Hari ini (tepatnya tadi pagi), gue mengalami
suatu kejadian yang bikin gue keki setengah mati. Lewat kejadian yang meng-eki-kan ini, gue jadi
(sedikit) sadar mengenai gimana sebenarnya sifat dan sikap orang-orang banyak di sekitar kita.
Nggak semua bagian masyarakat sih, tapi beberapa aja, mungkin sebagian besar.
Mungkin.
Jadi begini, tadi pagi, gue lagi menumpang KRL
Commuter Line Jatinegara - Depok. Gue naik dari Stasiun Duri, maklum gue baru dari rumah
gue nan asri di Tangerang. Oke, back to the topic~. Jadi, kira-kira sampai di
Stasiun Lenteng Agung (Which means dua stasiun lagi, gue bakal nyampe St.UI), naiklah
seorang bapak-bapak yang sudah agak tua (mungkin umur 45-55 tahun-an) dan buta.
Oke, gue ulang, BUTA. Dia dibantu seorang anak laki-laki di Stasiun Lenteng
Agung, yang ga ikutan naik ke kereta, cuma bantuin bapak-bapak itu sampe naik ke dalam KRL
aja.
Setelah naik ke kereta, bapak-bapak itu
meraba-raba pake tongkatnya, dan dia tetap berdiri di dekat pintu KRL, sambil senderan
di deket pintu kereta. Dia memilih untuk nggak duduk. Menurut gue, mungkin dia nggak
tau kalo sebenarnya ada bangku kosong, jadi daripada dia (pikir kalo dia) menuh-menuhin jalan, mungkin dia memilih untuk lebih baik berdiri aja di dekat pintu masuk KRL itu. Naaaaaaah, posisi gue sama
bapak-bapak itu kan agak jauh kaaaaan yaaaa, jadi gue (saat itu) berharap kalo ada orang-orang
di sekitar bapak itu mau menawarkan bapak buta itu untuk duduk, secara bangku masih
banyak yang kosong juga gitu. Tapiiiii, ternyata sama sekali nggak ada
seorangpun yang bergerak. Gue meratiin sekitar gue terus sambil berpikir, ”masa
iya sih, nggak ada banget orang yang mau bantuin dia duduk, at least ngasih tau
dia deh, kalo sebenernya masih banyak bangku kosong di kereta itu”.
Jujur (bukannya sok baik, sok pahlawan, atau
sok suci, sueeeer bukan ini tujuan gue nulis ini), gue agak sedikit sebel sama
orang-orang yang nggak mau beranjak dari bangku sekedar buat bantuin
bapak-bapak itu, padahal yaaaaah, gue ngeliat banget kalo orang-orang tuh sadar
ada bapak-bapak itu. Nggak lama kemudian, gue ngeliat bapak-bapak itu mulai
nyelonjor pengen duduk di bawah lantai kereta deket pintu. Gue (yang ngeliat sekitar gue tetep nggak ada yang gerak) langsung gerak ke deket
pintu tempat bapak-bapak itu berada dan langsung bantuin dia buat duduk di tempat yang selayaknya.
Tindakkan gue ini bukannya gue lakuin biar
dianggep pahlawan atau gimana, cumaaaa, yaampun, sebagai manusia aja deh, masa
tega sih liat bapak-bapak yang punya ”kecacatan” kayak gitu duduk di lantai
kereta? Toh, menurut gue dia juga bayar gitu kan, dia juga beli tiket, dia sama
kayak kita. Naluri gue nggak bisa aja ngeliat orang kayak gitu. Asli yaaa,
sekali lagi gue bilang, gue bukannya mau dibilang pahlawan kesiangan atau
gimana, cuma nggak tega aja gue sama orang-orang kayak gitu. Toh, ngebantu
sedikit juga nggak merugikan kita kan? Coba deeeh yaa, buat lebih peduli
terhadap apapun yang terjadi di sekitar lo. Orang-orang kan nggak semuanya
sesempurna kita. Bahkan, kalau bisa dibilang, kita juga nggak sepenuhnya
sempurna, toh?
Kejadian lain yang serupa mungkin lebih sering kita temuin di tempat lain
dibanding di kereta. Di mana? Yap, di Transjakarta. Coba deh, kalo kita naik
Transjakarta, pasti kita lebih milih tidur atau pura-pura tidur, biar kita
nggak disuruh ngasih tempat duduk kalo ada yang lebih membutuhkan. Bener,
nggak? Mungkin nggak semua pengguna Transjakarta seperti itu sih, tapi pasti
ada aja deh yang begitu. Jujur, gue juga beberapa kali pernah kayak gitu.
Pura-pura tidur, bersikap egois, supaya nggak ada orang yang mengganggu tempat
duduk kita. Kadang-kadang, gue bersikap kayak gitu kalo gue udah capeeeeeeeee
banget, sehingga bener-bener butuh duduk. Cuma kalo dipikir-pikir, semua orang
yang naik Transjakarta juga pasti cape kaaaan. Apa salahnya, kita ngorbanin
pegel kita sedikit, buat ngasih tempat duduk (setidaknya) ke orang-orang yang
emang butuh tempat duduk, seperti lansia (perempuan atau laki-laki sekalipun),
ibu-ibu hamil, atau ibu-ibu bawa anak. Coba pikirin, seandainya kita di posisi
mereka, atau orang tua kita di posisi mereka. Butuh duduk, tapi nggak ada yang
mau ngasih tempat duduk, sebel kaaan?
Gue bukan orang yang berhati mulia (banget-bangetan)
dan bukan sok-sokan berlaku bak pahlawan, kok. Tapi, gue cuma cerita soal apa yang gue
pikirin dan apa yang gue rasain. Kita hidup di dunia kan nggak sendirian. Apa
salahnya sih kita sedikit menolong orang lain, mulai dari orang sekitar kita
aja. Di jalan, di kendaraan umum, atau dimanapun juga. Menolong seperti ini
nggak butuh modal banyak kan? Cukup rela dan ikhlas. Cukup.
Ayo, teman-teman, sama-sama kita sebisa
mungkin kita hilangkan sikap egois kita, sikap cuek atau ketidakpedulian kita.
Kenapa? Karena sebenarnya, banyak sekali orang di luar sana yang membutuhkan
kepedulian dan kemurah-hatian kita. Toh, saya juga bukan sepenuhnya orang yang
mulia dan murah hati. Namun,
bisa kita mulai sama-sama dari sekarang, kan?
Caring for ourself, caring for the
other(s)!
No comments:
Post a Comment
Thanks for leaving a comment :)