Bulan Mei, jaman-jamannya mau UAS kan ya sebenernya, tapi nggak disangka-sangka, justru di bulan ini, FIB banyak banget acaranya. Berderet-deret. (Biasa juga banyak sih, tapi ini berderet-deret banget gitu, huahaha).
Jadi, langsung aja, di postingan ini gue mau nyeritain tentang beberapa acara di FIB yang gue tonton. (niatnya sih ya, menjelang UAS mau fokus belajar, eh malah begini jadinya, haha).
Langsung aja deh ya, gue mau cuap-cuap tentang beberapa acara oke kece yang gw tonton itu:
1. Pementasan Teater "Waktunya Lelaki" by Teater Agora.
|
sumber: http://majalahcobra.com/wp-content/uploads/2013/05/poster-grainin.jpg |
Pementasan ini sebenarnya salah satu bagian juga dari acaranya anak FILSAFAT (PhilosoFair) pas tanggal 14-15 Mei 2013 kemaren. Ya bisa dibilang, pementasannya untuk closing gitu. Sebenernya, di acara ini, ada 1 seminar yang pengen banget gue ikutin, soalnya tema seminarnya seputar LGBT gitu. Tapiiiii, karna ada urusan lain, akhirnya nggak jd ikut seminar itu dan cuma berkesempatan nonton pementasan teaternya aja.
Selain ini merupakan tugas dari kelas Paradigma Feminisme yang gue ikutin, keputusan buat nonton teater ini juga datang dari kesadaran diri gue yang sebagai anak FIB jarang banget nonton teater. Masa iya udah mahasiswa nontonnya FTV melulu *eh, nonton tipi aja jarang sebenernya. Haha. Nggak cukup kesadaran aja, tapi judul dari teater ini juga bikin penasaran. Sehinggaaaaa, gue memutuskan, "oke, gue harus nonton pementasan ini." dan langsung beli tiket presale seharga 10.000 rupiah saja sodara-sodara!
Penampilan dari teater Agora ini dipentaskan di Auditorium Gedung IX FIB UI, hari Rabu, 15 Mei 2013 pada pukul 16.00. Gue nonton sama Sekar, Melyssa, dan Caya. Kita milih duduk di bagian audit di sayap sebelah kanan, soalnya nggak kebagian di tengah. Penuh banget gitu yang nonton.
Pertunjukkan kurang lebih berlangsung 2,5 jam. Plot ceritanya menarik. Sebagai orang yang nggak pernah berkecimpung di dunia perteateran, gue menganggap pementasan ini ditujukan untuk mengangkat problematika kehidupan antara perempuan dan laki-laki. Iya, antara dua gender itu (entah bener atau salah). Hehe. Kenapa gitu? Soalnya dari 4 kisah yang dihadirkan dalam pementasan ini, semua membahas dan mengangkat mengenai kehidupan antara laki-laki dan perempuan, baik dalam hubungan suami-istri, hubungan pacaran, hubungan ibu-anak laki-laki maupun hubungan ayah-anak perempuan.
Dalam pementasan teater ini, gue ngeliat kalo ternyata, sebenarnya nggak cuma perempuan yang sering merasa dirugikan atau menderita, tapi laki-laki juga bisa menderita, bisa memiliki problem, bahkan juga bisa merasa sangat rendah. Pelik sih emang, kalau udah bicara isu-isu begini. Hehe. Tapi ya, setidaknya pertunjukkan 2,5 jam ini nggak ngebosenin dan gue nggak ngablu-ngablu banget gitu nontonnya. Hehe.
Dibahas di kelas Paradigma Feminisme pas hari Jumat, akhirnya sedikit banyak gue ngerti inti dari cerita Waktunya Lelaki ini. Dibahas dari kisah per kisah, sebenernya semua kisah ini mengangkat problem kebertubuhan, seksualitas, dan yaaa, lagi-lagi kalo mau dibahas, ya jadi panjang banget pasti.
Intinya adalah, gue nggak nyesel nonton pementasan ini, soalnya dipenuhi humor juga, jadi nggak garing pementasannya! Kerenlah! :)
2. Kilau Nusantaraku by Komunitas Tari FIB UI Nartana Buddhaya.
|
sumber: http://depokita.com/wp-content/uploads/2013/05/Kilau-Nusantaraku-FIB-UI-Mei-2013.jpg |
Pagelaran Tari dari Nartana Buddhaya ini diadakan hari Jumat, 17 Mei 2013. Berbekal tiket gratis dari RTC UI FM (gretongan banget yee!), gue cuss nonton acara ini. Mata terpuaskan banget! Pagelaran ini menampilkan 9 repertoar tari dan satu repertoar musik yang menurut gue berkualitas.
Baca dari buku acaranya sih, dalam Kilau Nusantaraku ini, dilibatkan 44 penari, 15 pemusik, dan banyak lagi di tim produksinya. Acara yang luar biasa!
Jujur aja, ini baru pertama kali gue nonton pagelaran tari. Dan, gue langsung disuguhkan dengan pagelaran yang benar-benar berkualitas. Terlebih lagi, penutupnya adalah tari Saman, salah satu tarian yang emang menurut gue sulit dan butuh latihan ekstra. Beberapa temen gue juga ngakuin sih, mereka latihan sampe malem-malem banget, bahkan lewat tengah malem.
