Saturday, August 11, 2012

Caring for ourself, Caring for the other(s) ♥


Hari ini (tepatnya tadi pagi), gue mengalami suatu kejadian yang bikin gue keki setengah mati. Lewat kejadian yang meng-eki-kan ini, gue jadi (sedikit) sadar mengenai gimana sebenarnya sifat dan sikap orang-orang banyak di sekitar kita. Nggak semua bagian masyarakat sih, tapi beberapa aja, mungkin sebagian besar. Mungkin.

Jadi begini, tadi pagi, gue lagi menumpang KRL Commuter Line Jatinegara - Depok. Gue naik dari Stasiun Duri, maklum gue baru dari rumah gue nan asri di Tangerang. Oke, back to the topic~. Jadi, kira-kira sampai di Stasiun Lenteng Agung (Which means dua stasiun lagi, gue bakal nyampe St.UI), naiklah seorang bapak-bapak yang sudah agak tua (mungkin umur 45-55 tahun-an) dan buta. Oke, gue ulang, BUTA. Dia dibantu seorang anak laki-laki di Stasiun Lenteng Agung, yang ga ikutan naik ke kereta, cuma bantuin bapak-bapak itu sampe naik ke dalam KRL aja.

Setelah naik ke kereta, bapak-bapak itu meraba-raba pake tongkatnya, dan dia tetap berdiri di dekat pintu KRL, sambil senderan di deket pintu kereta. Dia memilih untuk nggak duduk. Menurut gue, mungkin dia nggak tau kalo sebenarnya ada bangku kosong, jadi daripada dia (pikir kalo dia) menuh-menuhin jalan, mungkin dia memilih untuk lebih baik berdiri aja di dekat pintu masuk KRL itu. Naaaaaaah, posisi gue sama bapak-bapak itu kan agak jauh kaaaaan yaaaa, jadi gue (saat itu) berharap kalo ada orang-orang di sekitar bapak itu mau menawarkan bapak buta itu untuk duduk, secara bangku masih banyak yang kosong juga gitu. Tapiiiii, ternyata sama sekali nggak ada seorangpun yang bergerak. Gue meratiin sekitar gue terus sambil berpikir, ”masa iya sih, nggak ada banget orang yang mau bantuin dia duduk, at least ngasih tau dia deh, kalo sebenernya masih banyak bangku kosong di kereta itu”

Jujur (bukannya sok baik, sok pahlawan, atau sok suci, sueeeer bukan ini tujuan gue nulis ini), gue agak sedikit sebel sama orang-orang yang nggak mau beranjak dari bangku sekedar buat bantuin bapak-bapak itu, padahal yaaaaah, gue ngeliat banget kalo orang-orang tuh sadar ada bapak-bapak itu. Nggak lama kemudian, gue ngeliat bapak-bapak itu mulai nyelonjor pengen duduk di bawah lantai kereta deket pintu. Gue (yang ngeliat sekitar gue tetep nggak ada yang gerak) langsung gerak ke deket pintu tempat bapak-bapak itu berada dan langsung bantuin dia buat duduk di tempat yang selayaknya.

Tindakkan gue ini bukannya gue lakuin biar dianggep pahlawan atau gimana, cumaaaa, yaampun, sebagai manusia aja deh, masa tega sih liat bapak-bapak yang punya ”kecacatan” kayak gitu duduk di lantai kereta? Toh, menurut gue dia juga bayar gitu kan, dia juga beli tiket, dia sama kayak kita. Naluri gue nggak bisa aja ngeliat orang kayak gitu. Asli yaaa, sekali lagi gue bilang, gue bukannya mau dibilang pahlawan kesiangan atau gimana, cuma nggak tega aja gue sama orang-orang kayak gitu. Toh, ngebantu sedikit juga nggak merugikan kita kan? Coba deeeh yaa, buat lebih peduli terhadap apapun yang terjadi di sekitar lo. Orang-orang kan nggak semuanya sesempurna kita. Bahkan, kalau bisa dibilang, kita juga nggak sepenuhnya sempurna, toh?

Kejadian lain yang serupa mungkin lebih sering kita temuin di tempat lain dibanding di kereta. Di mana? Yap, di Transjakarta. Coba deh, kalo kita naik Transjakarta, pasti kita lebih milih tidur atau pura-pura tidur, biar kita nggak disuruh ngasih tempat duduk kalo ada yang lebih membutuhkan. Bener, nggak? Mungkin nggak semua pengguna Transjakarta seperti itu sih, tapi pasti ada aja deh yang begitu. Jujur, gue juga beberapa kali pernah kayak gitu. Pura-pura tidur, bersikap egois, supaya nggak ada orang yang mengganggu tempat duduk kita. Kadang-kadang, gue bersikap kayak gitu kalo gue udah capeeeeeeeee banget, sehingga bener-bener butuh duduk. Cuma kalo dipikir-pikir, semua orang yang naik Transjakarta juga pasti cape kaaaan. Apa salahnya, kita ngorbanin pegel kita sedikit, buat ngasih tempat duduk (setidaknya) ke orang-orang yang emang butuh tempat duduk, seperti lansia (perempuan atau laki-laki sekalipun), ibu-ibu hamil, atau ibu-ibu bawa anak. Coba pikirin, seandainya kita di posisi mereka, atau orang tua kita di posisi mereka. Butuh duduk, tapi nggak ada yang mau ngasih tempat duduk, sebel kaaan?
 
Gue bukan orang yang berhati mulia (banget-bangetan) dan bukan sok-sokan berlaku bak pahlawan, kok. Tapi, gue cuma cerita soal apa yang gue pikirin dan apa yang gue rasain. Kita hidup di dunia kan nggak sendirian. Apa salahnya sih kita sedikit menolong orang lain, mulai dari orang sekitar kita aja. Di jalan, di kendaraan umum, atau dimanapun juga. Menolong seperti ini nggak butuh modal banyak kan? Cukup rela dan ikhlas. Cukup.
 
Ayo, teman-teman, sama-sama kita sebisa mungkin kita hilangkan sikap egois kita, sikap cuek atau ketidakpedulian kita. Kenapa? Karena sebenarnya, banyak sekali orang di luar sana yang membutuhkan kepedulian dan kemurah-hatian kita. Toh, saya juga bukan sepenuhnya orang yang mulia dan murah hati. Namun, bisa kita mulai sama-sama dari sekarang, kan?

Caring for ourself, caring for the other(s)!

No comments:

Post a Comment

Thanks for leaving a comment :)