskan di post terdahulu- adalah filet ayam yang digulung bersama ham dan keju, biasanya berbentuk tebal agak lonjong dan digoreng dilapisi tepung.




Soal ukuran, Cordon Bleu di Sinou cukup besar dan padat banget dagingnya. That's why, Opa Oma gue cukup memesan satu porsi untuk bagi dua. Gue sendiri nggak pernah memesan Cordon Bleu di Sinou, cuma minta sepotong-potong sama Oma Opa, hehe. Rasanya enak banget sih emang. Ayamnya nggak hambar. Keju dan hamnya berasa. Terus karena disertai Mayonnaise juga, jadi makin lengkap deh makan Cordon Bleunya ini.

Karena Oma Opa gue terus-terusan makan Cordon Bleu kalau ke sini, makanya Oma Opa gue lebih tau sensasinya kalau menikmati Cordon Bleunya dalam porsi yang pas. Kalau gue kan icip-icip aja. Hehe.

2. Fish and Chips (IDR 53)
Fish and Chips juga sebenarnya menu yang bisa kita jumpai di mana saja. Umumnya, merupakan filet ikan goreng tepung (biasanya ikan Dory), kemudian disajikan bersama kentang goreng dan dikasih mayonnaise juga.



Nah, Fish and Chips di sini rasanya cukup standar. Enak banget juga nggak, nggak enak juga nggak. Filet ikan di sini terkesan lembut, bumbunya pas kalau kata nyokap gue, dan teksturnya renyah dan -krenyes-.

Kalau ukuran sih, pas buat satu orang dan dijamin kenyang. Tapi, nggak kekenyangan juga. Buktinya, nyokap gue masih muat makan yang lain. Hehe.

3. Spaghetti Marinara (IDR 49)
Spaghetti yang dilumuri saus berwarna merah ini memiliki rasa asam-manis yang dominan. Isinya ada seafood (cumi - udang) dan ukurannya (juga) pas buat satu orang.


Karena saus spaghettinya cukup banyak dan memang terasa sekali rasa asam-tomatnya, gue rasa spaghetti ini kurang pas sama lidah-lidah yang nggak suka asam.

Kalau nggak pas sama rasa asam-tomat di pilihan spaghetti yang ini, banyak spaghetti pilihan lain kok yang (mungkin) enak-enak. Hehe.

Oiya, kalau suka keju, di Sinou ini kita bisa minta keju parmesan tambahan. Free. Gue sih kemarin minta itu buat ditaburi di atas spaghettinya. Jadi ada rasa asam-tomat plus rasa kejunya. Enak!

4. Mayo Cheese Fries (IDR 36)

Menu ini harusnya sih jadi Appetizer, cuma karena kita maunya isi perut pakai yang kenyang-kenyang dulu, jadinya si kentang goreng ini kita makan belakangan.



Namanya kentang goreng, apalagi kalau punya tekstur yang renyah tapi isinya ga kering, itu enak banget. Nah di menu ini, kentang gorengnya kan enak, terus ditambahin keju parmesan, ditambahin mayonnaise, dan dilapisi sama keju di atasnya. No need to describe the taste-lah. Enak. FYI, mayonnaise sama keju parmesannya itu langsung dicampur di kentangnya dan lelehan kejunya cukup banyak. Hmm.

5. Green Tea Latte (IDR 35)
Masuk ke jenis minuman, Green Tea Latte-nya sih pada dasarnya enak. Susunya terasa dan green tea-nya juga. Cuma, minuman ini terlalu encer. Jadi gue kurang suka.

6. Ice Oreo Choco Caramel (IDR 35)
Nah, kalau yang ini enak. Oreonya terasa. Coklatnya juga. Caramelnya apalagi. Dan nggak encer minumannya. Rasanya manis-manis pahit gitu. Mungkin, ada campuran kopinya, tapi gue nggak konfirmasi lagi bener/nggak. Kata nyokap, mungkin pahit itu berasa dari oreonya.

