Pada akhirnya saya tergoda oleh karya
Paulo Coelho. Pada akhirnya, saya penasaran dengan penulis yang banyak
melahirkan karya populer dunia itu. Pada akhirnya, saya membeli satu karyanya yang berjudul
Selingkuh (judul aslinya Adultério, dan bukunya ditulis oleh Paulo Coelho
dalam bahasa Portugis). Pada akhirnya, saya menghabiskan 4 hari untuk
menyelesaikan halaman per halaman Adultério
yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa yang pastinya saya mengerti dengan (cukup) baik, bahasa Indonesia. Pada
maha akhirnya, saya pernah juga membaca karya Paulo Coelho.
Lalu, akankah saya membaca
karyanya yang lain?
SINOPSIS
Adultério bercerita tentang seorang wanita yang memiliki kesuksesan dalam
karirnya sebagai jurnalis, mempunyai keluarga yang harmonis, jika belum tentu
bisa dikatakan bahagia, dengan seorang suami yang masuk daftar orang terkaya di
Swiss, dan dikaruniai dua orang anak. Hidupnya bisa dinilai sempurna dan tak
bercela, sebelum akhirnya wanita bernama Linda ini menyadari ada satu bagian
dalam hidupnya yang masih kosong. Kesadaran yang timbul setelah ia melakukan
sebuah wawancara dengan seorang narasumber yang mementingkan gairah hidup
daripada menjadi bahagia. Dari sana, Linda mulai memiliki ketakutan-ketakutan
yang sukar dijelaskan, tetapi selalu muncul membangunkannya setiap malam.
Pelan-pelan ia menyadari, ia hanya takut pada masa ketika segala yang ia miliki
berubah, semisal hilang atau lenyap. Celakanya, ia juga takut bilamana ia hanya
selalu menjalani rutinitas yang sama setiap harinya —mengurus suami dan
anak-anak, menjadi ibu serta istri dan wanita karir yang hebat— tanpa pernah
mencecap adanya sesuatu yang ‘berbeda’. Kekhawatiran akan dua hal yang sama
sekali bertolakbelakang ini akhirnya membawa Linda ke dalam petualangan-petualangan
hidup, yang bahkan ia sendiri tak pernah sadar ia sanggup melakukannya. Linda
mulai jatuh cinta lagi pada cinta monyetnya kala remaja. Dari sinilah semua
bermula.
***
Adultério menggunakan sudut pandang Linda sebagai pencerita, sehingga saya
merasa seperti kawan yang mendengar curahan hati Linda secara langsung. Latar
waktu yang digunakan sekiranya sudah cukup modern, melihat bahwa perangkat
canggih seperti iPad turut disebutkan dalam berbagai potongan cerita. Yang
menarik adalah penggunaan latar tempat di dalam novel ini. Linda dalam Adultério berhasil mengajak saya untuk
membayangkan suasana kota Jenewa, dan beberapa daerah lainnya di Swiss.
Imajinasi saya berhasil diajak ‘main’ untuk memperoleh visualisasi pemandangan
yang sejatinya indah dan menenangkan pikiran.
Membaca Adultério membuat saya terkadang geregetan. Saya tidak habis pikir dengan
pola pikir seorang Linda yang justru terus mencari cara untuk mencari gara-gara
dalam hidupnya. Namun, jika dikaitkan dengan permasalahan yang dia hadapi
setiap malam, saya mulai bisa menerima bahwa Linda hanya mencoba mencari cara
selain menenggak obat-obatan dan berusaha menggunakan pikirannya sebagai
manusia, untuk keluar dari kubangan permasalahan yang ia rasakan dalam
hidupnya.
Keputusan yang dianggap Linda merupakan
solusi untuk menyelesaikan masalahnya ternyata justru merupakan awal dari
munculnya masalah yang lain lagi. Uniknya, hal ini justru menambah semangat
Linda, seolah ia siap untuk menghadapi masalah-masalah yang kemungkinan besar
dapat menyerangnya setiap saat. Mengapa? Karena melakukan suatu tindakan yang
berbeda dari tindakan yang biasa adalah sebuah cara untuk mengatasi
permasalahannya, bagi Linda. Kebosanan akan melulu melakukan tindakan dan
rutinitas yang sama persis setiap harinya telah membuat Linda menjadi orang
yang (sangat) berani. Berani untuk berpaling.
Wawancara dengan seorang politikus yang
merupakan mantan kekasih menjadi pintu masuk menduanya Linda dari suaminya. Namanya Jacob,
lelaki yang kemudian menjadi pembangkit gairah baru dalam hidup Linda. Linda
seperti dibutakan karenanya, ia hampir melakukan tindakan yang bahkan mampu membahayakan hidup orang
lain. Dan herannya, ia senang melakukan itu semua. Linda seperti menemukan oase
di tengah padang gurun. Linda mendapatkan kembali gairah hidupnya setelah
bertemu Jacob. Linda merasa, ia telah menjadi pribadi yang lain, dan untuk hal
ini, ia berhasil membebaskan diri dari kegiatan yang sama dan terus sama setiap
harinya.
