Tuesday, April 28, 2015

Felix Pradipta & Joshua Sudihman - KANEKIN [YPASM TALKSHOW]

Sama seperti @aprishiallita, DUO Felix Pradipta dan Joshua Sudihman juga mengisi acara Young People And Social Media di sesi pertama, bersama dengan @elisaolga. Mereka berdua, bagi saya adalah cowok-cowok keren dengan ide-ide kreatif, out of the box, yang totally membawa dampak positif. Apa yang telah mereka buat dan hasilkan (baca: KANEKIN) saya kira benar-benar berguna bagi kemaslahatan orang banyak, terutama orang-orang yang bergelut di industri lokal (pencipta dan penggiat brand lokal). 


Kiri ke kanan: Moderator (Yani), Joshua, Felix 
So, what is KANEKIN?

Berdasarkan informasi yang saya kumpulkan selama duo ini cuap-cuap di depan, KANEKIN ini sebenarnya merupakan Graphic House dan sering menangani urusan-urusan tentang brand. Kemudian, seiring berjalannya waktu, mereka berinisiatif meluncurkan Kanekin Magazine, sebuah majalah yang mengulas tentang brand lokal. Inisiatif ini tentu tidak muncul begitu saja, melainkan punya 'sebab' di baliknya. Joshua mengaku bahwa ia dan Felix memiliki keprihatinan terhadap pengusaha-pengusaha brand lokal yang usahanya naik turun hanya karena kurangnya support terhadap brand lokal. Kebanyakan orang-orang Indonesia sendiri, justru banyak yang nggak percaya diri kalau menggunakan barang-barang dari brand lokal, padahal kalau hal seperti ini dibiarkan, maka roda usaha ini pasti akan terus meredup. Untuk itu, Kanekin Magazine, dengan konsep desain yang minimalis dan eksklusif (nggak kalah sama majalah-majalah mahal keluaran luar negeri) berusaha menjadi satu wadah atau media untuk mengenalkan serta mempromosikan brand dalam negeri yang sebenarnya juga sangat berkualitas bahkan layak untuk bersaing dengan brand dari luar. Kanekin Magazine diciptakan untuk memuat artikel-artikel yang menarik dan mengulas tentang cerita dibalik perjalanan sebuah brand atau entrepreneurship di Indonesia, termasuk bagaimana awalnya brand itu berkembang. Artikelnya dikemas dalam bentuk cerita (story).

Sebegitu menarik konsep dari Kanekin Magazine ini, Joshua dan Felix sampai berhasil mendapatkan satu tawaran yang tidak diduga-duga. Joshua mengibaratkannya seperti menang lotre. Ceritanya, ketika edisi pertama dari Kanekin Magazine ini terbit dan mulai dipromosikan lewat media sosial Instagram, Joshua dan Felix menerima sebuah email masuk yang dikirim oleh seorang ahli IT dari Amerika. Orang tersebut menyatakan ketertarikan dan kesukaannya pada value dan visual yang dibawa oleh Kanekin Magazine. Orang ini pun menawarkan jasanya untuk membuatkan website bagi Kanekin Magazine. Dengan segala kerumitan website yang diajukan oleh Joshua dan Felix, orang ini tetap menyatakan sanggup. Lah, analogi lotrenya di mana? Di sini: website tersebut akan dibuatkan secara GRATIS, padahal nilai pembuatannya sendiri mencapai 100 juta. WOW!

Sampai saat tulisan ini dibuat, website Kanekin Magazine masih dalam proses pembuatan. Nantinya, website ini akan dibuat sedikit berbeda dengan Kanekin Magazine versi cetak. Jika Kanekin Magazine versi cetak ditulis dalam bahasa Indonesia, maka website Kanekin Magazine akan dikembangkan dalam bahasa Inggris. Kemudian, versi cetak Kanekin dengan tagline Indonesian Brand Story itu akan terus memuat ulasan dan cerita dibalik brand lokal berkualitas di Indonesia, sementara versi web-nya akan mulai mengulas juga tentang brand luar (well, strategy) dengan komposisi konten 60%-40% untuk brand lokal. Ah ya, satu perbedaan lagi! Kanekin versi website nantinya juga akan lebih tuntas mengulas profil orang-orang yang ada di balik sebuah brand itu sendiri, sedangkan versi cetaknya akan membahas bagaimana brand itu sendiri dapat berkembang.

Dalam satu bagian Tanya-Jawab, Joshua sempat mengajak semua orang yang memiliki BRAND LOKAL (fashion, restaurant, hashtag, dll) untuk submit profil ke Kanekin Magazine agar dimuat *lumayan, lho!*. Syarat brand yang ceritanya akan dimuat di Kanekin juga tidak terlalu sulit, yakni sebagai berikut:

- brand betul-betul asli buatan sendiri,
- kreativitas tampak secara nyata (harus ada kreativitas-nya!), dan
- berasal dari ide sendiri.

