Friday, July 5, 2013

Masih ada TITIK TERANG.


Berikan kami Titik Terang
Bukakan kami jalan benderang
Kekasih hati genggam tanganku
Tataplah mataku menembus pusat jantungku



Titik Terang-Sidang Rakyat Dimulai.
Karya Ratna Sarumpaet - Satu Merah Panggung.
Rabu, 3 Juli 2013. 20.00. Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki.



Entah apa yang membawa pikiran saya ingin sekali menonton pertunjukan ini.
Bermula dari kicauan Rio Dewanto di twitter beberapa waktu lalu yang menampilkan poster pementasan Titik Terang, saya langsung tertarik dan mencari teman yang juga ingin menonton. Setelah mendapatkan kawan yang akan menemani saya menyaksikan perhelatan ini, saya akhirnya tinggal menunggu tanggal.


Entah apa pula yang membawa saya pada suatu keberuntungan untuk hadir dalam jumpa Pers Titik Terang, Selasa, 25 Juni 2013 lalu. Rasanya, hasrat makin menggelora untuk menyaksikan pertunjukan yang akan digelar empat hari ini. Melalui jumpa Pers itu, saya mendapatkan gambaran mengenai apa isi cerita yang akan diceritakan. Ternyata, mengenai kehidupan suatu negeri yang begitu kaya akan hasil alam, namun rakyatnya masih mengalami kemiskinan. Ternyata, mengenai pemerintahan suatu negeri yang dirasa sudah carut marut, dan saatnya rakyat menampilkan kekuatannya untuk berontak.

Entah apa juga yang akhirnya membawa saya dan seorang teman sampai berhasil dan tak terhalang suatu apapun untuk menyaksikan TITIK TERANG pada hari pertama, Rabu 3 Juli 2013 kemarin. Sayangnya, karena kondisi saku yang harus disesuaikan, kami hanya dapat menyaksikan dari posisi kursi balkon. Namun tak apalah, toh penampilan selama kurang lebih dua jam itu masih bisa saya nikmati.

Titik Terang-Sidang Rakyat Dimulai adalah produksi pertama dari Satu Merah Panggung yang saya tonton. Sebelumnya ya, belum pernah.

Melalui Titik Terang ini, saya mulai mengagumi keberanian Umi Ratna dalam mengangkat dengan jujur dan apa adanya mengenai kondisi rakyat negeri tercinta. Kemiskinan, keterpurukan rakyat, korupsi, bahkan pelanggaran HAM yang menimpa para perempuan, TKI, dsb. Mengenai manipulasi politik, kebungkaman penguasa, dan berbagai kecurangan lainnya yang merugikan bangsa.

Saya merinding saat melihat tokoh Arma, putri seorang koruptor yang bahkan tak tahu kalau ayahnya koruptor. Saya termangu melihat keberanian tokoh Eddy yang membuat suatu pengakuan mengenai negaranya tercinta (yang kita tahu negara apakah itu). Saya melempar tawa saat melihat tokoh Ria, sang lonte yang cerdas menghadirkan kesaksiannya yang sarat akan isu. Saya tak berkedip menyaksikan jaksa muda pembela rakyat yang dihadirkan dalam sosok Arman, terlepas dari Rio Dewanto yang memerankannya. Saya terpukau melihat sesosok nenek tua yang yakin bahwa masih ada Titik Terang untuk negara ini.

Miris memang, ketika seseorang sadar bahwa satu-satunya jalan keluar mengakhiri penderitaan hanyalah kematian tanpa perlawanan. Sedangkan, pilihan untuk memperjuangkan hidup hanya membuat penderitaan semakin menyengsarakan. Lalu, apa yang harus dilakukan mereka yang tertekan bahkan tertindas? Ratna menjawabnya dengan sidang rakyat. Ya, bahwa kekuatan rakyat yang berdaulat dan kemudian bersatu melawan adalah kekuatan yang patut diwaspadai oleh mereka yang menganggap dirinya paling memegang kuasa.

"Berhati-hatilah pada amarah rakyat, karena ketika semua rakyat bersuara dan bertindak, habislah." adalah serangkaian kalimat yang dihasilkan oleh pikiran saya setelah menyaksikan pertunjukan ini.

Artistik yang apik, suara nyanyian anak-anak kecil yang begitu merdu, serta lagu yang mengiringi Titik Terang hanyalah bonus saja untuk saya sebagai penikmat. Namun, keberuntungan utama yang saya dapatkan terletak pada kesadaran yang kemudian muncul, serta mata yang mau membuka menyaksikan kondisi sebenarnya negeri ini. Kondisi-kondisi yang disalurkan Umi Ratna lewat dialog-dialog lugas para tokoh yang rasanya pasti membuat penonton menganga dan menganggukan kepala tanda setuju.

Akhir kata, saya, sebagai penonton yang menikmati karya Satu Merah Panggung 3 Juli kemarin, hanya ingin menyampaikan selamat. Selamat pada mereka semua yang bersama-sama, telah berhasil mencipta Sidang Rakyat ini. Selamat, selamat!

2 comments:

  1. - kok 25 Juli to.....? (jumpa pers-nya)
    - klo hari ke-3 (05-06-2013) PenontonBalkon -- boleh PINDAH ke Penonton VIP (di pertengahan pertunjukan -- saat adegan Ria/Pelacur berMONOLOG) -- sungguh sangat-sangat beruntung kita nya. hehe..
    - saya jga penonton perdana teater SatuMerahPanggung ini.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haha iya ada sedikit typo berarti. Maksudnya bulan Juni kok :)
      Kamu juga penonton balkon? Di hari pertama? :)

      Delete

Thanks for leaving a comment :)