Adultério dari kaca mata saya seperti menampilkan sebuah pemaparan yang
mempengaruhi saya untuk kembali merefleksikan hidup dari berbagai aspek
kehidupan seorang manusia, seperti pencarian manusia akan rasa aman —termasuk
keinginan besar untuk mencoba membahagiakan banyak pihak—, ketidakpuasan
manusia akan segala pencapaian yang telah berhasil ditaklukan, hasrat
terselubung manusia untuk selalu melakukan sesuatu yang ‘berbeda’ dan
‘menantang’ —tentunya sangat kontras dengan rasa aman yang digadang ingin
dimiliki oleh setiap individu—, keinginan kuat manusia untuk menjadi pribadi
yang bebas, serta potensi yang dimiliki setiap manusia untuk menyebabkan
kondisi hancur.
Kadang kala, manusia memilih untuk tetap
berada pada zona nyamannya karena merasa bahwa zona nyaman yang menjadi tempat
ia berkubang adalah zona paling aman dan mampu memberikan semua yang dibutuhkan
oleh seorang manusia. Itulah yang dialami Linda selama sepuluh tahun
pernikahannya. Ia melakukan rutinitas yang sama setiap harinya tanpa pernah
berpikiran untuk mengubahnya. Ia menjalani peran sebagai ibu dan istri yang
baik demi membahagiakan keluarganya, demi untuk tampil sempurna. Ia tidak
berani mencoba sesuatu yang lain karena takut bahwa akan memberikan perubahan
keadaan. Akan tetapi, lambat laun Linda menyadari bahwa ia sedang terjebak
dalam rasa amannya sendiri dan terperangkap dalam keinginannya untuk terus
membahagiakan orang lain.
Lama-kelamaan, ketika seorang manusia
—dalam Adultério, Linda adalah
contoh— sudah mulai menemukan titik jenuh dalam rasa amannya, maka ia akan
mulai merasa bosan dengan hidupnya yang monoton atau berpusar di rutinitas yang
sama. Maka, rasa tidak puas dan keinginan untuk mencapai yang ‘lebih’ akan
segera mengusik. Namun di sini, Adultério
menampilkan bahwa manusia, sebelum memilih keluar dari rasa amannya, akan
memiliki ketakutan yang amat besar untuk mengambil risiko bahwa keadaan yang
akan ditemui di depan akan jauh berbeda dari keadaan di mana seorang manusia
masih berkutat di zona amannya. Linda juga merasa takut bahwa semua akan berubah suatu saat nanti. Linda melewati
krisis ini sebelum akhirnya memutuskan.
Lagi-lagi, manusia sulit dimengerti.
Ketakutan Linda akan adanya perubahan pada akhirnya kalah dengan keinginannya
sebagai seorang manusia untuk melakukan hal-hal yang menantang. Nyatanya, dalam
Adultério, Linda berselingkuh. Linda
menantang dirinya untuk menjadi seorang yang tidak setia dengan jalan
berselingkuh. Berselingkuh baginya mampu membangkitkan dan menimbulkan semangat hidup
baru. Linda
mencoba menjadi pribadi yang bebas menentukan apa yang ia mau, sekalipun ia
harus melewati berbagai tantangan dan mengambil risiko terburuk sekalipun.
Potensi menyebabkan hancur seperti yang
saya singgung di atas pun nyata tampak di Adultério.
Linda menjadi representasi manusia yang nyaris menyebabkan kehancuran.
Setidaknya, kehancuran diri dan hidupnya sendiri. Linda nyaris menjebloskan
diri ke dalam pusaran kehancuran, jika ia tidak segera menyadari perbuatannya.
Kehancuran yang nyaris menimpa Linda pada akhirnya diselamatkan oleh kasih. Ya,
kasih.
Saya lupa menyampaikan di atas bahwa
aspek kehidupan manusia juga tidak dapat dipisahkan jauh-jauh dari yang namanya
kasih. Adultério cukup banyak
berbicara tentang kasih. Nafas kristiani cukup terasa dalam novel ini seiring
munculnya beberapa kutipan maupun pembahasan ayat atau peristiwa alkitab di
dalamnya. Penopangnya adalah unsur kasih. Bahwa Adultério menunjukkan kasih sebagai satu hal yang sejatinya
dimiliki setiap individu dan kasih akan menyelamatkan.
Kasih itu pada akhirnya ditunjukan oleh
suami sah Linda. Meskipun langkah Linda tinggal sedikit lagi untuk mengakui
semua perbuatannya pada suaminya, dengan kasih yang terpancar dalam kata-kata
dan perbuatan sang suami, niat Linda pun urung. Urung untuk mengakui, namun
bukan urung untuk
memperbaiki.
Menutup
pembahasan saya tentang novel ini, Adultério sesungguhnya memiliki gagasan yang sederhana, namun ia mampu menampilkan
kerumitan-kerumitan hidup manusia. Kisahnya jelas seputar manusia dan sifatnya, serta turut
mengikutsertakan pembahasan manusia
dan KASIH.
Adultério cukup membuat saya merenung dan ingin merefleksikan hidup saya
sendiri. Bagaimana
dengan kamu?
No comments:
Post a Comment
Thanks for leaving a comment :)