Perjuangan mereka dan persiapannya akhirnya berbuah manis. Auditorium Gedung IX penuh akan penonton yang bertepuk tangan dan menatap kagum. Waaaah, selamat ya Nartana Buddhaya! :)
3. Bulan Bujur Sangkar by TEATER PAGUPON.
|
sumber: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhAJmVDtzDmNXcmE-FNXOMkWidCNeVNh2CW5VuWjBy-egP4qxBeZ5xK6L4wu14ncIe3K5v2mbU2cfUASMoWJleZJ6iHmjCyckazIJFJ3FjdNddd8Zw4qcskgJkFl7jEIrs1eQ0xIhMLLkj_/s1600/BKZTbW9CQAEKFDO.jpg+large.jpg |
Nah, ini nih! Teater ini dipentaskan pada hari Senin, 20 Mei 2013 kemarin, dan untuk nonton ini gue cabut kelas Italia. (Bandel, ye!). Hehe, sekali-sekali doang aja nggak papa lah yaaa.
Pementasan ini dimulai pukul 16.30 setelah sebelumnya ada penampilan dari SASINA. Pementasan ini juga merupakan rangkaian dari acara Indonesia Tebar Pesona, yang merupakan peringatan hari ulang tahun IKSI. Gue nonton sama anak-anak TERAS 531 (Jantrio, Gaby, Maria, Lukas), kak Jenny, daaan sama Caya juga Tia.
Durasi Bulan Bujur Sangkar nggak terlalu lama, cuma sekitar 1,5 jam-an. Tapiiii, makin lama makin gue coba memahami jalannya cerita, gue makin nggak paham (nah loh!). Iya, abis kata beberapa teman, sebenarnya kekuatan cerita karya Iwan Simatupang ini ada pada dialognya, sedangkan dialog-dialognya aja beberapa ada yang hilang karena ketutupan sama musik. Dan, akhirnya, di tengah-tengah cerita, gue banyak yang miss akan dialognya, terus kadang-kadang pikirannya jalan-jalan dulu kemana, akhirnya nggak paham-paham banget ceritanya. Yang gue pahamin adalah, kurang lebih ceritanya berputar pada kematian. Tapi, beberapa dialog yang gue denger, ada juga yang bahas tentang kemunculan ilmu-ilmu, sosiologi, ekonomi, matematika, dan lain-lain, sehingga gue juga agak susah nyambung-nyambungin ceritanya. Hehe.
Dari segi pemainnya sih, oke-oke. Cuma mungkin vokalnya ada yang dikalahin sama musik, sehingga mungkin harus berusaha lebih lagi biar tetap kuat vokalnya. Musiknya juga bagus, ya udah terkenal lah yaaa kalo musiknya oke. :)
Namanya teater, setiap orang punya interpretasi masing-masing terhadap apa yang mereka nonton dan saksikan. Nah, kalo buat gue, gimana mau interpretasi, kalo seandainya, dialog-dialognya aja ada yang gue nggak dengerin. Dan, gue juga nggak begitu ngerti. Hehe.
Pas nanya ke Caya sama Tia, kita juga sama-sama nggak ngerti (dasar!) haha.
Tapi, yaudahlah yaaa, nggak ada salahnya kan mencoba tahu meskipun ujung-ujungnya sulit untuk tahu. :)
4. RAJAM on SULAP SASTRA.
|
sumber: http://majalahouch.com/newversion/wp-content/uploads/2013/05/Event.jpg |
Judul teaternya RAJAM. Judul acaranya SULAP SASTRA. Yang ngadain adalah English Art Lab dan IKMI FIB UI. Diadakan tanggal 22-23 Mei 2013. (Ini gue nulis atau jawab isian titik-titik sih ya?).
Awalnya, belum tertarik untuk menonton pertunjukkan ini sampai seorang teman nawarin tiket yang dia jual. Tak kuasa menolak (ckck), akhirnya gue keluarin duit 10.000 rupiah untuk beli tiket pre-salenya.
Tanggal 23 Mei 2013, pukul 16.00, gue masuk ke ruang auditorium Gedung IX FIB UI (selalu ya disini), dan menyiapkan diri nonton RAJAM!
Ceritanya jauh lebih eksplisit dan maknanya lebih mudah didapatkan. Kurang lebih, pementasan ini ditujukan untuk mengangkat isu kekerasan terhadap perempuan yang kerap dilakukan, terutama perilaku perkosaan. Banyak perempuan yang diperkosa, namun tetap dipersalahkan. Yaaa, kejadian-kejadian yang kurang lebih membuat perempuan mengalami "sudah jatuh tertimpa tangga pula".
Pemeran utamanya, menurut gue bagus banget! Dia hafal dialog yang supeeeeeeeeeeeer panjang, dan hampir tidak melakukan salah sama sekali. Keren, keren!
Pemeran lainnya juga nggak kalah oke. Sayang, durasinya terlalu sebentar. Hehe, berbeda dengan kata buku acara yang bilang kalo pertunjukkannya berlangsung selama 100 menit, ini kayaknya cuma satu jam-an gitu.
Nggak banyak yang mau gue katakan tentang pertunjukkan ini selain selamat untuk para pementas!
5. NGAMEN SASTRA 2013: ROCK CARNIVAL.
NO COMMENT. NGGAK NONTON! BETE.
Acaranya bertepatan banget sama BANGSAL PMKAJ US. Jadi, ya gitu deh. Haha. Yasudahlah yaaa.
Yaaa, kurang lebih begitulah acara-acara yang memenuhi gedung IX FIB UI dari minggu ke minggu di bulan Mei. Acara-acara yang membuat gue membuka mata terhadap adanya problematika laki-laki perempuan, terhadap tarian-tarian nasional yang nggak kalah bagus sama tarian modern, dan juga terhadap peristiwa pemerkosaan yang selalu memosisikan perempuan di posisi yang terpojok. Acara yang membuat gue bangga jadi anak FIB.
FIB, FIGHTING IN BOLD! :)