Monday, June 24, 2013

opportunis.

Saya ingin tertawa saat opportunis melintas di kepala.

Bagi otak dan pikiran saya, hampir semua orang pada masa sekarang memiliki jiwa opportunis.
Bisa opportunis total maupun opportunis setengah. Halah, seperti apa saja.

Sang opportunis selalu pandai melihat celah. Celah untuk mencapai tujuan yang ia pilah. Celah memanfaatkan pihak-pihak tertentu yang jengah. 

Opportunis semakin sadis, ketika kepentingannya menjadi begitu kritis. Korban sang opportunis lalu bertambah. Korban yang lemah tak bisa marah. Hanya bisa mengangguk meskipun ia tahu ia lelah. 

Opportunis. Ya, saat tak ada lagi kepentingan, sekitar lalu diabaikan. Tak lagi dipedulikan. Toh untuk apa? Kepentingan sang Opportunis sudah tercukupkan.


Opportunis. Kalian hanya bikin saya meringis.

No comments:

Post a Comment

Thanks for leaving a comment :)