Monday, November 10, 2014

Ketika visi dan mimpi masih bersembunyi.

Banyak pertanyaan dalam hidup yang semakin dalam dan jauh kamu pikirkan, ternyata tak akan kamu temukan jawabnya.
Tidak semudah mencari informasi di internet lewat wikipedia atau ensiklopedi lain.
Tidak semudah seperti menghilangkan rasa lapar dengan mi instan atau rasa haus dengan es teh manis.
Lebih, lebih dari itu.

Hidup bagiku ternyata jauh lebih rumit daripada hanya mengerjakan sebuah anyaman yang nantinya jadi tikar.
Ternyata jauh lebih rumit daripada bersusahpayah bangun pagi mengejar angkutan umum untuk berangkat kerja.

Tak ada yang bisa mengerti hidupku untuk apa, untuk siapa, untuk mencapai apa, bahkan diriku sendiri tak mampu mendapatkan jawabannya. 

Segala rutinitas ini aku lakukan untuk apa? Untuk siapa? Aku bangun pagi, berjalan di bawah matahari yang perlahan naik, menumpang kendaraan sampai akhirnya tiba di tempatku menghabiskan pagi hingga sore. Pekerjaan setiap hari selalu datang silih berganti untuk aku kerjakan agar nantinya akhir bulan aku mendapat gaji. Aku pulang dengan rasa lelah dan kantuk, menunggu pulau kapuk menyambut tubuhku merebah di atasnya yang empuk. Lalu, ini semua untuk apa?

Aku butuh visi. Aku butuh tujuan. Lantas apa tujuanku? Entahlah.
Aku memang tak mau jadi seonggok daging hidup yang bernafas dan berjalan setiap harinya hanya untuk mengejar sesuatu yang bahkan aku tak tahu apa. Tapi, lantas aku mau apa? Materi? Cinta? Persahabatan? Tahta? Atau, bahagia? Ya! Jelas saja aku ingin bahagia! Tapi, lantas apa bahagiaku itu? Apa bahagiaku sama dengan bahagia yang ada di kepala banyak orang di sekitarku? Apa bahagiaku cukup dengan melihat angka di rekeningku setiap bulan berubah naik turun? Apa bahagiaku cukup dengan mendapatkan cinta yang bahkan jika kupanjanglebarkan bahasannya akan semakin membuat kepalaku pusing? Apa bahagiaku cukup melihat nantinya aku bergelar panjang atau memangku jabatan yang disegani semua orang? Entahlah jawabku. Aku tak tahu. Hahaha, ya jelas. Apa mimpi yang membuatmu bahagia wahai aku?

Aku bagai berjalan di pesisir pantai yang tak berujung sekarang. Dengan segala pikiranku yang mengawang. Dengan segala pertanyaan yang tak terselesaikan. Dengan rutinitas yang itu-itu saja dan membuat bosan.

Aku hanya butuh jawaban atas pertanyaan tentang hidupku yang kurasa hanya hidupku dan aku yang dapat menjawabnya. Semua hanya berputar di situ. Hanya berputar pada bagaimana aku menjalani hidupku dan untuk apa hidupku. Bagaimana aku mencapai tujuanku. Bagaimana aku mencapai visiku. Bagaimana aku mewujudkan mimpiku. Tapi, aaargh, aku bahkan tak tahu bagian yang paling penting dari semua itu! Apa visiku? Apa tujuan hidupku? Apa mimpiku? Apa? 

Yah, tapi kurasa, aku belum cukup mampu mengenal diriku, apalagi kujawab itu?

Pusingku semakin menjadi. Ah, sudah mari aku cukupkan saja. Bisa sepakatkah kita jika aku berkesimpulan bahwa hanya visi, mimpi, dan tujuan hidup yang dapat menjawab semua pertanyaanku tentang hidup? Bahagiaku seharusnya ada, pada visiku, mimpiku, dan tujuanku. Langkahku akan kupakai untuk menggapai semua itu hingga akhirnya melekat pada riwayatku. Ya, dan tampaknya setelah pusing ini mereda, segera, aku harus mulai mencari itu. Menemukan visi, mimpi, dan tujuanku. Apa lagi kalau bukan itu? 

(Di tengah kepenatan, 10 November 2014)

5 comments:

  1. hi, Cha. bernasib kurang lebih sama nih, belum menemukan tujuan. masih pengen ini pengen itu, tapi ya bukan tujuan, lebih ke arah banyak mau aja :|

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yes! That's the point. Mau dibawa ke mana hidup kita?

      Delete
  2. ngena banget cii. rutinitas sering menjadikan pembodohan diri yg signifikan sampe sampe lupa segalanya bahkan mengedepankan jati diri yang sebenernya belom tau arah tujuan dan mau dibawa kemana. so saaddddd

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makanya Nas! Kapan-kapan kalo maen, obrolannya yang serius. Jangan ngobrolin cewe mulu ;)

      Delete
    2. kayak nya kalo ke royal ngga pernah ngebahas cewe dahh. sini kena situ kena kan nih.

      Delete

Thanks for leaving a comment :)