7. Ice Tea (IDR 27)
Standar es teh biasa. Terpisah sama gula cairnya.
Ice Oreo Choco Car - Ice Tea - Green Tea

Overall, suasana Sinou Kaffee Hausen ini enak dan nyaman. Rasa makanannya juga enak. Dan untuk varian menu, selain Main Course yang gue pesen, ada makanan lain yang manis-manis seperti Pancake. Salad juga ada.

Kekurangannya terletak pada harga. Kurang merakyat memang. Hehe. Cuma untuk Cordon Bleu dan Fish and Chips-nya masih bisa dimaklumi karena worth it ya. Kalau untuk Spaghetti dan minuman-minuman yang gue pesen, it seems pricy.

Tapi, memang harus dipahami, lokasinya aja di PangPol. South Jakarta broo. Jadi, ya rata-rata harganya segituan juga.

Kalau memang penasaran sama Cordon Bleu yang menurut Oma gue paling enak ini, yuk mari mampir :)


Sinou Kaffee Hausen

Jalan Panglima Polim V No. 26
Jakarta, Indonesia 12190
021 7258 568
sinou_kaffee@yahoo.com
Twitter: @SinouCoffee
Facebook: https://www.facebook.com/SinouKaffee


-NEW UPDATE!-
Akhirnya, untuk keempat kalinya gue ke Sinou lagi. Ketemu sama admin Twitter-nya yang baca review gue dan really appreciate itGot free sesuatu juga, ihiy asik!

Kali ini, ada satu menu baru yang gue cobain di sini. MIE JAWA (IDR 49). Kenapa mesen ini? Soalnya lagi nggak pengen makan yang ala bule-bule gitu. Hehe.

Mie Jawa!
Mie Jawanya gue minta yang goreng, tanpa kol dan pedas. Yang rebus juga sebenarnya ada. 

Bentuk mi-nya kayak spaghetti gitu. Halus teksturnya. Rasanya biasa aja kalau belum ditambahin bumbu-bumbu lain. Satu porsi Mie Jawa ini akan ditemani oleh jeruk nipis, sambal, dan kecap manis. Nah, lo bisa berkreasi sendiri deh nih dengan menggunakan bumbu-bumbu ini.

Gue sendiri, menambahkan kecap manis sama sambalnya. Tenang, nggak terlalu pedas kok sambalnya! Jeruk nipis gue kasih sebanyak-banyaknya biar segerrr. Karena ada tomat juga, jadi tambah seger dan JAWA banget juga jadinyaaa. Makan mi-nya enak soalnya teksturnya bule (mirip spaghetti) rasane Jowo. Boleh lah buat variasi sekali-kali.
*ps: harga cukup tinggi, jadi sekali-sekali aja nyobain yang ini* :) 

Untuk minuman, gue pesen Mango Milk Shake (IDR 33). Milk Shake di Sinou rasanya smooth dan nggak terlalu manis. Gue suka! Gue inget, dulu pernah pesen Banana Milk Shake, dan enak juga. Milk Shake di sini emang menurut gue lumayan juara. Nggak kemanisan, plus susunya terasa! Kalau nggak mau makan berat, bisa mesen minuman ini aja. :)

Karena pas di sini ada debat Capres dan gue sama mama opa oma mau nonton inian, akhirnya, gue memesan satu minuman lagi, yakni Iced Hazelnut Latte (IDR 34). Rasanya standar es kopi susu biasa, tapiiiii, ada hazelnutnya. Untuk yang ini, so soryy, gue nggak begitu suka, hehe. Pertama, gue hanya cocok dengan rasa kopi (maupun variasi kopi lain) tertentu. Kedua, sirup hazelnutnya nggak terlalu berasa :(.

Sekian update review-nya, semoga bermanfaat!

SINOU KAFFEE HAUSEN, LOVE THIS PLACE!