Bicara tentang Bali, pastinya yang ada di bayangan kita adalah Kuta, Legian, Sanur, atau paling jauh sedikit adalah Ubud dan Tanah Lot. Karenanya, kawasan-kawasan tersebut memang sudah berpuluh-puluh tahun terkenal akan wisata alamnya yang super indah, kalau nggak bisa kita bilang super memanjakan mata. Bali, yang kerap diberi nama panggil Pulau Dewata memang menjadi daya tarik yang aduhai bagi para wisatawan yang ingin sekadar rileks dan menyegarkan pikiran, plus badan. Semua pasti sepakat, keindahan alam pulau Bali memang tak akan pernah mampu ditolak maupun dielak, bukan begitukah?
Lantas, mengapa ketika semua orang sudah mengetahui tentang Bali, tapi saya masih menulis tentang Bali? Jawabannya sederhana. Karena saya mau memberi pemaparan tentang suatu daerah di Bali yang mungkin masih belum se-hits pantai Kuta atau Seminyak. Namanya, Singaraja.
Tepat! Sebuah daerah di Bali sebelah Utara yang mungkin tidak setenar Uluwatu atau pun Kuta, namun apa yang bisa dinikmati di sana, nggak kalah menarik dari Tanah Lot atau pun Pantai Sanur. Pasalnya di Singaraja, kita bisa bertemu dengan Pantai Lovina, berkenalan dengan Brahma Vihara Arama, bercengkerama dengan Air Panas Banjar, serta bersendagurau dengan Air Terjun Gitgit. Pernah dengar sebelumnya?
Pantai Lovina
Terletak 9 kilometer di sebelah Barat Singaraja, Pantai Lovina ternyata bukanlah pantai yang sembarang diberi nama. Jika ditelisik lebih jauh, namanya berasal dari kata “Love” dan “Ina” yang bisa dimaknai sebagai Love Indonesia. Nah, di sini, ada beberapa hal mempesona yang kemudian menjadi daya tarik. Salah satunya, ada pasir hitam yang mampu membuat kita menikmati pemandangan yang berbeda dari pantai-pantai yang biasa kita lihat. Daya tarik yang paling utama tentunya terletak pada kemunculan lumba-lumba. Hewan ini, secara sangat menggoda, kerap menampakkan diri mereka ke permukaan laut di pagi hari. Dan pastinya, nggak semua pantai punya pemandangan seperti ini, ‘kan?
Sayangnya, supaya bisa menikmati momen penampakan lumba-lumba ini, kita ternyata harus sedikit rela berkorban. Sama halnya dengan pengorbanan melihat sunrise di penanjakan Bromo, di sini pun kita harus bangun lebih awal di pagi hari dan segera menuju pantai Lovina untuk melihat lumba-lumba. Pasalnya, kemunculan mamalia laut sahabat manusia ini hanya akan tampak pada kisaran pukul 6 sampai pukul 9 pagi. Maka, pengorbanan membuka mata sejak subuh mungkin harus kita lakukan dengan suka hati.
Bisa kita bayangkan, pemandangan lumba-lumba atau dolphin yang berloncat-loncatan dari dalam air ini pastinya akan jadi pemandangan yang sungguh memanjakan mata.
Waktu saya mengunjungi Bali tahun 2015 silam, untungnya saya pernah mampir ke sini. Saat itu, saya mendapat informasi penting terkait wisata lumba-lumba ini. Yap! Satu hal yang sangat perlu diperhatikan adalah penyewaan perahu. Jika kita punya keinginan besar untuk melihat lumba-lumba, kita harus memesan atau menyewa perahu lebih awal. Mengapa? Karena, tiket yang kita pesan itu punya jumlah terbatas. Dan harga tiketnya sendiri adalah 60,000 rupiah per orang.
sumber gambar : lovinalumbalumba.com |
Pura boleh saja banyak beredar di berbagai pelosok pulau Bali. Tapi ternyata, Vihara pun merupakan salah satu bangunan yang akan cukup sering kita temukan di Bali. Yang terbesar, ternyata terletak di Bali sebelah Utara. Namanya Vihara Arama, yang turut dikenal pula dengan nama Vihara Buddha Banjar. Perlu diketahui, Vihara terbesar dan megah ini berada di desa Banjar Tegeha yang berada di wilayah kecamatan Banjar di Kabupaten Buleleng.
Sedapnya, tempat ini kita bisa kunjungi setelah bermain-main mata dengan lumba-lumba di pantai Lovina. Pasalnya, untuk melanjutkan perjalanan wisata dari pantai Lovina menuju vihara ini, kita hanya perlu menempuh jarak sejauh 11 kilometer. Beda halnya kalau kita nggak datang dari Lovina, melainkan berangkat dari ibukota Denpasar dan kekeuh mau menyempatkan diri melihat bangunan bersejarah ini. Kita harus segera siap menempuh perjalanan sekitar dua jam, dengan jarak berkisar 100 km. Nantinya, kita harus melewati jalan raya Denpasar-Bedugul-Singaraja untuk mencapai destinasi ini. Hmm, pada punya aplikasi peta online di smartphone-nya, kan?