Biaya? Nggak perlu memikirkan biaya karena Kanekin Magazine akan memuat profil brand lokal terpilih secara cuma-cuma alias tidak perlu bayar alias gratis! Nah, kelihatan kan bagaimana Felix, Joshua, dan Kanekin-nya betul-betul ingin mendukung perkembangan brand lokal? It's truly positive

Selanjutnya, pertanyaan yang wajib dan harus ditanyakan:

MENGAPA LEWAT MEDIA SOSIAL? Dan MENGAPA INSTAGRAM?

Joshua dan Felix, lewat Kanekin, lebih memilih Instagram karena basic mereka berdua yang sama-sama dari jurusan desain visual. Untuk itu, bagi mereka berdua, platform yang lebih mewakili kebutuhan visual adalah Instagram. Selain itu, pertumbuhan komunitas (community) di Instagram juga tergolong cepat. Ini akan jadi salah satu hal menarik jika dikaitkan dengan ilmu strategi. Bukan begitu? Nah, satu lagi alasan yang nggak ketinggalan adalah bahwa Instagram betul-betul sedang happening di masa sekarang ini.  

Dengan menggunakan media Instagram sebagai alat untuk menyuarakan aksinya, Joshua dan Felix juga pernah mengalami minimnya dukungan pada awal Kanekin terbentuk. Namun, secara perlahan tapi pasti, dengan nilai kreatif yang ditunjukkan, serta dengan konsistensi yang Kanekin bangun, banyak juga orang-orang yang mulai mengenal bahkan ingin tahu dan ingin membaca langsung Kanekin magazine.

Kejadian minim dukungan ini juga ternyata tidak hanya dirasakan oleh Kanekin, melainkan dirasakan pula oleh Felix secara pribadi. Felix adalah seorang yang mencetuskan ide untuk menggunakan hashtag #whiteaddict di Instagram. Alasannya sederhana, Felix sangat menyukai foto dan sering mengambil foto yang didominasi oleh warna putih. Kemudian, setelah memiliki ide ini, Felix sering meminta teman-temannya untuk ikut menggunakan hashtag #whiteaddict di Instagram dan responnya beragam. Ada yang dengan senang hati mendukung, namun ada pula yang merasa #whiteaddict itu nggak perlu. Lalu apa yang dilakukan Felix? Ia tetap konsisten mengunggah foto-foto #whiteaddict-nya ke Instagram dan sampai saat ini, foto-foto yang menggunakan hashtag #whiteaddict sudah mencapai 70ribu lebih. Bukan dari Felix seorang, melainkan juga dari banyaknya pengguna Instagram lain yang tertarik. Cool!

Kembali lagi ke Kanekin Magazine, ketika ditanya mengenai profit, duo ini mengaku bahwa mereka nggak mengambil untung sama sekali. Tujuan mereka memang terletak pada value atau nilai yang ada dalam diri Kanekin Magazine dan ingin ditonjolkan.

Sependengaran saya, Kanekin Magazine ini dibanderol dengan harga yang tidak bisa dibilang murah. Satu eksemplarnya bisa diperoleh dengan harga 155ribu rupiah namun begitu, kedua edisi Kanekin Magazine tetap habis terjual. Bahkan orang-orang yang tertarik ingin membaca Kanekin, jumlahnya lebih banyak dari jumlah eksemplar Kanekin Magazine yang dicetak. @elisaolga, sebagai salah satu orang yang membeli Kanekin Magazine ini mencoba mengemukakan alasan atas ketertarikannya pada Kanekin. She said...
Kanekin Magazine ini menarik, hanya digagas oleh dua orang, tanpa dikerjakan oleh tim besar seperti tim majalah di luar negeri namun bisa menghasilkan karya yang berkualitas bagus. Foto-fotonya bagus dan bahan majalahnya sendiri pun bagus. 
Ternyata benar ya, kualitas dan nilai yang dibawa oleh suatu produklah yang paling penting dan dipertimbangkan oleh orang-orang. We see that Kanekin already proved it!


Dalam satu tahun perjalanannya, Kanekin telah menghasilkan dua majalah yang berbobot dan membuktikan dukungannya terhadap brand lokal. Tak hanya suka, duka Felix dan Joshua pun ada. Mereka harus menerima kenyataan bahwa mereka harus mengerjakan semuanya sendiri dan beberapa kali sampai pagi. Walaupun demikian, ketika hasilnya sudah jadi dan membawa manfaat bagi orang lain, pasti rasanya bangga banget ya jadi mereka berdua?
Mereka sudah berani dukung produksi dan karya dari negeri sendiri dengan KANEKIN, lalu kamu (dan saya) berani dukung hal positif apa?
JOSHUA AND FELIX SAID...

Kalau mau membuat dan melakukan sesuatu di media sosial, just keep on posting. Jangan lupa juga untuk cari sekutu sebanyak-banyaknya. Semua bermula dari massa yang kecil, kelompok yang kecil. Minta tolong semua kontak yang ada untuk turut membantu dan percayalah semua akan meluas. That's how networking works. Dan tetap KONSISTEN.
__________________________


Instagram KANEKIN: @kanekin_

Website: on progress

No comments:

Post a Comment

Thanks for leaving a comment :)