Bukan hanya kemegahan bangunan yang ditawarkan dan ditonjolkan. Lebih dari itu, pemandangan alam perbukitan desa Tageha juga pastinya akan bisa menyegarkan semua mata yang memandang. Suasananya sepi dan tenang. Maka nggak heran, tempat ini dinobatkan sebagai tempat yang cocok bagi orang-orang yang tetap membutuhkan suasana yang tenang di tengah-tengah perjalanan liburannya. Oh iya, dari tempat ini juga, kita bisa melihat pemadangan pantai Lovina dari jarak jauh, lho. Luar biasa!
sumber gambar: flickr.com |
Badan pegal-pegal, otot tegang, kepala pusing serta mata berkunang-kunang? Rasanya kita bisa mencoba menikmati hangatnya pemandian air panas di obyek wisata Air Panas Banjar ini. Otot bisa lemas, mata pun bisa terhipnotis dengan pemandangan alamnya yang memukau. Bukannya mau sok puitis, tapi di sini, kita bisa menikmati hembusan angin menyapu kulit, dan sentuhan bulir air panas akan segera memanjakan kepegalan yang menimpa. Tubuh rileks, pikiran tenang, otot pun meregang. Lantas, tubuh sudah bisa siaga lagi untuk terus melanjutkan perjalanan jalan-jalan ke daerah sekitar Bali yang lain. Hmm, menarik?
Untuk lokasinya sendiri, pemandian air panas alam ini berada di desa Banjar yang berjarak 24 kilometer dari Singaraja. Faktanya, obyek wisata ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu, tapi hebatnya, Air Panas Banjar ini tetap punya daya tarik dan manfaatnya sendiri, masih benar-benar terasa dan kelihatan. Salah satunya, termasuk penyembuhan penyakit.
Hmm, begini. Kolam air panas di sini dilengkapi oleh air bersuhu 35 derajat Celcius. Katanya, dan menurut apa yang dipercaya, air dengan kondisi suhu demikian di lokasi Air Panas Banjar dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Selain itu ya, manfaatnya masih banyak lagi.
Biaya tiket masuk yang harus kita bayar mengunjungi air panas ini adalah sebesar Rp 5,000 per orang dewasa dan anak-anak sebesar Rp 3,000 per anak. Jam bukanya sendiri adalah dari jam 8 pagi hingga jam 6 sore. Mau mandi seharian? Boleh, asal nggak takut keriput ya kulitnya.
Sekadar informasi aja, barangkali ada yang mau menyempatkan mampir ke lokasi obyek wisata ini. Di tempat ini, kita bisa berjumpa dengan tiga jenis kolam. Yang pertama berukuran 12 m x 1,5 m x 1 m. Kolam ini merupakan kolam yang tertinggi dengan 8 pancuran naga yang mengeluarkan air panas dari mulut-mulutnya. Yang kedua, berukuran 12 m x 10 m x 1-2 m. Jenis kedua ini merupakan jenis kolam yang paling lebar, dan tingkat kedalamannya berbeda-beda. Terakhir, kolam ketiga, meskipun ukurannya lebih kecil, tapi di kolam ini kita bisa merasakan sensasi terapi air dari tiga pancuran naga yang berada di ketinggian 3.5 meter. Super komplit untuk memanjakan badan, kalau begini ceritanya.
Kalau badan rileks, dan syukur-syukur penyakit kita menunjukan tanda-tanda akan sembuh, nyatanya mungkin badan kita akan membutuhkan asupan makanan. Perut merasa lapar dan otak pun akan sulit mencerna apapun, alias susah fokus. Tenang, di Air Panas Banjar, ada restoran yang menyajikan masakan yang bisa bikin kita kenyang. Enaknya, sambil menikmati keindahan alam pula!
sumber gambar: blogspot.com |
Selain wisata pantai, wisata religi, serta wisata mandi-mandi, masih ada satu lagi tempat di Bali sebelah Utara yang cukup menawarkan pesona tersendiri. Orang menyebutnya, Air Terjun Gitgit.
Air terjun ini tepatnya berada di desa Gunung Luwih Gitgit Bali Utara, kabupaten Buleleng. Ditempuh dari Kuta? Kurang lebih, kita akan menempuh perjalanan sejauh 80 kilometer, atau setara dua jam perjalanan. Nggak jauh rasanya, apalagi ketika kita sampai dan menikmati keindahannya.
Untuk menuju air terjunnya, kita langsung aja bisa masuk melalui loket dengan papan penunjuk arah yang disediakan, sehingga mudah ditemukan. Sayangnya kemudian, kita harus melanjutkan perjalanan sekitar 50 meter (deket kok ini) sambil menikmati pemandangan alam berupa sawah, kebun cengkeh dan kebun kopi yang hijaunya akan meneduhkan mata. Kawasan ini juga ternyata menjanjikan suasana yang sejuk dengan angin nan lembut yang siap menerpa tubuh. Harga tiket masuk ke obyek wisata ini sebesar Rp 5,000 untuk orang dewasa dan Rp 3,000 untuk anak-anak.
sumber gambar: wordpress.com |
Whoa... Indah dan bagus sekali gan, makasih sudah berbagi informasi gan, bisa jadi tempat wisata keluarga yang berkesan ni...
ReplyDeletepokerplace88.me
deposit idn poker
daftar idn poker